Menejemen Panik dan Toleransi Stress…

Assalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Satria Hadi Lubis yang sangat saya hormati, begini Pak, saya seorang Bapak berusia 47 tahun. Saya memiliki seorang anak laki-laki yang sekarang menginjak usia dewasa muda. 20 tahun Pak. Karena dia anak tunggal saya benar-benar menginginkan dia jadi "orang." Kadang-kadang saya merasa, saya sangat keras mendidiknya. Terutama ibunya. Kebetulan, ibunya adalah anak tentara. Jadi wataknya memang agak keras. Tapi hatinya baik kok. Anaknya di rumah cukup patuh tapi banyak yang bilang kalo di luaran dia sering berulah. Dan entah kenapa akhir-akhir ini dia seperti menjauh dari kami. Setiap pulang ke rumah. Kerjanya hanya mengunci diri di kamar saja. Pemurung. Tidak senang lagi ngobrol atau bercanda dengan sepupu-sepupunya. Diam seperti patung……Dalam kondisi tertentu dia juga gampang sekali merasa panik… Dan kadang-kadang saya sering mendengarnya menangis terisak….Bayangkan Pak, anak laki-laki menngis..apakah itu normal?Yang ingin saya tanyakan:

A. Bagaimana agar anak itu tidak gampang panik dalam kondisi yang mengharuskan dia bersikap tenang?

B. Bagaimana agar anak saya itu, bisa bereaksi konstruktif terhadap masalah-masalahnya… Dan,

Atas perhatian dan jawaban Bapak saya ucapkan terima kasih.

Wassalam

Bapak yang dimuliakan Allah SWT, kita harus mengetahui dahulu apa penyebab seorang anak itu panik. Penyebab seseorang anak itu panik mungkin disebabkan dia sedang dirundung suatu masalah, cemas, dan takut suatu hal yang telah dilakukannya akan ketahuan. Suatu masalah yang cukup besar, yang dia sendiri tidak sanggup untuk menanggungnya sendirian. Dia butuh seorang untuk berbagi, seseorang yang seharusnya sangat dekat dengan dia. Yaitu sosok ibunya atau bapaknya.

Namun dia takut untuk menceritakan masalah ini kepada orang tuanya. Mungkin ini berdasarkan pengalamannya pada masa lalu, dia sering dimarahi sama ibu atau bapaknya jika dia sering berbuat salah. Dia tahu kalau hal ini diceritakan pasti akan membuat marah orang tuanya. Jadi dia menanggung masalah ini sendiri. Mungkin masalah yang sedang dihadapinya berkaitan dengan membuat aib pada keluarganya.

Pertanyaan tentang bagaimana agar anak itu tidak gampang panik dalam kondisi yang mengharuskan dia bersikap tenang bukanlah pertanyaan yang tepat. Karena anak remaja memiliki emosi yang labil. Yang perlu dilakukan untuk menghilangkan rasa panik yang dialami anak bapak adalah hilangkanlah dulu kecemasan anak itu. Lalu bagaimana cara menghilangkan kecemasannya? Jawabannya adalah ketahui dahulu apa yang dialami anak bapak. Cobalah untuk berbicara dengan anak setenang mungkin. Buatlah dia yakin bahwa tidak ada yang akan memarahi dia, sehingga tidak ada yang perlu dicemaskan. Setelah mengetahui masalah anak tersebut, biarkanlah anak tersebut memecahkan masalahnya sendiri. Karena dengan membiarkan dia memecahkan masalah dia sendiri, itu membuatnya lebih dewasa. Membuat dia juga lebih kontruktif mengatasi masalahnya karena ia percaya bahwa orang tuanya percaya pada kemampuannya.

Demikian jawaban saya. Salam Berkah !

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan