Niat yang Terkotori

Assalamu’alaikum wr. Wb

Saat ini kami bisa dibilang menanggung hidup ipar perempuan saya dan satu anaknya, mereka tinggal di rumah saya yang lama. Terus terang saya kurang cocok dengan ipar saya itu. Kadang kalau saya sudah tipis kesabaran, saya menceritakan ‘beban’ perasaan saya ke temen saya. Namun selanjutnya saya akan merasa sangat bersalah.

Niat awal saya adalah menolong saudara, tapi kenapa akibatnya saya malah jadi meng-ghibah? Menceritakan kelakuan/sifat buruk ipar saya itu ke teman saya. Tapi kalau tidak cerita kadang saya benar-benar pening dibuatnya. Selain itu, teman saya itu kadang bisa memberi saran atau solusi atas masalah saya. Atau kadang hanya sekedar mentertawakan ke-putus asa-an saya menghadapi ipar saya itu (sampai saat inipun saya belum bisa mengajaknya sholat 5 waktu tanpa bolong-bolong ), yang Alhamdulillah bisa sedikit membantu saya untuk bisa tertawa juga.

Kadang terpikir untuk lepas tangan saja, tapi rasanya nggak mungkin, karena saat ini hanya kamiyangAlhamdulillah bisa ‘menampung’ mereka.

Mohon sarannya, terima kasih, wassalamu’alaikum wr. Wr

Ummu Fai yang saya hormati, adalah sebuah perbuatan yang mulia ketika Anda mau membantu ipar perempuan Anda apalagi ia telah mempunyai tanggungan anak. Di mana saat ini beban hidup yang sangat berat, tentulah sangat membantu sekali baginya mendapat "tumpangan" dari Anda

Menasehati ipar anda adalah pula kebaikan. Dan Anda jangan lelah untuk terus memberikan nasehat kepadanya. Namun tentulah ketika memberikan nasehat Anda harus memahami karakternya serta melihat situasi dan kondisi yang sedang terjadi.

Misalnya, Anda tidak harus memberikan nasehat secara langsung kepadanya, cukuplah Anda menyampaikannya kepada suami Anda dan memintanya untuk memberikan nasehat kepada adik/kakaknya. Mungkin akan berbeda hasilnya bila suami yang memberikan nasehat dibandingkan Anda.

Curhat kepada teman boleh-boleh saja. Ada baiknya bila Anda ingin berbagi dengan teman, Anda harus dapat memilah apakah curhat Anda membutuhkan advis/masukan dari teman Anda atau tidak. Dan apakah teman yang ingin Anda minta pendapatnya berkompeten atau dapat memberikan nasehat serta memahami apa yang menjadi kegundahan Anda.

Karena bila Anda hanya sekedar menceritakan tanpa bermaksud mencari solusi yang tepat hanya dapat menjadi kesia-siaan bahkan jadi cenderung ghibah — seperti yang Anda bilang hingga kuatir dapat menghilangkan pahala keikhlasan Anda.

Bersabarlah karena keikhlasan dalam memberikan bantuan juga membutuhkan kesabaran. Mohonlah pada Allah akan ia dibukakan hatinya untuk lebih taat kepadaNya.

Semoga bermanfaat