Prioritas Amanah dan Manajemen Waktu

Asslamu’alaikum

Afwan ustadz mau sedikit bertanya tentang prioritas amanah dan manajemen waktu. ane sekarang kuliah semester 4 dan dengan izin Allah ane banyak dipercaya sama teman-teman untuk memegang amanah. Ane punya kecenderungan tidak bisa menolak dalam amanah sehingga tidak disangka hampir semua wajihah di kampusane ambil.

Hal ini berdampak pada salah satu amanah yang hampir tidak terpegang sama ane yang sebenarnya ini adalah amanah yang cukup berat dan membuat qiyadah ane kecewa dengan ane. semua amanah yang ane ambil bertujuan untuk menunjang dakwah di kampus dan SDM tidak memadaiuntuk ini. yang ane tanyakan prioritas manakah yang harus utamakan dan bagaimana manajemen waktu yang baik.?

Syukron atas bantuaannya

Wa’alaikumsalam

Saudara Fulan yang saya hormati, adalah hal yang mulia bila kita dapat berkontribusi dengan optimal dalam berdakwah. Melalui sarana wajihah dan amanah untuk menduduki suatu jabatan tentunya diharapkan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas dalam berdakwah sehingga kita menjadi bagian dari orang-orang yang mengadakan perubahan bagi masyarakat.

Menjadi ketua atau pemimpin memang merupakan kesempatan kita untuk dapat meningkatkan kualitas dan kualitas berdakwah. Namun kita juga perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang amanah tersebut. Seperti yang Anda katakan pula bahwa amanah adalah hal yang berat dan perlu di emban dengan serius, sungguh-sungguh dan tidak bisa dengan setengah-setengah atau sambil lalu saja..

Oleh karenanya jangan main-main untuk dapat menerima amanah. Pertimbangkan tanggung jawab dan konsukensi bila kita menerimanya. Apakah kita mempunyai kemampuan? Apakah kita mempunyai waktu untuknya? Dan apakah kita siap bila pola hidup kita berubah karena mengurusi sebuah jabatan?

Tidak ada salahnya bila kita mengambil amanah tersebut bila kita memang mampu untuk melaksanakan bebannya, bertanggung jawab dan dapat meluangkan waktu untuknya. Menolak karena keterbatasan tentulah dibenarkan karena hal itu bukan berarti kita menghindar dari beban dakwah. Melainkan daripada justru akan terbengkalai dan amanah tersebut justru dapat menjadi bumerang bagi diri kita dan dakwah umumnya.

Dan bila kita telah terlanjur untuk memegang banyak amanah, maka kita harus siap mengelolanya dengan baik. Pada umumnya para aktivis dakwah mengalami kesulitan dalam hal pengaturan waktunya. Dikarenakan beban yang cukup banyak dan keterbatasan waktu yang tersedia, banyak amanah yang akhirya terbengkalai dan ditinggalkan.

Buatlah skala prioritas.dengan menerapkan kegiatan mana yang perlu paling penting dan perlu dikerjakan dengan segera apalagi bila Anda merasa bahwa hanya Andalah yang bisa menyelesaikannya.

Solusi lainnya dari permasalahan di atas antara lain adalah pendelegasian. Bila kita tidak mempunyai cukup waktu mengelola sebuah kegiatan, bagilah tugas tersebut kepada yang pengurus yang lain, baik besifat sementara maupun permanen. Buatlah pembagian beban tugas yang tidak bertumpu pada satu orang saja tetapi menyebar dengan kepada mereka yang mempunyai fungsi dan tugas yang sudah ditetapkan. Mendelegasikan tugas-tugas menjadikan beban yang tadinya besar dapat menjadi bagaian-bagian yang lebih ringan unruk dilaksanakan.

Yang terbaik bagi kita adalah bagiamana kualitas kita dalam melaksanakan setiap amanah yang kita terima dan bagaimana kita bertanggung jawab dengan melaksanakan segala konsekuensi yang harus dihadapi mulai saat kita menerima amanah tersebut hingga amanah itu berakhir. Adapun kuantitas dari amanah adalah bersifat kondisional bilamana memang tidak ada orang lagi untuk memegangnya. Karena ukuran keberhasilan adalah kualitas dan adalah lebih baik lagi bila kualitas dan kuantitas dapat dilakukan secara bersama

Semoga bermanfaat