Rencana Ke Depan

Assalamualaikum, semoga yang menjawab pertanyaan ini diberikan rahmat dari ALLAH swt.

Langsung saja, saya sebentar lagi pulang dari negeri Jepang ke tanah air Indonesia, nah rencana saya mau buka wiausaha bengkel di kampung, tetapi hati ini ingin sekali hijrah ke bandung di pondok pesantren dauri tauhid dalam rangka mencari ALLAH, kalau membuka bengkel saya takut nanti orientasi saya jadi ke dunia dan lingkungan di sana kurang kondusif, akhirnya melemahkan semngat mencari ilmu akhirat.

Seadangkan kalau saya memilih untuk hijrah ke bandung, bingung juga untuk kerja dimana? mohon sharing-nya, semata-mata saya hanya bergantung pada ALLAH swt, semoga ini tergolong juga dalam usaha saya untuk merencanakan masa depan yang baik.

Wa’alaikum salam wr. wb.

Saudaraku Waluyo yang disayang Allah SWT, keinginan Anda untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT setelah pulang dari Jepang patut dihargai. Semoga niat Anda bisa terlaksana setelah tiba di tanah air nanti.

Saran saya, sebaiknya setelah tiba di Indonesia Anda mencari kerja lebih dahulu agar segera mandiri dan tidak menyulitkan orang lain. Keinginan Anda untuk membuka bengkel di kampung adalah pilihan yang tepat. Alasannya, berwirausaha banyak kelebihannya daripada bekerja dengan orang lain (kerja kantoran). Selain Anda menciptakan pekerjaan baru di kampung Anda, wirausaha juga memupuk mental tahan banting (adversity quotient) dan potensi rezekinya lebih banyak daripada kerja kantoran. Jadi saran saya, tetaplah dengan rencana Anda untuk membuka bengkel di kampung.

Sedang keinginan Anda untuk memperdalam agama bisa dilakukan dimana saja (tidak perlu di Bandung) dan jangan terlalu khawatir dengan pengaruh lingkungan yang buruk. Semua itu tergantung orangnya, walau lingkungan buruk tapi jika iman kita mantap niscaya kita tidak akan mudah terpengaruh dengan lingkungan yang buruk.
Untuk membuat Anda tetap dekat kepada Allah SWT dan tidak mudah terpengaruh lingkungan yang buruk, lakukan langkah-langkah sebagai berikut (yang bisa dilakukan dimana saja) :

1. Melaksanakan ibadah wajib.
Tidak mungkin iman dapat meningkat tanpa melaksanakan ibadah yang diwajibkan di dalam Islam secara rutin. Bohong kalau ada seorang muslim yang berkata imannya meningkat, tetapi setelah kita tilik lebih jauh ternyata ibadah wajibnya jebol. Mungkin itu hanya sugesti yang datang dari syetan supaya kita merasa beriman tanpa perlu melaksanakan ibadah wajib. Yang termasuk ibadah wajib dalam Islam adalah apa yang disebut dalam rukun Islam, yaitu sholat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan, zakat dan naik haji jika mampu.

2. Menambah ibadah sunnah.
Jika iman ingin lebih mantap lagi, sebaiknya kita juga melakukan ibadah sunnah yang merupakan ibadah tambahan (nafilah) dalam Islam. Ibadah sunnah itu banyak, antara lain : membaca Al Qur’an, sholat dhuha, sholat tahajjud, infaq, shaum sunnah, bersedekah, dan lain sebagainya. Lakukankanlah dengan rutin walau sedikit daripada sekaligus tetapi jarang. “Amal yang disukai Allah adalah amal yang rutin walau sedikit” (HR. Muslim). Untuk menjaga rutinitas obadah sunnah sebaiknya Anda membuat catatan tentang ibadah yang sudah dan belum dilakukan dalam setiap hari. Insya Allah dengan rutinitas ibadah sunnah, iman kita akan selalu prima.

3. Menjaga panca indera dari godaan buruk.
Hal lain yang perlu dilakukan jika ingin manjaga iman adalah menjaga panca indera dari pengaruh yang buruk. Menjaga mata dari melihat hal-hal yang dilarang Allah SWT, menjaga telinga dari mendengar kata-kata yang buruk, menjaga mulut dari berkata dusta dan keji, serta menjaga anggota tubuh dari melakukan hal-hal yang dilarang Allah SWT. Khusus untuk mata, inilah pintu masuk yang paling mudah merusak hati. Pepatah mengatakan, “Dari mata turun ke hati”. Itulah sebabnya Allah menurunkan ayat khusus agar kita menjaga pandangan kita (hanya memandang yang baik dan halal saja). “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. 24 : 30).

4. Menjauhi lingkungan yang buruk.
Untuk meningkatkan iman, maka jangan bergaul dengan teman-teman yang tidak mengajak kita ke arah kebaikan. Yang lalai dari mengingatkan kita tentang Allah dan ajaran-Nya (Islam). Jangan tergoda untuk bergaul dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah, walau mereka kaya, tenar dan keren. Sebagian anak-anak muda ada yang tidak begitu sensitif dengan akhlak teman-teman sepergaulannya. Yang dilihat dari temannya hanyalah populeritas, kekayaan atau kecantikan temannya. Hal ini adalah salah dan menjerumuskan kita. Nabi saw pernah mengingatkan kita, barangsiapa bergaul dengan tukang api, maka kita akan terkena percikannya. Sebaliknya, barang siapa bergaul dengan pedagang minyak wangi, maka kita akan terkena harumnya. Pepatah lain mengatakan, “Jika kita ingin melihat kemuliaan seseorang, lihatlah siapa teman-temannya”.

5. Membaca buku-buku Islam.
Cara lain untuk meningkatkan iman adalah banyak membaca buku-buku Islam, terutama buku Islam tentang tazkiyatun nafs (kebersihan hati) seperti buku-buku sufi, sejarah hidup Nabi Muhammad saw, cerita-cerita penuh hikmah, dan lain-lain. Bacalah buku Islam secara rutin dan terjadwal. Jangan pernah abai untuk membaca buku-buku Islam secara rutin. Kalau perlu, kita mempunyai perpustakaan pribadi yang membuat kita lebih mudah membaca buku-buku Islam sesuai dengan keperluan.

6. Mengikuti pengajian.
Hal yang penting dilakukan juga untuk menjaga iman selalu prima adalah menghadiri pengajian secara rutin. Pengajian disini maksudnya adalah belajar agama (aqidah, akhlaq, ibadah, fiqih, dan lain-lain), bukan sekedar belajar membaca Al Qur’an. Sebaiknya setiap muslim memiliki pengajian tetap yang dikunjungi secara rutin. Salah satu perbedaan umat dahulu dan kini adalah umat Islam terdahulu (salaf) mempunyai kebiasaan ngaji. Bahkan mereka merasa aib jika absen dari pengajian. Sebaliknya umat Islam sekarang tidak lagi suka dengan pengajian. Ikut pengajian tidak lagi menjadi agenda prioritas dalam jadwal waktu mereka. Kalau ada waktu kosong baru mereka ngaji. Bukan sebaliknya, berani mengorbankan acara lain demi mengikuti pengajian secara rutin. Faedah ikut pengajian sangat banyak. Diantaranya seperti yang disabdakan Nabi Muhammad saw, “Tidak ada suatu kaum yang menghadiri majelis zikir (pengajian) kecuali malaikat akan mengelilinginya (selama berada di dalam mejelis), dilingkupi oleh rahmat-Nya, diturunkan ketenangan (ke dalam hatinya), dan disebut-sebut namanya oleh Allah SWT di hadapan makhluk-makhluk langit”.

Demikian masukan dari saya, semoga bermanfaat untuk Anda.

Salam Berkah!,

(Satria Hadi Lubis)