Trauma Dan Seni Berkomunikasi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ust. Satria yang saya hormati, kita tahu bahwa komunikasi itu sangat penting. Baik di keluarga, dunia kerja ataupun di bidang bisnis. Saya kira harus punya seninya biar komunikasinya harmonis. Saya pernah trauma ketika saya ngobrol dengan seorang teman di tempat kerja. Saya berucap sesuatu yang saya kira itu hanya bercanda. Tapi ucapan itu membuat teman saya terluka hatinya. Sampai-2 berucap dan berbuat yang kurang sopan. Komunikasi saya menjadi tidak harmonis baik kepada teman itu maupun kepada sebagian teman yang lain. Bagaimana saya mengatasi trauma itu dan bagaimana seni berkomunikasi agar bisa harmonis kepada setiap orang?

Syukron.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Riyadi

Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudaraku Riyadi yang dirahmati Allah SWT, memang berkomunikasi kelihatannya mudah, tetapi berkomunikasi yang efektif dan tidak menyinggung perasaan orang lain membutuhkan keahlian tersendiri.
Saran saya sebaiknya Anda meminta maaf kepada teman Anda yang merasa tersinggung itu. Mudah-mudahan permintaan maaf Anda diterima dan hubungan Anda dapat baik kembali. Dari sini kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa bercanda ternyata bisa menyinggung perasaan orang lain. Oleh sebab itu kita harus hati-hati dalam bercanda. Jangan menyinggung fisik, asal usul, suku, agama atau isyu-isyu sensitif lainnya.
Anda juga bertanya bagaimana seni berkomunikasi yang baik agar bisa harmonis dengan orang lain. Beberapa kiat berikut ini bisa dijadikan acuan untuk Anda :
1. Jangan asyik bercerita tentang diri sendiri. Seringkali kita asyik berbicara tentang diri sendiri, baik tentang pengalaman, perasaan maupun pendapat kita. Bukan berarti kita tidak boleh berbicara tentang diri sendiri, tetapi kalau berlebihan dan tidak peduli dengan pembicaraan orang lain, maka orang lain tidak akan suka berbicara lama dengan kita. Kita akan dikenal sebagai orang yang tidak menarik untuk diajak berbicara.
2. Jangan mendominasi pembicaraan. Seringkali dalam berkomunikasi kita terjebak untuk menyampaikan pengetahuan dan pengalaman kita yang banyak, sehingga tanpa disadari mendominasi pembicaraan. Apalagi kalau orang lain yang mendengarkan pembicaraan kita terpesona dengan apa yang kita sampaikan atau orang lain di sekitar kita tipe pendiam, maka kita akan lebih mudah lagi terpancing untuk mendominasi pembicaraan. Namun lama kelamaan orang biasanya tidak suka dengan mereka yang suka mendominasi pembicaraan, walau pengalaman dan pengetahuan kita begitu hebatnya.
3. Jangan sering memotong pembicaraan. Kebiasaan buruk yang lain dalam berkomunikasi adalah suka memotong pembicaraan orang lain sehingga dapat membuat orang lain tersinggung. Oleh karena itu, prinsip sabar mendengarkan orang lain penting dalam komunikasi. Jangan terburu-buru ingin menanggapi pembicaraan orang lain, sebelum ia selesai bicara walau informasi/pendapat yang disampaikannya salah.
4. Jangan jadi pendengar yang buruk. Biasanya orang yang asyik bercerita tentang dirinya sendiri atau suka mendominasi pembicaraan adalah juga pendengar yang buruk. Ia tidak suka mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Pikirannya sibuk dengan dirinya sendiri atau sibuk untuk menanggapi apa yang disampaikan orang lain. Bukannya konsentrasi mendengarkan secara empati apa yang disampaikan orang lain. Perlahan tapi pasti seorang pendengar yang buruk akan ditinggalkan oleh teman-temannya.
5. Jangan suka menyalahkan atau sok tau mengajarkan orang lain. Dalam berkomunikasi, kita jangan terlalu sering mengajarkan atau menyalahkan orang lain. Pada dasarnya setiap orang sebenarnya tahu apa yang harus dilakukan, tugas kita bukan mengajarkannya tapi mengajaknya untuk berpikir tentang apa yang harus dilakukannya. Caranya bukan dengan memakai kalimat perintah (mis : kamu harus begini!) tetapi dengan menggunakan kalimat tanya (mis: menurut kamu apa sebaiknya yang kamu lakukan?).
6. Jangan bercanda berlebihan. Bercanda adalah bumbu dalam pergaulan. Layaknya bumbu yang sedap dalam makanan, maka jangan terlalu banyak sehingga rasa makanan menjadi tidak sedap lagi. Begitu pula dalam bercanda jangan terlalu banyak atau berlebihan karena dapat membuat orang lain sakit hati.
Demikian beberapa kiat dari sekian banyak kiat tentang komunikasi efektif yang saya ketahui dan saya praktekkan. Semoga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi Anda dan pembaca yang lain.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan