Mencela Agama Orang Lain

Apakah di dalam agama muslim diperbolehkan mencela agama orang lain, bukankah seharusnya saling menghargai tanpa mencari – cari kebenaran agama siapa yang paling benar

Asssalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Islam adalah agama santun dan penuh adab. Di dalam Islam tidak dikenal istilah mencela, apalagi mencaci maki. Islam tidak membenarka apabila ada pemeluknya yang mencela dan mencaci maki pemeluk agama lain.

Bahkan Islam mengancam orang yang kerjanya mencela dan mengumpat dengan neraka Wail, sebagaimana Allah SWT berfirman:

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela (QS. Al-Humazah:1)

Dan kita pun dilarang memaki berhala-berhala yang disebah oleh orang kafir. Kita dibenarkan untuk memberikan penjelasan bahwa berhala itu tidak layak disembah. Dan bahwa benda yang tidak bisa bergerak, tidak makan tidak minum itu tidak pantas dijadikan sesembahan manusia.

Namun caranya bukan dengan memaki berhala-berhala itu, sebab para penyembah berhala akan sakit hati dan akan balas memaki Allah SWT. Itulah yang dilarang Al-Quran.

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.(QS. Al-An’am: 108)

Diskusi Perbandingan Agama

Memang ada sebagian pemeluk agama yang terbiasa didoktrin dengan dogma-dogma oleh tokoh agama mereka, sehingga mereka sangat anti dengan diskusi masalah perbandingan agama. Bagi mereka, mau masuk akal atau tidak, pokoknya itulah dogma yang harus ditelan bulat-bulat.

Berbeda dengan agama Islam yang sangat terbuka dengan diskusi dan dialog antar agama. Semua bisa dijawab, baik dengan cara logika apalagi dengan dalil-dalil wahyu.

Dan namanya diskusi agama, tentu kita bicara tentang argumentasi yang mendasari kenapa kita memilih dan memeluk suatu agama. Kalau dibilang tidak boleh mencari-cari kebenaran, tentu kurang tepat. Justru diskusi itu bertujuan untuk mencari konsep yang benar tentang sebuah agama.

Tentu tidak sama antara berdiskusi tentang agama dengan mencela suatu agama. Sebagai muslim, kita diwajibkan menjelaskan kebenaran agama, sesuai dengan logika dan kebenaran yang turun dari Allah.

Kita tidak salah ketika melakukan studi komparasi titik kebenaran antara satu agama dengan agama lain. Bukan dalam rangka menjelekkan atau menghina, tetapi dalam rangka menjelaskan anatomi agama Islam. Sebab kita memang diwajibkan untuk menjelaskan seperti apakah Islam itu. Tapi kita tidak pernah diwajibkan untuk memastikan orang-orang untuk masuk Islam.

Maka tentu saja diskusi memberikan penjelasan tentang sistem ketuhanan dalam agama Islam adalah hal yang wajar, masuk akal, logis dan santun. Kita diwajibkan untuk mengenalkan konsep Islam kepada orang di luar Islam, tanpa diharuskan agar mereka masuk Islam.

Menjelaskan Disangka Mencela

Namun terkadang orang-orang kafir ada yang merasa terganggu ketika mereka dijelaskan tentang agama Islam. Entah karena takut orang-orang jadi masuk Islam atau karena pengaruh dengki atau boleh jadi argumentasi mereka memang lemah.

Lalu merekamenuduh orang yang mempresentasikan konsep ajaran Islam sebagai pencela agama mereka. Padahal yang dilakukan bukan pencelaan, melainkan diskusi yang logis dan masuk akal, berdasarkan fakta dan realita.

Akan tetapi karena mereka belum apa-apa sudah anti-pati duluan, akhirnya siapa pun yang menjelaskan konsep agama Islam denganaqidah yang lurus, pasti dikatakannya sebagai celaan terhadap agama atau berhala mereka.

Di dalam Al-Quran, hal seperti itu memang disebutkan:

Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok., "Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?", padahal mereka adaIah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah.(QS. Al-Anbiya’: 36)

Bahkan dahulu saat nabi Ibrahim alaihissalam berdakwah dan menjelaskan tentang konsep agama tauhid serta yang tidak menyembah patung, beliau malah dituduh mencela berhala.

Mereka berkata, "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ."(QS. Al-Anbiya’: 60)

Jadi kasus di mana bicara tentang sesuatu yang ilmiyah, logis dan masuk akal tentang konsep agama Islam, lalu orang kafir sakit hati dan menuduh kita mencela agama mereka, bukan cerita yang baru. Cerita seperti itu sudah lama ada sejak zaman dahulu.

Kita tidak mencaci tidak memaki, tetapi dituduh demikian. Maka kita perlu klarifikasi dengan cara yang baik. Sebab dalam Islam memang diharamkan mencaci maki, termasuk mencaci maki suatu agama.

Dalam berdakwah untuk mengajak ke jalan yang benar, kita hanya bertugas menjelaskan kebenaran. Tidak ada celaan, makian, hinaan apalagi paksaan.

Tidak ada paksaan untuk agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (QS. Al-Baqarah: 256)

Wallahu a’lam bishshawab, wasssalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc