Napak Tilas Gerakan Dakwah Pertama

5. Menapak Tilas Gerakan Dakwah Pertama

Tidak bisa dipungkiri bahwa kelahiran berbagai Gerakan Dakwah di berbagai penjuru Dunia Islam pada pertengahan abad 14 Hijriyah atau awal abad 20 Masehi, telah berhasil membangunkan kembali kesadaran sebagian besar umat Islam terhadap Islam sehingga melahirkan apa yang disebut dengan Shohwah Islamiyah yang lazim disebut Barat dengan “Islamic Revivalism”. Kendati Shohwah Islamiyah mendapat tantangan dan hambatan yang sangat dahsyat khususnya dari para penguasa negeri Islam sendiri dan juga dari negara-negara Barat penjajah, dan bahakan sampai hari ini masih saja dilancarkan berbagai skenario dan stigma seperti “Terorisme “, khususnya oleh Amerika dan sekutunya, Alhamdulillah, roda Shohwah Islamiyah tetap bergerak dan berputar tanpa terhenti sedikitpun.

Tingkat laju perputarannya berbeda-beda dari satu negeri Islam ke negri Islam yang lain. Ada yang sudah sampai ke pucuk pemerintahan formal seperti di Turki, Palestina dan Sudan. Kendati demian, belum sampai ke titik aman. Bahkan di Palestina, belum sampai setahun Hamas memerintah, sudah dikudeta oleh Israel dan Amerika melalu kaki tangannya dari kelompo Al-Fath. Hal tersebut disebabkan dua masalah besar. Pertama, masih kuatnya ancaman yang datanga dari dalam negeri sendiri dan juga dari luar, khususnya Amerika dan sekkutunya. Kedua, gerakan dakwah yang sampai ke pucuk pemerintahan tersebut masih dalam fase uji coba kemampuannya dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan pemerintahan. Khusus di Turki, terlihat masih sangat jauh dari apa yang diharapkan alias terseok-seok, karena kuantnya tantangan masyarakat sekular di dalam Turki sendiri dan juga kuatnya pengaruh Uni Eropa yang nota bene kristen dan mantan penjajah negeri-negeri Islam.

Ada yang baru mulai menghirup udara kebebasan dan mulai mengecap /merasakan sedikit kedudukan dan kursi pemerintahan formal seperti di Indonesia. Ada yang sudah memperoleh pengaruh kuat di berbagai Propinsi dan berhasil menguasai pemerintahan wilayah (federal) seperti yang tedapat di Malaysia dan Nigeria. Ada pula yang tidak bergerak dari tempatnya sejak puluhan tahun yang lalu seperti, Mesir, Jordania, Kuwait dan Pakistan, kendati sudah lama mengecap sedikit kursi dan kedudukan di berbagai institusi pemerintahan. Bahkan Pakistan yang dirancang sebagai sebuah negara Islam dengan konstitusi yang berdasarlkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw, masih tertatih-tatih dan tetap saja sistem pemerintahan dan masyarakatnya dikendalikan sekularisme dan Amerika, khususnya setelah Presiden Ziaul Haq dibunuh secara misterius tahun 1988.

Ada yang dapat musibah sedang menghadapi perang dengan Amerika dan seketunya sehingga seat-back (mundur ke belakang) seperti di Irak, Afghaistan dan Somalia. Ada yang sedang menghadapi perang dengan negera penjajah di sekitarnya seperti di Moro (selatan Philipina), Patani (Selatan Thailand) dan Chesnya. Ada pula yang masih terseok-seok dalam mencari jati diri di tengah besarnya ancaman dari penguasa seperti yang terjadi di Syria, Tunisia dan Maroko. Ada yang sedang mengeliat dalam upaya mencari jati diri di tengah-tengah masyarakat seperti di Saudi Arabia dan negara-negara sekitarnya. Ada yang sedang berjibaku berjihad melawan agresor seperti di Palestina, Irak, Filipina Selatan (Muslim Moro), Chechnya dan Thailand Selatan (Muslim Fatani).

Di negera-negera Eropa dan America, Gerakan Dakwah juga cukup berkembang pesat, khususnya setelah peristiwa WTC 11 September 2001. Menurut informasi dari berbagai sumber yang dipercaya, rata-rata terdapat 200 orang Amerika masuk Islam setiap hari.

Perkembangan dan pertumbuhan Gerakan Dakwah yang tidak sama di berbagai negeri Islam, belum adanya kesatuan langkah antara berbagai Gerakan Dakwah yang aktif di lapangan Dakwah, bahkan masih saja terjadi perpecahan dan persaingan yang tidak sehat sesama aktivisnya di suati wilayah dan kawasan, khususnya di Indonesia, serta terjadinya dagradasi dan berbagai penyimpangan, terlebih lagi ketika memasuki medan politik praktis, maka menkaji dan menapak tilas Gerakan Dakwah Pertama, yakni yang dibentuk, didesain, dimenej dan dipimpin langsung oleh Nabi kita Muhammad Saw.

Merupakan hal yang sangat urgent (penting). Sebab, dalam waktu yang relatif singkat, yakni selam 23 tahun, Gerakan Dakwah Pertama berhasil memberikan nuansa baru dan system baru dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebagai satu-satunya negara yang mampu menegakkan keadilan dan persamaan hak terhadap semua warga negaranya, apapun agamanya serta terjaminnya keamanan bagi seluruh masyarak .

Pada sisi lain, diilihat dari segi umur, berbagai Gerakan Dakwah yang aktif di lapangan Gerakan Dakwah hari ini rata-rata lahir pada pertengahan abad 14 hijirah atau awal abad 20 Masehi. Artinya sudah berumur di atas 70 tahun. Namun pencapainnya yang signifikan baru sebatas nasyrul fikroh dan belum sampai ke tahap keteladanan, alternatif dan implementasi dalam berbagai lapangan kehidupan bermayarakat dan bernegara. Berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya, bisa saja dijadikan alasan. Namun, kenyataannya masih banyak yang berkutat dan tenggelam dalam khilafiyah ijtihadiyyah seraya mengklaim pendapatnyalah yang paling benar dan diyakini para aktivisnya sampai ke derajat qoth-i’y (kebenaran absolut). Dalam implementasinya, lingkup amaliyah Gerakan Dakwah hari ini masih juz-iyyah (parsial), karena memang manhaj (konsep) Dakwahnya demikian atau dikarenakan peluang yang terbuka terbatas pula.

Berbagai Harokah Islalamiyah nyaris kehilangan orientasi dan pijakan dasarnya sehingga terbawa arus perubahan yang bukan sesuai keinginannya serta larut dalam kejuziyyahannya dan tidak tumbuh secara seimbang sebagaimana tumbuhnya Gerakan Dakwah Pertama “

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad itu adalah Rasulullah. Dan orang-orang bersamanya, tegas terhadap orang-orang kafir dan berkaih sayanag sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud seraya menginginkan karunia dan ridha Alllah. Tanda-tanda mereka jelas nampak di wajah mereka sebagai bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tamanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu mengagumkan para penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati-hati orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Dan Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal shaleh dari kalangan mereka, ampunan dan balasan yang amat besar (syurga).” (Q.S. Al-Fath /48 : 29)

Gerakan Dakwah Pertama yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Saw. yang berhasil mengkader generasi Islam pertama –seperti yang dikisahkan ayat di atas – tumbuh bagaikan tanaman; tumbuh dan berkembang secara alami, sehingga besar dan kuat dengan amat sangat mengagumkan. Hal tersebut disebabkan di dalamnya terdapat ‘anashir (faktor-faktor) buzur (bibit) unggul, tumbuh dengan tunas yang sehat di atas tanah yang subur, membesar dan menjulang tinggi dengan posisi tegak lurus sebagai tanda memiliki kekuatan yang cukup terhadap tempaan angin sekencang apapun dari luar. Kekuatannya juga disebabkan pohonnya yang besar itu penuh dengan isi dan inti kayu sebagai tanda pohonnya sehat luar-dalam, alias tidak keropos diserang rayap. Para petani yang menanam pohon tersebut tercengang dan tidak memabayangkan tanamannya dapat tumbuh secara sehat dan kuat sehingga menghasilkan lebih cepat dan lebih banyak dari apa yang diprediksikan sebelumnya.

Para sahabat Rasulullah adalah bibit-bibit unggul yang tumbuh menjadi pohon besar dan kuat itu. Sedangkan tanahnya tempat mereka tumbuh dan berpijak adalah Al-Islam dengan segala kefitrahan dan rasionalitas ajarannya. Penanamnya dan perawatnya adalah Rasulullah sendiri yang berfungsi sebagai pakar pertanian dengan segala keahlian yang diperlukan seperti keahlian di bidang rekayasa bibit unggul, petanahan, air, pupuk organic, obat-obatan, angin, cuaca, suhu udara serta mengenal berbagai macam penyakit yang selalu menyerang tanaman dan sebaginya, serta mampu mengobatinya secara dini ketika melihat ada gejala serangan pentyakit tertentu secara cepat dan tepat. Pada waktu yang bersamaan Beliau juga sangat piawai mentarbiyah (merawat), membesarkan dan memeliharanya sehingga selamat sampai besar. Dalam 23 tahun saja, Rasulullah diberi Allah kesempatan melihat hasil tanamannya sehingga sempurnalah Islam sebagai system hidup bagi umat manusia.

….الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ….

“…Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa dari agamamu. Sebab itu, jangan kamu takut kepada mereka dan takutlah pada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku padamu, dan Aku telah meridhoi Islam sebagai agamamu….(Q.S. Al-Maidah / : 3). “

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)

Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan (1) dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2) maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohoonlah ampun kepada-Nya. Sesunggunya Di adalah Maha Penerima taubat (3)” (Q.S. An-nashr / 110 : 1 – 3).

Bila kita tadabburkan ayat 29 surat Al-fath / 47 di atas secara keseluruhan, maka kita akan menemukan tidak kurang dari sepuluh bentuk kekuatan yang dimiliki oleh Gerakan Dakwah Pertama yang dipimpin Rasulullah Saw. Kekuatan-keuatan tersebut menjadikannya layak memperoleh keberhasilan dan kemenangan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Kesepuluh bentuk kekuatan tersebut ialah :

  1. Kekuatan qiayadah (kepemimpinan). Muhammad Rasulullah sendiri sebagai pemimpin memiliki model kepemimpinan yang menggabungkan kekuatan syari’i dan tarbawi dalam waktu yang bersamaan, sehingga melahirkan smart leadership (kepemimpinan yang cerdas, kokoh memegang prinsip dan bermoral tinggi). Kekuatan syar’i melahirkan sifat al-jundiyyah (komitmen yang tinggi terhadap aturan main yang datang dari Allah dan Rasul-Nya). Sedangkan kekuatan tarbawi melahirkan sifat al-qiyadah (kepemimpinan) itu sendiri sehingga secara otomatis tercipta kondisi dan proses pewarisan kepemimpinan yang sama kualitasnya dengan Beliau.
  2. Kekuatan risalah (misi) Islam yang dibawa Nabi Muhammad yang mendapat mandat dari Allah Sang Pencipta “ Muhaamad adalah Rasul Allah” (mandataris Allah).
  3. Kekuatan visi untuk menjadi kumpulan manusia Mukmin yang kehidupan dan aktivitas mereka dipenuhi amal saleh yang target imbalannya hanya ampunan dan ganjaran yang besar (syurga) dari Allah, tidak terkait sama sekali dengan imbalan duniawi.
  4. Kekuatan akhlak para sahabatnya seperti tegas terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka.
  5. Kekuatan ibadah dan ta’at pada Allah yang melahirkan kekuatan ruhiyah (spiritual) dan semangat hidup di jalan Allah yang tercermin banyanyaknya mereka ruku’ dan sujud, dengan cara memahami dan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
  6. Kekuatan ‘alaqoh billah (hubungan dengan Allah) dan tawakkal ‘alalloh (berserah diri hanya pada Allah) yang melahirkan optimisme dan keyakinan bahwa pertolongan hanya datang dari Allah, bukan dari kekuatan jama’ah, harokah, ataupun pemimpinnya yang tercermin dalam “tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka bekas-bekas sujud”.
  7. Kekuatan tujuan dan orientasi yang tak tergoyahkan dan tergiurkan oleh apapun bentuk kenikmatan dunia, sebagai akibat dari sebuah perjuangan. Mereka hanya mencari karunia dan ridho Allah semata.”Mereka hanya mencari karunia (rizki) dan ke redho-an-Nya”.
  8. Kekuatan motivasi dalam beribadah, berdakwah dan berjuang yang timbul dari pemahaman yang benar, kesadaran yang tinggi dari lubuk hati yang dalam. Motivator mereka murni hanya ridho Allah, bukan yang lainnya. Sebab kalau motivator selain Allah, maka ibadah, dakwah dan perjuangan di jalan Allah tidak akan bisa langgeng dan konsisten sampai mati secara lurus dan maksimal.
  9. Kekuatan wadah dan payung yakni Risalah Al-Islam yang menaungi kehidupan mereka dalam berbagai kondisi dan cuaca, bukan suku, kelompok, partai dan lain sebagainya, yang tercermin dalam ”Muhamad adalah Rasulullah”.
  10. Kekuatan ribath al-ukhuwwah (ikatan persaudaraan) yang diikat oleh ‘aqidah (iman) yang tidak pernah lapuk dimakan masa, dan bahkan sampai ke akhirat kelak. Pengkelompokan mereka sebagai kaum Muhajirin dan Anshor hanya merupakan ciri pergaulan dari kultur dan background yang berbeda sehingga dengan mudah saling mengenal dan tafahum (saling pengertian) di atntara mereka yang pada akhirnya memudahlan mereka saling mendukung (takaful).

Dalam mendesain Gerakan Dakwah Masa Depan, menapak tilas Gerakan Dakwah Pertama merupakan suatu keharusan dan juga kebutuhan, agar Gerakan Dakwah dapat tumbuh, berkembang, besar serta memiliki kekuatan untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan dan hambatan di masa yang akan datang, baik dari dalam Gerakan Dakwah itu sendiri maupun yang muncul dari luar.