Cara Mengobati Krisis Akhlak (4)

KRISIS AKHLAQ GERAKAN ISLAM
Sebuah Upaya Rekonstruksi Gerakan Islam Masa Depan

Oleh: DR. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy*

***

Keempat. Hindarilah makanan yang haram

Sesungguhnya tubuh yang tumbuh di atas harta yang haram, maka akan tumbuh di dalamnya jiwa penyimpangan dan semangat pelanggaran terhadap aturan-aturan Allah. Dalam tataran lahir memang terlihat indah, namun dalam batinnya tersembunyi penyakit berbahaya yang diam-diam menggerogotinya.

Harta yang haram ini diambil dari pihak lain dengan tanpa ridhanya, dengan berbagai cara dan model yang membawa kepada syubhat dan bahkan jatuh dalam haram.

Barang siapa yang tidak mampu untuk bebas dari syubhat, seharusnya dia mampu untuk bebas dari yang haram. Dan barang siapa memiliki alasan untuk tidak jatuh dalam kubangan syubhat, maka ia lebih tidak punya alasan untuk masuk dalam kubangan haram.

Makan harta yang haram menyebabkan ekses berbahaya bagi kehidupan seorang muslim. Ekses paling ringan adalah hati kita menjadi keras, sulit untuk menerima nasehat dan peringatan, tidak ambil peduli dengan peringatan, ancaman ataupun kabar gembira. Karena telah muncul jarak antara hati dan akal, akal mengetahui sesuatu namun hati tak merasa. Akal ingin tunduk dan patuh, mamun hati tak bisa lembut untuk mengikutinya. Sangat tidak mungkin akal menjadi penguasa tunggal dalam prilaku kita, sementara hati yang sejatinya menjadi pengendali utama bagi setiap perasaan dan keinginan yang ada dalam diri kita.

Termasuk sikap meremehkan obat penawar keempat ini, apabila kita menjadikan syiar Islam sebagai simbol lahir semata. Sementara yang batin nan tersembunyi digiring kepada jalan yang dipenuh sesaki oleh dorongan syahwat, hawa nafsu dan tabiat buruk yang membawa kepada keterpurukan.

Ketika kita larut dalam sikap meremehkan obat penawar ini, tenggelam dalam harta yang diharamkan, maka obat-obat penawar yang telah lalu akan hilang kemanjurannya. Tilawah Al Quran tidak akan pernah menyadarkan kita dari kelalaian, agenda dzikir dan wirid kita tidak akan memperbaiki keadaan yang sudah rusak dan doa pun tidak akan terdengar apalagi dikabulkan.

Rasulullah saw mengingatkan kita dalam sabdanya :

« إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ». (رواه مسلم والترمذي وغيرهما)

“Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sungguh Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana Allah perintahkan para Rasul dalam firman-Nya : “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mukminun : 51) dan : “ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah : 172). Lalu Beliau bercerita tentang seseorang yang lama mengadakan perjalanan, rambutnya kusut masai, bajunya penuh debu, lalu ia mengangkat tangannya berdoa, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan perutnya kenyang dari yang haram, bagaimana mungkin doanya akan diijabahi (dikabulkan).” (HR. Muslim, Tirmidzi dan lainnya)

Betapa banyak jumlah orang Islam yang kalau kita lihat dari aktifitas shalat, dzikir dan pengajian mereka. Namun betapa sedikit jumlah mereka kalau kita lihat aktifitas ekonomi mereka yang penuh dengan keharaman dan jauh dari aturan-aturan Allah. Mereka tidak pernah ambil peduli dengan apa yang masuk ke kantong saku mereka.

Betapa banyak orang yang menisbatkan dirinya sebagai kelompok terbaik dan utama dalam umatnya. Lidah mereka basah dengan dakwah Islam dan hidayahnya. Namun ketika mereka dihadapkan pada aktifitas bisnis berlaba besar yang menyimpang dari aturan Islam, maka mereka masuk dan terjun di dalamnya tanpa perasaan salah ataupun malu. Ketika ada saudara yang mengingatkan akan kesilapannya, maka ia pun membuat alasan-alasan, menyusun teori-teori fikih kontemporer yang tidak memiliki basis ataupun dalil sama sekali.

Inilah empat obat penawar, jalan yang harus kita lalui untuk menata hati kita dan membebaskannya dari penyakit-penyakit yang menjangkitinya, yang diungkapkan Al Quran dengan “dosa batin.”

Tanpa obat-obat penawar ini dan tanpa kepaedulian kita kepada dosa batin maka selamanya urusan umat ini tidak akan kunjung membaik. Kalimat kebenaran tidak akan bersatu dan kuat. Umat ini tidak akan terbebas dari berbagai rintangan dan bahaya yang terus menerus menggerogoti bangunannya.

*) Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy lahir pada tahun 1929 di sebuah daerah yang bernama Buthan, bagian dari wilayah Turki yang terletak di perbatasan antara Turki dengan Irak bagian utara.

Pada usia empat tahun, beliau ikut ayahnya, Mullah Ramadhan untuk pindah ke Damaskus, Syria. Setelah menamatkan sekolah Islam di Damaskus, Al-Buthy kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir. Beliau mendapatkan gelar doktor dalam bidang hukum Islam di Universitas Al-Azhar pada tahun 1965.

Pada tahun yang sama, beliau kembali ke Damaskus dan diangkat sebagai salah satu pimpinan di Universitas Damaskus, sekaligus aktif sebagai dosen di sana. Selain itu, ia juga menjabat anggota dewan tinggi di universitas Oxford, Inggris.

Selain sebagai dosen, Al-Buthy juga aktif di berbagai konfrensi dan simposium dunia. Beliau fasih berbahasa Arab, Turki, dan Ingris. Tidak kurang dari 40 buku telah beliau tulis. Hampir setiap hari, beliau mengisi taklim di masjid Damaskus, dan berbagai masjid di Syria. Ribuan orang selalu hadir dalam setiap taklim yang beliau pimpin.