Jebakan Pemikiran Musuh Islam

KRISIS AKHLAQ GERAKAN ISLAM
Sebuah Upaya Rekonstruksi Gerakan Islam Masa Depan

Oleh: DR. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy*

***

B. Manusia dan keadilan Allah di bumi

Muqaddimah edisi kedua

Kami tidak membayangkan urgensi tema yang kami bahas dalam buku ini, sebelum edisi pertama dikeluarkan, sekalipun sebenarnya banyak pertanyaan yang bertebaran di sekitar tema ini.

Namun sampai akhirnya kami tahu, ternyata tema ini menjadi bahan pemikiran dan perbincangan banyak pemikir dan pengamat dari berbagai latar belakang ideology dan ilmu pengetahuan. Tema ini menjadi umpan besar para pegiat ghazwul fikri untuk menjauhkan para remaja muslim dari pemahaman yang benar tentang ajaran Islam.

Kami mengamati, sebagian besar para pengamat dan pemikir yang mengkaji kitab ini, tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam studi dan riset Islam, mereka tidak memiliki semangat dan kecintaan untuk menekuni materi ini.

Sebagian mereka mengajukan usulan kepada kami, agar memperluas pembahasan poin-poin penting dalam buku ini dan merinci masalah yang masih bersifat global. Namun setelah kami amati, ternyata tambahan dan penjelasan dalam buku ini akan menghilangkan keutuhan dan kepaduan buku yang telah kami susun dengan bahasa yang sederhana, sehingga mudah bagi setiap pemburu kebenaran dari segala level masyarakat kita, dengan kesibukan dan kondisi mereka yang berbeda-beda, mengambil manfaat dari seri buku ini, tanpa kesulitan yang berarti dalam memahaminya.

Kami berharap pembahasan-pembahasan dalam buku ini ada di puncak, yang mana setiap orang bisa mencapainya tanpa harus banyak berbekal ilmu dan wawasan. Kami tidak pernah mengklaim gaya bahasa yang ringan dan mudah ini telah menterjemakan urgensi pembahasan-pembahasan ini dengan sempurna, atau memenuhi hajat pengetahuan tentangnya.

Tetapi kami yakin bahwa buku ini telah menjadikan orang yang berfikir merdeka untuk membenarkan dan mengakui betapa bernilainya pembahasan ini. Sehingga ketika mereka masih menyisakan banyak pertanyaan dan penjelasan yang berkaitan dengan tema buku ini, maka dengan keyakinan akan pentingnya tema buku ini, mereka terdorong untuk lebih jauh mencari penjelasan yang menghilangkan kesamaran dan biasnya permasalahan.

Sungguh, betapa banyak orang yang telah tertipu dengan metode baca cepat, sebuah keahlian yang kurang baik, yang telah melanda generasi pelanggan majalah dan koran. Sehingga ketika mereka berkeinginan untuk mendalami dasar-dasar berbagai logika, filsafat dan ilmu, mereka lebih memilih untuk memakai buku dengan gaya bahasa media yang ringan. Jika tidak mereka dapatkan, maka mereka pun berhenti membaca dan mengkaji.

Kami berusaha untuk menjalankan tugas seorang penulis yang sadar, dengan menjauh dari gaya tulisan media yang ringan dan memilih gaya tulisan yang lebih kuat dan terdisiplin. Kemudian meninggi pada level ilmu pengetahuan yang lebih valid dengan sarana-sarana yang telah ada.

Muqaddimah edisi pertama
Segala puji bagi Allah atas limpahan nikmat-Nya, Maha suci Engkau ya Allah, bagi-Mu pujian yang melimpah tanpa batas, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.

Shalawat dan salam semoga tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad saw, penutup para Nabi dan Rasul, begitu juga keluarga dan sahabatnya.

Sudah lama kami menerima satu pertanyaan yang cukup menggelitik :

“Allah Maha Adil dan Kasih sayang, tapi mengapa Allah membiarkan banyak hamba-nya yang tak bersalah dan tidak berdosa dalam derita dan musibah yang mengiris hati mereka. Di sisi lain, betapa banyak orang yang berkelimpahan harta dan kenikmatan, sementara mereka tidak memiliki keistimewaan apapun yang bisa menarik harta dan kenikmatan tersebut. Di mana letak keadilan di antara dua kondisi ini ?”

Pertanyaan yang dilontarkan kepada kami, ketika kami sedang memberikan kuliah, ketika kami sedang memberi taushiyah di majlis dan momen yang berbeda. Pertanyaan itu berulang kali dilontarka, sampai kami tidak bisa menghitungnya.

Kami yakin, ada orang yang sengaja menyusupkan pertanyaan ini ke dalam otak umat Islam, ketika umat ini mendapatkan jawaban yang mereka harapkan, lalu orang tersebut kembali menyusupkan pertanyaan ini.

Orang yang menyusupkann pertanyaan ini berkhayal, akan membuat masalah yang rumit semakin bertambah rumit, bahkan mereka berharap dengan pertanyaan ini bisa menggoyahkan aqidah orang-orang beriman. Mereka bertindak merusak pemikiran para pemikir dan pengamat seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak, menghancurkan prinsip dan hakikat keIslaman.

Setelah menyadari hal ini, kami berfikir bahwa jawaban lisan tidak akan pernah menyelesaikan masalah pertanyaan ini. Bahkan kami harus menulis secara jelas dan terperinci jawaban atas pertanyaan tersebut di buku yang bisa dijangkau oleh banyak orang, juga orang-orang yang berusaha untuk melontarkan pertanyaan ini dan menyusupkannya ke dalam otak dan pikiran umat.

Kami telah menulis makalah tentang hal ini di majalah “Al Wa’yul Islami” terbitan kuwait. Kami memberikan jawaban ringkas atas pertanyaan ini, namun kami yakin jawaban tersebut belum cukup untuk menuntaskan permasalahan yang melingkupinya dari segala sisi, lalu kami jadikan jawaban atas pertanyaan itu sebagai bibit lahirnya buku ini.

Kami persembahkan buku ini dua kelompok manusia.
Pertama, kelompok mayoritas yang beriman kepada Allah dan hari akhir, namun tidak memiliki wawasan keIslaman yang cukup, yang bisa menangkal setiap keraguan dan permasalahan yang dilontarkan oleh para pegiat ghazwul fikri. Dan mereka tidak yakin mampu menelaah secara mendalam permasalahan ini apalagi mengatasinya.

Kedua, kelompok minoritas yang dalam beragamanya tersusupi oleh pemikiran ateis, hal ini terjadi karena kondisi yang melingkupi mereka, kondisi itu tidak keluar dari beberapa hal sebagai berikut :

 Keraguan yang disusupkan oleh sebagian penganut paham ateis, yang menggiring satu sisi dari pemikirannya kepada revolusi pemikiran, sementara sisi-sisi yang lain dibiarkan tertidur lelap. Sehingga akalnya melihat dunia ini seperti penglihatan orang buta, melihat sesuatu bukan dari arah yang sebenarnya, melihatnya seperti berlipat ganda dan melihatnya remang-remang kabur berkabut.

 Pengalaman buruk yang ia dialami seseorang, karena melihat fenomena keberagamaan yang menyimpang dalam pemikiran dan prilaku yang dilihatnya dan ia tertipu dengannya, lalu merasa alergi untuk bersentuhan dengan yang berbau agama kemudian lebih tertarik kepada aliran ateis dalam pemikirannya.

 Musibah yang tidak bisa diatasi, atau keuntungan dunia yang terpampang di hadapannya, lalu dia berkhayal bahwa semua akan bisa di atasinya dengan melewati jembatan ateis dan kefasikan, ketika sampai di tengah perjalanan dirinya justru terpenjara dalam pilihannya, ia berhenti, tidak pernah sampai kepada tujuan dan tidak pernah menoleh ke belakang untuk kembali.

Kami persembahkan buku ini kepada kedua kelompok manusia yang sudah kami sebutkan, tapi kami lebih menaruh harapan kebaikan buku ini kepada kelompok kedua. Kami menyadari adanya batas antara kelompok kedua ini dengan buku yang kami tulis, yang berupa masa dan situasi yang beraneka rupa. Dalam diri mereka sering kali tidak ada keinginan sama sekali untuk tertarik kepada buku semacan ini, walau untuk sekedar membacanya apalagi mendalaminya.

Tetapi kami selalu memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan kepada mereka, untuk sampai kepada buku ini, memberikan mereka rasa sabar untuk membacanya, mendalaminya dan merenunginya penuh kesadaran.

Semoga mereka sadar dan menemukan kebenaran setelah mereka terjauhkan darinya dalam waktu yang lama. Semoga hati mereka tercerahkan oleh cahaya iman kepada Allah swt, sebelum kereta umur mereka sampai pada stasiun terakhir kehidupan mereka.

Kami berharap para pembaca buku ini membacanya dengan semangat pemikiran yang merdeka, tidak menjadikan bacaan ini sekedar sebagai wisata dan pemuas pemikiran mereka dalam bingkai wawasan berpikir mereka yang lama. Tapi mereka perlakukan bacaan ini sebagai tamu baru yang membawa angin segar dalam ruang pemikiran mereka yang bebas dari fanatisme.

Tidak berhenti begitu saja, menganggap cukup dengan memahami sebagian atau sedikit sisi dari kebenaran, karena mengambil sedikit sisi kebenaran lebih fatal akibatnya dari pada tidak mengetahuinya sama sekali. Betapa pemikiran Islam ini jadi rusak ketika didekati dengan pemahaman Islam yang parsial.

Banyak orang yang memahami Islam dengan mengambil makalah atau analisa ringan dan instan dari koran atau majalah, lalu meyakininya sebagai kebenaran, tanpa melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut, kemudian pemahaman parsial ini mengaburkan dan menyalahkan masalah yang sudah jelas kebenarannya di mata mayoritas orang awam.

Ketiga, adalah kelompok yang menjadikan pengingkaran terhadap Allah dan pemikiran ateis sebagai hobi, untuk ketenangan hati dan kesenangan diri mereka, dan menjadikannya sebagai kerja keras mereka. Kepada kelompok ini, kami tidak banyak berharap, mereka tidak akan mengambil manfaat buku ini, betapapun buku ini penuh dengan pembahasan ilmiah dan logis. Mereka adalah seperti kelompok orang yang disinyalir dalam Al Quran :

وَلَوْ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ (14) لَقَالُوا إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَارُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَسْحُورُونَ (15)

“Dan jika seandainya kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, Tentulah mereka berkata: "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir.” (QS. Al Hijr : 14-15)

Namun kami tidak berhenti berdoa, semoga Allah swt memberikan hidayah kepada kita dan mereka, agar selalu dalam kebenaran jauh dari kesesatan dan merdeka dari taklid dan fanatisme yang menawan akal fikiran kita.

Damaskus, 10 Dzulqa’dah 1391 H
Muhammad Said Ramadhan Al Buthy.

*) Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy lahir pada tahun 1929 di sebuah daerah yang bernama Buthan, bagian dari wilayah Turki yang terletak di perbatasan antara Turki dengan Irak bagian utara.

Pada usia empat tahun, beliau ikut ayahnya, Mullah Ramadhan untuk pindah ke Damaskus, Syria. Setelah menamatkan sekolah Islam di Damaskus, Al-Buthy kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir. Beliau mendapatkan gelar doktor dalam bidang hukum Islam di Universitas Al-Azhar pada tahun 1965.

Pada tahun yang sama, beliau kembali ke Damaskus dan diangkat sebagai salah satu pimpinan di Universitas Damaskus, sekaligus aktif sebagai dosen di sana. Selain itu, ia juga menjabat anggota dewan tinggi di universitas Oxford, Inggris.

Selain sebagai dosen, Al-Buthy juga aktif di berbagai konfrensi dan simposium dunia. Beliau fasih berbahasa Arab, Turki, dan Ingris. Tidak kurang dari 40 buku telah beliau tulis. Hampir setiap hari, beliau mengisi taklim di masjid Damaskus, dan berbagai masjid di Syria. Ribuan orang selalu hadir dalam setiap taklim yang beliau pimpin.