Baru Liqo Tapi Sudah Dipilih Jadi Pengurus DePeRa

Assalamualaikum wr wb

Ihkwan fillah, ustadz..Alhadmdulillah bisa bersilaturahmi dengan ustadz,
Ya seperti judul di atas, ana baru saja 2-3 bulanan ikut liqo karena tertarik dengan saudara yang sudah aktif terlebih dahulu.

Dan Alhamdulillah ana tidak ada paksaan dan sampai sekarang masih aktif meskipun masih bolong-bolong datang. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah anggota liqo harus terjun langsung menjadi pengurus partai? Sebab ana ditunjuk menjadi pengurus diwilayah ranting.

Padahal ana niat awalnya ingin belajar atau ngaji dulu-lah, dan untuk terjun langsung masih tidak kepikiran.
Ana menjadi kurang enak, sebab saya takut terpaksa dan memang kebanyakan undangan rapat ana jarang hadir, karena bertepatan dengan acara keluarga serta harus masuk kantor.

Kalau melihat kasus ana bagaimana ustadz? Mohon nasehatnya…apakah yang harus ana lakukan?
Sukron, Jazakallah Khoir…

Assalamu’alaikum wr wb.

Ananda ahmad, mengaji agama bukan hanya sebagai kewajiban kita sebagai seorang muslim tetapi juga adalah sebuah kebutuhan. Kita butuh pengajian dan kita perlu pengajian. Karena pada dasarnya mengaji merupakan sarana kita untuk meningkatkan kualitas diri (akhlaq perilaku) dan keimanan.

Ketika kita diminta menjadi seorang yang baik dalam keimanan, kita juga diminta untuk menyerukan kebaikan kepada orang lain Menyuruh orang berbuat ma’ruf dan melarangnya untuk berbuat kemungkaran. Itulah tugas seorang muslim inputnya mengaji outputnya menjadi da’i (penyeru)

Ketika anda di amanatkan sebagai ketua ranting sebuah partai, dapat merupakan sebuah lahan yang disediakan untuk anda menjadi seorang penyeru kebaikan. Gunakan sebaik-baiknya amanah ini untuk anda merubah kerusakan-kerusakan yang ada di sekitar anda menjadi kebaikan. Jadikan sebagai sarana anda untuk mengajak orang-orang untuk kembali kepada ajaran Islam serta meninggalkan hal-hal yang dilarangnya.

Jadi, sesungguhnya tidak ada yang ‘aneh’ ketika anda diamanatkan untuk menjadi ketua ranting sebuah partai, tinggal merubah paradigma anda bahwa amanah ini harus dimaksimalkan menjadi sarana peningkatan kualitas diri Anda dan juga sarana berdakwah anda kepada ora lain.

Tinggal sekarang bagaimana Anda serius dalam hal ini. Anda harus pula menjawab tantangan yang ada. Terutama tantangan dari diri sendiri yang harus konsekuen untuk mengikuti sebuah taklim, bukan hanya untuk kebaikan Anda tetapi juga untuk orang lain. Termasuk untuk rutin hadir`dalam rapat-rapat partai.

Semoga bermanfaat