Menejemen Waktu dan Penentuan Target

Assalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuh..

Pak Ustadz, kumaha damang?Semoga Allah sentiasa memberikan kesehatan, kemudahan urusan, dan keberkahan dalam setiap urusan Pak Ustadz dan keluarga..

Simkuring teh bade tumaros… Simkuring seorang Bapak berusia 54 tahun, kebetulan usaha kecil-kecilan berdagang tahu di perempatan Kalang Sari, ciamis…Nah, akhir-akhir ini saya merasa kesulitan mengatur waktu saya..kadang -kadang saya sering begadang mempersiapkan tahu sampai pagi tapi keesokan harinya saya jadi ‘tewas’ seharian..akhirnya jadi tidur ajah Pak Ustadz…. Simkuring teh sok lier… Bingung lah pokona mah..gimana gitu caranya biar penggunaan waktu teh bisa epektip? Trus target kegiatannya bisa lebih realistis? Nggak terlalu melangit gitu..Punten pisan klo bahasa simkuring rada canggih…

Menurut persi Pak Ustadz teh gimana?

Atas jawaban Pak Ustadz, saya haturkan jazalumullah khairan katsiir..Nuhun pisan Pak Ustadz…

Bapak yang saya hormati, alhamdulillah bapak memiliki semangat yang luar biasa untuk mencari nafkah. Tidak malu dan mau bekerja keras untuk berjualan tahu di perempatan Kalang Sari, Ciamis. Semangat Bapak perlu dicontoh oleh generasi muda saat ini, yang terkesan santai, pragmatis dan gengsian untuk bekerja.
Mengenai pertanyaan bapak tentang mengatur waktu, hal ini juga membanggakan saya. Banyak orang yang tidak peduli tentang pentingnya mengatur waktu. Padahal ia orang yang berpendidikan dan usianya masih muda. Akan tetapi Bapak yang usianya sudah cukup berumur (54 tahun) dan saya duga sekolahnya juga tidak terlalu tinggi, ternyata sangat peduli untuk mengatur waktu dengan baik. Hal ini juga membuat saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak.
Untuk mengatur waktu dengan baik ada beberapa pirinsip yang tidak boleh dilupakan :
1. Semua peran hidup harus disediakan waktunya.
Setiap orang pasti memiliki peran hidup yang lebih dari satu peran. Misalnya Bapak penanya memiliki peran hidup sebagai pedagang tahu, kepala rumah tangga, warga masyarakat, dan lain-lain. Sebelum kita mengatur waktu, sebaiknya kita inventarisir dahulu peran-peran yang sedang kita jalani dalam hidup ini. Kemudian setiap minggu, setiap peran hidup itu harus terlayani (ada waktu untuk menjalaninya). Jangan waktu kita habis untuk satu peran saja, dan peran-peran lain terbengkalai. Ada orang yang bekerja dan menghabiskan waktunya untuk bekerja saja. Dia tidak punya waktu yang cukup untuk menjalani perannya sebagai ayah atau suami. Hal ini berarti hidupnya tidak seimbang. Ketidakseimbangan hidup akan berdampak pada kesuksesan parsial. Mungkin orangtersebut sukses dalam pekerjaan (karena menyediakan waktu), tapi gagal dalam peran-peran yang lain (karena tidak punya waktu untuk menjalankan peran tersebut dengan baik).
2. Jangan semua waktu kita dihabiskan untuk jadwal dan janji dengan orang lain.
Orang yang pandai mengatur waktu tidak akan menghabiskan waktu hariannya atau mingguannya untuk melayani janji dengan orang lain atau untuk melaksanakan jadwal. Berikan waktu-waktu kosong di antara waktu-waktu sibuk kita. Hal ini berguna untuk melakukan pembaruan (beribadah, berolahraga, membaca buku, dll). Juga untuk menghindari stres karena ketatnya jadwal. Jangaan pernah mau waktu kita diprogram orang lain, sehingga kita begitu sibuknya dan tidak punya waktu untuk diri sendiri. Rasulullah saw membagi waktunya untuk dirinya sendiri, selain untuk keluarganya dan masyarakatnya.
3. Berani berkata “tidak” dan mampu mendelegasikan.
Agar semua peran terlayani dengan baik dan tidak semua waktu dihabiskan untuk memenuhi janji dan jadwal, kita harus berani berkata “tidak” jika ada orang yang meminta waktu kita. Atau bisa mendelegasikan tugas/pekerjaan tersebut agar dikerjakan oleh orang lain. Dalam contoh Bapak, sebaiknya Bapak dapat mendelegasikan kepada orang lain (anak/isteri/pegawai) untuk mempersiapkan dagangan tahu, sehingga Bapak tidak begadang semalaman dan akhirnya keesokan harinya “tewas” seharian. Untuk mendelegasikan wewenang kepada orang lain dibutuhkan kemampuan untuk mempercayai orang lain, membimbing orang lain, dan mengawasi orang lain. Kalau kita perhatikan kenapa orang sukses semakin sukses. Hal itu karena mereka pandai mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, sehingga orang lain bekerja untuk mereka. Inilah karakteristik kepemimpinan yang perlu dimiliki setiap orang kalau mereka ingin sukses.
Demikian jawaban saya, semoga bermanfaat.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)