Kami Berkoalisi dengan Rakyat

Bagaimana konsep koalisi yang diusung Ikhwan sebenarnya?

Saya tidak bisa menganjurkan rakyat Mesir yang telah mengalami segala kekacauan, dan kemudian kita melawan bentuk-bentuk kriminalitas, serta berbagai ujian, hanya atas nama Mesir. Kami akan melawan semua kejahatan yang ditujukan terhadap Ikhwan, partai-partai, dan negara, karena kami yakin, Allah akan menolong kita.

Apa yang terjadi di Amerika sungguh sesuatu yang tak terbayangkan. Resesi ekonomi saat ini, yang menghancur-leburkan, datang karena tirani, nilai dan perilaku yang baru dalam sistem kapitalis yang mereka yakini sebagai ideologi. Mereka semua paham akan hal itu, termasuk Presiden Prancis Nicholas Sarkozy dan pemimpin-pemimpin Barat lainnya. Ini masalah sistem kapitalis yang bathil, tanpa moral, tanpa nilai, dan sistem ini merusak semua prinsip hidup manusia yang legal.

Dan, apa yang terjadi di Palestina, Afghanistan, Iraq, Somalia, dan Sudan tidak bisa diterima—sesuatu di luar nalar kekuasaan dan kemampuan akal sehat. Walaupun dibandingkan dengan Turki yang sudah mulai menggunakan pesawat tempur seperti Bush untuk menyerang suku Kurdi. Dan, sebenarnya Turki adalah negara Islam dan suku Kurdi sendiri orang Islam. Mengapa kita tidak duduk bersama dan bernegosiasi? Mantan Perdana Menteri Turki, Profesor Erbakan pernah mengatakan kepada saya, bahwa dia sedang menyiapkan sebuah program dengan suku Kurdi tanpa menggunakan senjata. Semuanya itu mungkin.

Kami juga menyatakan: “Ayo rakyat Mesir, datang dan berdialoglah! Lupakan semua yang pernah kita hadapi, untuk tanah air ini dan juga masa depannya”. Saya juga menggunakan bahasa ini pada rejim yang sedang berkuasa, tapi saya tahu tampaknya mereka tidak mendengarkan.

Banyak pihak yang mengartikan tindakan seperti itu kepada penguasa hanya sesuatu yang palsu, bahwa sebenarnya anda mendukung rejim berkuasa?

Itu gila. Siapapun yang menuduh seperti itu hanya ingin menggoyahkan Ikhwan. Kami hanya berkata kepada mereka: “Ayo kita berpikir dan duduk bersama untuk negeri ini. Kami tidak mencari keuntungan pribadi. Kami melakukan ini semua untuk Negara ini”. Ketika kami bertemu dengan partai-partai, kami mengatakan, “Negara kita, Mesir!”—kami tidak pernah menyebutkan Ikhwan. Maka, ketika kami berkumpul dalam pertemuan partai politik tahun 1990, saya mengatakana bahwa kami setuju dalam segala hal. Kecuali, kebebasan, sirkulasi kekuasaan, dan penghancuran hukum. Tapi sekarang, setiap orang bebas mengemukakan agenda dan ideologinya. Kita hanya perlu menghormati prinsip-prinsip itu dan kemukakan program yang anda rencanakan.

Sebagai contoh, kami mengemukakan platform partai dan mengumumkannya dan juga mengirim berkasnya kepada para kaum intelektual. Saya katakan kepada mereka “Kami mengharapkan pandangan anda.” Tapi, keesokan harinya kami diserang oleh media, karena mereka salah paham. Saya bertemu dengan sebagian dari mereka dan saya mengatakan: “Bukankah saya mengirimkan kepada anda surat yang tertutup, dan meminta anda untuk menjawab kepada saya, bukannya kepada pers? Mereka minta maaf, semuanya mengatakan itu sebuah kesalahan.

Anda membicarakan Ikhwan yang memberikan manfaat kepada negara ini, dan hal ini tidak bisa diartikan sebagai sebuah perjanjian. Ramadhan yang baru lewat, anda mengundang beberapa elit politik dan tokoh terpandang di negeri ini. Semuanya setuju pada agenda bersama—bagaimana Ikhwan merealisasikan agenda itu, mengakhiri kondisi darurat, membuka kebebasan berpartai, memberikan rasa aman pada pemindahan kekuasaan, dan menerbitkan media dengan bebas?

Kami serius dalam melaksanakan hal ini. Beberapa hari ini, kami bertanya-tanya apa yang terjadi terhadap koalisi ini—pada pihak yang kontra dan pro. Kami tidak ingin mengulangi pengalaman yang sama; kami hanya ingin membangun koalisi dengan seluruh kekuatan politik dan rakyat, untuk duduk bersama dan merumuskan agenda melalui prinsip-prinsip yang jelas, dan kami bisa memperbaiki negara ini dan mengeluarkannya negara ini dari tirani dan krisis.

Apa ada jaminan bahwa Ikhwan akan menggunakan kekuatan politiknya untuk melakukan semua itu?

Prinsip dan kebijakan kami sangat jelas. Seorang professor atau doktor yang berbicara tentang Ikhwan menyimpulkan: “Saya membedakan Ikhwan dengan pendekatan ideologi yang dimiliki oleh Ikhwan itu sendiri.” Orang-orang seperti professor ini seharusnya lebih dihormati. Tapi saya heran terhadap mereka yang hanya mengulangi apa yang mereka dengar tanpa pemahaman. Apakah mereka sudah mempelajari prinsip Ikhwan dan kemudian membedakannya? Ataukah mereka mempelajari sejarah Ikhwan? Saya menyambut baik diskusi yang rasional berdasarkan opini dan kajian, bukan cuma desas-desus di media. Tapi, jika ada orang yang seperti itu ingin membuka dialog, saya selalu terbuka.

Syukur kepada Allah, Ikhwan mempunyai kemampuan untuk mendengarkan seluruh orang dan berbicara kepada mereka. Kami tak akan pernah tergesa-gesa mencapai tujuan dan prinsip kami, dan kami tak akan melangkahi sasaran yang hendak kami wujudkan. Ini bukan sebuah proyek semu, tapi ini sebuah proyek yang berdasarkan Islam dan sejarah.

Apa agenda reformasi nasional? Apakah termasuk menyetujui suksesi Presiden Hosni Mubarak?

Sejauh ini saya tidak pernah mengontak pemerintah. Ini membuat saya bingung tapi saya tidak peduli, apakah mereka juga menghubungi atau tidak. Saya bersama rakyat, saya terus berhubungan dengan rakyat, dan saya tidak peduli siapa yang menangani suksesi presiden. Karena saya tahu, agenda dan kekuasaan yang tiranik telah membedakan kami dengan semua yang ada sekarang ini. Sekiranya kita hidup di negara yang bebas dan menerapkan demokrasi yang sesungguhnya, saya pasti akan mengatakan itu. Sekarang, semuanya sia-sia, karena isu seperti ini tidak akan pernah selesai.

Untuk opini publik, saya pikir orang percaya kepada kami dalam menolak hukum yang dibikin oleh manusia, oleh Gamal Abdul Nasser, dan yang lainnya. Ketika saya ditanya tentang Gamal (anak Hosni Mubarak), ketika pertama kali muncul, saya menegaskan: “Dia seorang warga negara yang mempunyai hak untuk mengikuti pemilihan umum. Ini adalah hal yang normal.”

Dan rakyat pun punya hak untuk memilih, tapi ketika mereka merevisi konstitusi untuk menggunakan pasal yang sudah diubah untuk kepentingannya, saya menyatakan: “Jika dia ingin menjadi presiden, dia harus meninggalkan istana ayahnya dan berbaur dengan rakyat!”. Jadi dia bisa melihat apa yang bisa dia lakukan untuk rakyat Mesir. (Sa)