Abu Jahal Itu Pintar dan Berpengaruh Tapi Mati Keadaan Kafir, Ini Sebabnya

Eramuslim.com – Kali ini Ustaz Ahmad Sarwat menceritakan kisah Abu Jahal yang mati dalam keadaan kafir dilansir dari catatan media sosialnya. Sebelumnya Abu Jahal dikenal sebagai seorang yang pintar dan dihormati kaum Quraisy Makkah.

Abu Jahal Itu Pintar dan Berpengaruh Tapi Mati Keadaan Kafir, Ini Sebabnya

Inilah kuburan dedengkot kaum kafir Quraisy Abu Jahal di Badar terlihat angker ditumbuhi beberapa pohon berduri. Foto/Channel Youtube Bung Hasibuan

Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia ini menceritakan kisah ini agar kita dapat mengambil iktibar dan hikmah berharga. Ustaz Sarwat mengatakan, tokoh antagonis yang paling populer dalam Sirah Nabawiyah adalah Abu Jahal.

Nama aslinya adalah Umar bin Hisyam. Tapi karena dia seorang cendekiawan, laqobnya menjadi Abul Hakam.

Sebenarnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat kesengsem kepada si Abul Hakam. Selain pintar, ilmunya banyak dan juga punya pengaruh yang kuat serta penuh pesona.

“Kalau sampai dapat hidayah dan masuk Islam, pasti besar sekali pengaruhnya dalam menguatkan barisan dakwah. Sedikit di bawahnya ada juga Umar yang lain, anaknya Al-Khattab. Nabi SAW kagum juga sebenarnya. Pintar, cerdas, smart, logis dan tegas,” kata Ustaz Sarwat.

Dua-duanya sempat masuk dalam teks doa Rasulullah secara langsung. Nabi berdoa meminta salah satu dari kedua Umar itu diberi hidayah. Dan ternyata Allah dikabulkan dan justru yang kecilan dapat hidayah. Abul Hakam tidak dapat hidayah.

Malah semakin lama semakin menjadi-jadi saja ulahnya. Ujung puncaknya dia merekayasa bagaimana agar seluruh kabilah Mekkah bersatu mengunus pedang untuk membunuh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di malam hijrah.

“Ini sudah keteraluan. Mau tidak mau Jibril turun tangan. Maka dibocorkan rahasia mereka dan Nabi SAW berhasil lolos dengan taktik yang amat jitu,” terang Ustaz Sarwat.

Dan terakhir, Abu Jahal pun menemui ajalnya di Perang Badar, dua tahun kemudian. Dia tampil sebagai orang kafir harbi. Datang untuk membunuh Nabi SAW di Medan perang terbuka.

Ini perang terbuka. Kalau tidak kita bunuh, kita yang dibunuh. Jadi darah Abu Jahal itu 100% sudah halal.

“Jadi kalau sampai dikasih julukan oleh Nabi sebagai Abu Jahal, itu sih belum seberapa. Kira-kira bisa dimaknai sebagai si bodoh, ideot, pandir, bebal, O-on, koplak, otak udang dan teruskan sendiri. Padahal aslinya dia orang pinter, cerdas, banyak akal. Tapi sayang semuanya tidak membawanya kepada hidayah,” kata Ustaz Sarwat.