Abu Jahal Itu Pintar dan Berpengaruh Tapi Mati Keadaan Kafir, Ini Sebabnya

Mengapa Abu Jahal Memusuhi Rasulullah?

El Mujtaba memberi tanggapan menarik terhadap kisah Abu Jahal di atas. Pada kolom komentarnya, El Mujtaba mengemukakan ada beberapa faktor yang membuat Abu Jahal begitu memusuhi Rasulullah SAW.

Di antaranya, persaingan pribadi antara seorang Amr bin Hisyam (Abu Jahal) dan Muhammad bin Abdullah (Rasulullah). Juga persaingan qabilah antara Bani Abdu Manaf (leluhur Rasulullah) dan Bani Makhzum (klan-nya Abu Jahal).

Ketika Bani Abdu Manaf banyak memberi makan peziarah di Makkah, Bani Makhzum juga ikut banyak bersedekah dengan memberi makan. Ketika Bani Abdu Manaf sukses berniaga, Bani Makhzum juga ikut berniaga dan juga sukses.

Ketika seorang laki-laki dari klan Bani Abdu Manaf (Rasulullah) mendapatkan gelar Al Amin di usia di bawah 40 tahun, Amr bin Hisyam (Abu Jahal) dari klan Bani Makhzum juga mendapat gelar Abul Hakam di bawah usia 40 tahun.

Pokoknya kedua klan itu selalu bersaing sampai akhirnya Rasulullah diangkat sebagai Nabi.

Amr bin Hisyam masih saja bersikap kekanak-kanakan dengan menganggap pangkat kenabian ini juga masalah yang bisa dibuat persaingan sebagaimana hal-hal remeh keduniaan yang lain.

Sebenarnya Amr bin Hisyam ini mengakui bahwa apa-apa yang dibawa Rasulullah itu benar. Hanya saja gengsinya ini yang membuat Abu Jahal menjadi tidak bisa membedakan mana yang serius dan mana yang main-main.

Amr bin Hisyam gengsi kalau harus kalah dengan rivalnya sejak muda, Muhammad bin Abdullah.

“Intinya Abu Jahal itu tidak mau dianggap berada di bawah kedudukan Muhammad bin Abdullah (Rasulullah). Karena tidak mungkin dia mengaku sebagai Nabi juga, maka yang dia lakukan adalah membantah atau menolak bahwa seorang Muhammad bin Abdullah adalah seorang Nabi. Begitu kurang lebih,” jelas El Mujtaba.

Wallahu A’lam

 

[Sindonews]