Amanah Itu…

Kemarin lusa, sepulang dari tempat kerja saya meluangkan waktu untuk membeli baju. Sebenarnya sudah lama ingin beli baju, tetapi baru sore itu akan terlaksana. Kebetulan sore itu cuaca cerah setelah beberapa hari kota dingin ini diguyur hujan.

Saya menuju toko baju itu naik angkutan umum. Sesampainya di toko yang saya tuju ternyata toko itu tutup, padahal di pintu kaca tertulis “OPEN”. Rasa kecewa sempat terlintas di hati ini melihat kenyataan kalau toko itu tutup. Namun, kekecewaan itu tak lagi saya rasakan tatkala ada seorang Bapak yang kemudian bertanya, “Apa mbak mau membeli sesuatu dari toko ini?”
Ku jawab, “Iya Pak.”

Lalu Bapak itu berkata, “Tunggu sebentar ya mbak, saya ambilkan kuncinya dulu.”

Sambil tersenyum ku iyakan tawaran dari Bapak itu. Tak lama kemudian, Bapak itu datang membawa kunci toko, membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk. Ku langsung saja memilih-milih baju yang sekiranya cocok. Di saat ku memilih baju datang seorang ibu dengan wajah teduhnya dan beliau mempersilahkan aku untuk memilih.

Ku agak terkejut karena belum pernah melihat ibu itu di toko yang biasa ku kunjungi ini. Karena penasaran, akhirnya ku mencoba mulai pembicaraan, “Maaf Bu, mbak yang biasa di toko ini ke mana ya?” Kemudian beliau menjawab kalau mbak yang biasa di toko tersebut sedang pergi ke Jakarta.
Beliau pun kemudian ikut memilihkan baju yang sekiranya cocok untuk saya. Setelah mencoba beberapa baju, akhirnya saya pun memilih salah satu di antara yang dipilihkan oleh beliau. Sewaktu membayar baju yang saya beli saya pun kembali berbincang-bincang dengan beliau.

Ku bertanya, “Ibu masih ada hubungan saudara?”
“Oh nggak mbak, ya bantu-bantu jagain saja. Sayang mbak kalau harus tutup, tiap hari ada saja yang beli.” Jawab Ibu itu dengan ramah.

“Toko saya ada di depan mbak.” jelas beliau.
Ternyata uang yang saya bayarkan tidak ada kembaliannya. Ibu itu meminta saya menunggu sebentar.
Dan saya pun bertanya, “Toko ibu yang jual buku kan?”
“Iya mbak.” jawabnya.
“Ya sudah Bu, kembaliannya saya ambil di toko ibu saja sekalian saya mampir ke toko Ibu.” pintaku pada beliau.

Dengan keramahannya, Ibu itu mempersilahkan saya. Sesampainya di toko beliau yang menjual buku-buku Islami, Ibu itu segera memberikan uang kembalian saya. Saya kemudian meminta izin untuk melihat buku-buku di toko beliau Setelah membaca sepintas, saya pun membeli satu buku. Saat membayar, saya banyak bertanya pada beliau. Yang kemudian saya tahu bahwa Ibu itu orang Sulawesi, tapi sudah lama tinggal di Jakarta. Dan di kota Malang ini sejak tahun 2000-an mengikuti suami. Kemudian saya mengenal nama ibu itu, Ibu Erni…

Tuk Bu Erni, makasih Ibu untuk keramahan dan senyumannya. Makasih juga tuk pelajaran hidupnya, terutama dalam menjaga amanah. ^_^
Moga kita dapat bersilaturahmi kembali di kemudian hari…

Http://safitriafyt.multiply.com/