Bagaimana Akhir Tahunmu?

Apa yang kamu ingat ketika akhir bulan Desember kembali menyapa. Yah, berarti tahun akan berakhir. Berbagai kesibukan di kantor-kantor untuk tutup buku di akhir tahun. Berjuta orang sibuk memikirikan akan mengakhiri tahun di berbagai tempat wisata. Ada juga yang mengadakan acara akhir tahun dengan muhasabah bersama, mengadakan mabit di mana-mana.

Saya tertegun. Saya bukan orang kantoran. Saya freelancer yang sedang merintis usaha saya di bidang layanan penerbitan. Akhir tahun ini saya tidak terlalu sibuk karena beberapa pekerjaan sudah selesai. Evaluasi pastinya, sambil melihat-lihat kinerja saya dan tim kami.

Tapi, saya sadari kesibukan di tahun ini mengambil begitu banyak waktu saya untuk bergelut dalam pekerjaan dan kesibukan duniawi.

Malam ini saya seperti dihadapkan pada dua keadaan. Awal obrolan di awal malam bersama teman-teman komunitas. Mereka mempunyai rencana untuk mengkhiri tahun bersama di sebuah tempat sambil rekreasi. Saya sih senang-senang saja. Setiap ada pertemuan dalam komunitas yang saya ikuti, pasti saya menemukan banyak hal. Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari teman-teman saya.

Akhirnya, rencana tersebut terpentok waktu. Saya sendiri pun mengingat-ingat kalau banyak hal juga yang ingin saya lakukan di komunitas lain.

Malam makin larut. Ketika saya masih melakukan aktivitas saya. Kemudian, diri saya diajak kembali mengingat kejadian 3 tahun silam. Saya membuka sebuah blog di kontak saya, tentang Tsunami Aceh berikut video yang direkam oleh Cut Putri.

Saat itu rasanya saya hanya mampu diam. Tertegun lama menatap layar monitor. Merinding mengingat kejadian yang sangat dahsyat itu. Kematian masal dalam waktu yang sangat cepat… Merasakan kalau kematian begitu dekat…

Akhir tahun yang sangat memilukan. Siapa yang pernah tahu akan ada kejadian yang sangat dahsyat itu. Siapa menyangka, kalau tiap detik begitu berarti. Siapa menyangka justru peristiwa itu terjadi di akhir tahun. Ketika begitu banyaknya manusia dunia bersuka ria, bergembira untuk hanya menutup tahun mengikuti kebiasaan orang barat.

====================

Ya Allah, terimakasih Kau mengingatkan saya. Mengingatkan kembali pada peristiwa yang begitu memilukan. Yang membuat saya kembali berpikir dan menengok ke belakang. Betapa banyaknya cobaan dan ujian yang telah Kau berikan. Berbagai bencana merebak di penjuru negeri tercinta ini. Tragedi Tsunami, Gempa Yogya, lumpur Lapindo, dan masih banyak lagi.

Ya Allah, terima kasih Engkau ingatkan saya lagi pada berbagai peristiwa di dunia fana ini. Mengingatkan saya kembali kepada kesemuan dunia ini.

Ya Allah, jangan jadikan hati hamba sekeras batu hingga tak sanggup lagi peka ketika menghadapi bencana.

Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini… Berilah kesempatan kepadaku hingga masih mampu terus memperbaiki diri dan belajar.