Berhati-hatilah Dengan Tentara Allah

Aisyah ra pernah terkagum-kagum melihat seorang ibu yang baru saja diberinya tiga potong roti , dengan penuh kasih sayang oleh ibu tesebut  dua potong roti yang diterimanya itu diberikan kepada kedua anaknya yang sedang kelaparan ,  dalam sekejap roti itu habis dilahap ,  karena masih lapar mereka minta bagian ibunya yang sekeping itu , apa yang dilakukan oleh sang ibu benar-benar mengagumkan , ia bagi sepotong roti itu menjadi dua bahagian  dan memberikannya kepada kedua anaknya , sang ibu rela melepaskan bahagiannya demi anak-anak kesayangannya.

Peristiwa ini  diceritakannya kepada Rasulullah Saw , suaminya . Maka secara singkat Rasulullah Saw memberi komentar bahwa “ Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada anak-anaknya.”

Ya , memang  Allah  Maha  Pengasih  dan  Maha  Penyayang , tanpa kasih sayang-Nya dunia ini tak akan terwujud , tanpa kasih sayang-Nya dunia ini sudah lama ditutup , bagaimana tidak . . . sedang manusia yang diamanahi  untuk memelihara  kelestarian bumi ini justeru membuat ulah merusak ,  bahkan tanpa malu-malu menentang Tuhan.

Penentangan manusia terhadap Allah Swt dilakukan secara terang-terangan , baik berupa pemikiran maupun perbuatan . Penyimpangan aqidah telah terjadi  diseganap penjuru , pelanggaran syari’ah menjadi lumrah dan kerusakan akhlak jadi tontonan sehari-hari.

 Kita tahu bahwa segala benda alam ini adalah milik Allah Swt dan sekaligus tentara-tentara-Nya yang sewaktu-waktu akan digerakkan  sesuai kehendak-Nya .  Air hujan yang selalu dinantikan kedatangannya oleh segenap manusia , bisa berubah menjadi bencana besar yang menelan korban ribuan manusia , sekali sapu  ribuan hektar tanah tenggelam bersama isinya , semua bisa hanyut seketika.  Api adalah juga tentara Allah, api memang bermanfaat besar bagi umat manusia , industry kecil dan industry besar tak akan jalan tanpa peran energy api ini.  Akan tetapi bila  Allah Swt menggerakkan api maka gedung pencakar langitpun bisa hangus dalam waktu yang tidak lama , hutan berjuta juta hektar bisa gundul  dimakan api kebakaran.

   ” Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”  ( QS Al-An’aam : 44 )

Rasulullah Saw bersabda  : “ Bagaimana kamu jika dilanda oleh lima perkara ? , kalau aku ( Rasulullah Saw ) , aku berlindung kepada Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya .  

Yang pertama  ;  jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu . 

Yang kedua ; Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya hujan, kalaulah bukan karena binatang-binatang ternak tentulah hujan tidak akan diturunkan sama sekali.  

Yang Ketiga ; Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan kezholiman penguasa. 

Yang keempat ; Jika  penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk memerintah dan merampas harta kekayaan mereka.   

Yang kelima ; jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan Sunnah Nabi maka Allah akan menjadikan permusuhan diantara mereka . “      ( HR. Ahmad dan Ibnu Majah )

Hadits diatas menjelaskan kepada kita hubungan antara kemaksiatan kepada Allah dengan berbagai musibah yang akan ditimpakan kepada manusia . Ribuan peristiwa yang kita  baca , kita dengar  dan kita lihat lewat media informasi  ternyata menguap begitu saja tanpa menimbulkan kesan dan menjadi buah pelajaran , apalagi membuahkan hikmah .

Ini terjadi bukan karena manusia buta matanya , tetapi yang sebenarnya terjadi adalah kebutaan mata hati,  mereka tukar kebenaran dengan kesenangan sesaat , mereka tinggalkan jalan petunjuk menuju jalan kesesatan .

“ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.  Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).”  ( QS Al-Baqarah : 17 – 18 )

 

Aisyah M Yusuf