Cermin Sebuah Kehidupan

Tanggal 13 Desmber 2009 saya mendapat kehormatan untuk menjadi pembicara dalam acara Milad RBG Solo Peduli. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan tsb, karena sebuah kesan mendalam, serta pelajaran hidup yang sangat bermakna saya dapatkan dari partner bicara saya pak Budi Setiadi.

Beliau adalah seorang tukang kuli pasar Klewer, dengan gaji sebulan Rp.400.000. tapi berhasil mengantarkan putra-putrinya menuju jenjang pendidikan yang tinggi. Masuk di sekolah-sekolah terfavorit di kota Solo, dan melanjutkan ke perguruan tinggi negeri seperti UGM dan ITB. Subhaanalloh.

Dari cara beliau bercerita, saya yakin betul bahwa beliau sangat menguasai konsep pendidikan anak. Beliau memiliki pandangan yang begitu luas, sehingga berhasil mendidik anak-anaknya dengan sangat baik.

Saat mendengar kisahnya, perasaan saya campur aduk. Terharu, bersyukur bisa bertemu dengan beliau, malu, sekaligus gembira.

Kali lain, saat ban motor saya kempes, sayapun mendapat pelajaran baru dari dua orang bersaudara yang berprofesi sama “Tukang Tambal Ban”. Apa pelajaran yang saya dapat? Pelajaran keteguhan, kesabaran, dan ketegaran. Yang dalam segala keterbatasan mereka, merekapun berhasil mengantarkan putra-putrinya kejenjang pendidikan tinggi, bahkan sampai menjadi PNS, dengan ketekunan, kesungguh-sungguhan dan keuletan menjalani kehidupan dunia. Ditambah keshalihan dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa.

Kisah-kisah mereka, layak kita jadikan cermin dalam kehidupan kita. Hingga kitapun memiliki semangat yang sama, kesungguhan yang sama, serta kesempatan yang sama.

Kemiskinan dan keterbatasan bukanlah kendala untuk meraih kesuksesan duniawi, apalagi kesuksesan ukhrowi.

Alangkah indahnya kepasrahan yang disertai kerja keras. Alangkah manisnya ketika kerja keras dan kepasrahan menghasilkan kebahagiaan. Semua menjadi pelajaran berharga bagi kita. Benar firman Allah dalam surat Ali Imran 190-191

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka".

Semoga….kita menjadi orang yang senantiasa bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah kepada kita, dan mampu untuk selalu mengambil pelajaran dari semua yang kita saksikan, kita dengar, dan kita lihat. Amiin.