Cinta Buta dan Cemburu Buta

cintaOleh: Syaripudin Zuhri

Anda mungkin sering mendengar, hati yang yang berdebu, hati yang sudah dijangkiti oleh berbagai macam oenyakit hati, seperti iri, dengki, hasud, fitnah, cemburu dan lain sebagainya. Hati yang sakit atau penuh dengan debu-debu yang kotor mudah dihinggapi berbagai macam “virus” yang akan menambah sakit hatinya. Apa lagi hati yang dibakar oleh cemburu buta, hingga hilang akal, sampai tega membunuh orang yang dicemburui atau yang membuatnya sakit hati.

Cinta buta seringkali membuat buta mata hati, cemburu buta telah membuat gelap pikiran dan tertutup rasa belas kasihan pada sesama, tak perduli lagi yang dibunuh itu teman sendiri, bekas atau mantan pacar, atau juga orang yang pernah dekat dengannya. Bahaya cemburu buta, bahayanya sakit hati yang tak diimbangi dengan keimanan yang kuat membuat setan menari-menari dan membujuk-membujuk untuk segera “menghabisi” orang yang telah membutanya sakit hati atau orang yang dicemburui.

Bahayanya  cinta tanpa iman, membuat “gelap mata”. Kehidupan memang sering kali membuat orang melakukan jalan pintas, untuk berbuat sesuatu atau mengakhiri sesuatu tanpa pikir panjang lagi, dan lagi-lagi “nyanyian setan” telah mempengaruhi hati yang berdebu dan cemburu buta! Gelap mata, yang ada, hanya nafsu belaka untuk mengakhiri saingan yang ada, agar sang kekasih hanya milik sendiri, padahal belum diikat akad nikah.

Kehidupan semakin hari  memang semakin penuh dengan konflik, dari yang berskala kecil sampai yang berskala dunia, dari hal-hal yang sepele atau masalah ringan, seperti cemburu, merasa disakiti, patah hati, sampai kepada masalah yang rumit dan berat, dari yang mudah dijangkau akal pikiran sampai masalah yang tidak dapat dijangkau akal manusia yang memang terbatas. Keterbatasan akal manusia seringkali membuat manusia menjadi lupa diri!

Dan mengapa mereka begitu tega membunuh seseorang hanya karena cemburu? Padahal bukan suami istri, hanya baru sepasang kekasih? Yang suami istri saja dilarang bila cemburu buta sampai membunuh, apa lagi ini baru pecaran, baru kekasih. Itulah cinta yang tak dibarengi iman, yang muncul adalah nyanyian setan dan hanya nafsu belaka.

Orang seharusnya jangan resah, jangan gelisah, jangan prasangka buruk pada orang, dan berpikir yang posistif. Mari kita sama-sama mencari hikmah dari semua peristiwa yang kita alami. Baik hal tersebut terjadi pada diri sendiri atau pada orang lain.

Dan yang paling bahaya diantara itu semua adalah lebih sering menonjolkan perbedaan, bukan persamaan, sehingga melihat saudara sesama manusia seperti musuh bebuyutan! Penuh dendam dan dengki pada sesama muslim, hanya karena beda partai, paham, mazhab, pikiran dan lain sebagainya.

Kita kembali ke masalah dendam dan kebencian pada mantan pacar. Dendam pada sesama hanya karena cinta, hanya karena cemburu dan hanya karena tak mau lagi bertemu. Dendam memang ibarat api dalam sekam, yang siap meledak pada waktunya. Dendam adalah penyakit hati yang sangat berbahaya, karena dendam adalah kebencian yang ditanam di dalam hati sendiri dan dampak negatifnya luar biasa, bisa menghilangkan nyawa orang lain, tanpa merasa bersalah, bahkan seperti tak terjadi apa-apa, setelah melepaskan dendam, membunuh!

Dan yang tak masuk akal, hanya karena cemburu, saingan dibunuh, padahal nyawa manusia begitu berharga, karena hidup setiap manusia hanya sekali, sekali dihidupkan di dunia, bila mati, tak ada lagi di dunia untuk selamanya. Cinta kata orang memang buta, cemburu juga ada yang buta dan benar-benar membutakan hati, semua itu mestinya tak akan terjadi bila iman masih ada di dada.

Cemburu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai cemburu buta. Pikirlah jauh ke depan, membunuh itu perbuatan dosa besar dan dimintai pertanggungjawaban bukan hanya di dunia, tapi juga di akherat! Bila sudah terjadi pembunuhan, penyesalan sudah tak berarti, penjara siap menanti, badan dibui, masa depan pun terhenti, maka pikirkanlah sebelum terjadi.

Apapun yang kamu cintai dan sukar kamu berpisah dengannya, akhirnya pada suatu saat suka atau tidak suka, kamu akan melepaskannya, ini sunnatullah! Dan kamu tidak bisa lari dariNya, tidak bisa keluar dari hukum-hukumNya, tidak bisa menghindari dari ketetapan yang telah ditentukanNya, tak bisa memprotes apa yang sudah menjadi takdirNya. Dan sikap positif yang terbaik adalah mengembalikan semua urusan padaNya, karena memang Dialah pengurus alam semesta ini, termasuk kamu.

Jadi cintai seseorang dengan sewajarnya, dan jika ada rasa benci peda seseorang ada pada dirimu, lihat kebaikan-kebaikannnya yang pernah diberikan padamu, sekecil apapun itu. Jika pun tak ada kebikannya padamu, ingatlah ada Yang Maha Baik, yang selalu membalas kebaikan dengan kebaikan, yang lebih baik dari kebaikan yang pernah kau perbuat!

Jangan kau tutupi hatimu dengan cemburu buta, jangan ikuti nyanyian setan yang hanya akan membawa penyeselan yang tak habis-habisnya. Beprikirlah sebelum berbuat, lebih berpikir ribuan kali dan bertindak sekali, ketimbang tanpa berpikir ketika berbuat, yang akhirnya menimbulkan penyesalan.

Marilah kita bersihkan hati kita masing-masing dari prasangka-prasangka buruk , baik terhadap diri sendiri ataupun pada orang lain. Apapun yang kita lakukan jangan pernah terlepas dari mohon perlindunganNya, tidak terlepas dari mohon petunjuk-petunjukNya.

Sekali lagi cintailah seseorang sewajarnya, dan cemburui seseorang seperlunya, namun jangan sampai karena cinta dan cemburu buta membuat celaka semuanya. Berani memulai berarti berani pula mengakhiri, dan itu hal biasa dalam dunia percintaan, ada awalnya ada akhirnya, itu hal biasa, jadi jangan sampai membuat mata hati buta!  Berani bertemu berarti siap juga untuk berpisah. Jadi jatuh cinta itu hal biasa, dan putus cinta pun bukan hal yang luar biasa, biasa saja.

Jadi jangan hanya karena putus cinta lantas mantan pacar dibunuh atau gantung diri, ambil hikmahnya, mengapa putus? Lihat kembali dan bercermin diri, mungkin ada sesuatu yang salah, lalu perbaiki, bukan main hakim sendiri! Jangan lupa masih ada kehidupan setelah kematian, tempat untuk membalas setiap amal perbuatan saat di dunia.