Semua Karena Cinta

Ya Rabb..
Hamba-Mu yang melarikan diri telah kembali ke pintu-Mu..
Hamba-Mu yang telah berbuat maksiat telah kembali kepada perbaikan..
Hamba-Mu yang telah berdosa telah datang kepada-Mu dengan memohon maaf..

Maafkanlah aku dengan segala Kemurahan-Mu..
Terimalah permohonanku dengan keutamaan-Mu dan pandanglah aku dengan RahmatMu..

Ya Rabb..
Ampunilah dosa-dosaku yang telah lampau dan peliharalah sisa-sisa umurku..
Sesungguhnya kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu dan engkau maha Pengasih dan Penyayang terhadap kami..

Di jalan ini, kita mencari ridha Allah swt, kita melangkah untuk meraih surga Allah swt, surga yang luasnya melebihi keluasan langit dan bumi..

Kita ingin meminang surga yang menjadi puncak dari rangkaian mimpi-mimpi kita, di mana kita ingin memperoleh ridha-Nya, cinta-Nya, yang menyebabkan kemenangan dunia dan akhirat..

Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al’Ashr:1-3)

Entah sudah seberapa jauh atau tambah menjauh diri ini dari-Mu Ya Rabb..
Ketika diri ini merasakan yang namanya ‘cinta’ sebuah kata yang sangat sederhana, namun dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi proses perjalanan hidup ini..

Berawal dari Cinta, diri ini menjauh dari-Mu, berawal dari pemaknaan cinta, kemaksitan itu bermula..

Sungguh sebuah kata sederhana yang telah membawa dampak yang sangat tidak sederhana bagi diri ini..

Atas nama cinta kita dapat merubah suatu hal yang “diharamkan”, menjadi suatu hal yang “dihalalkan” menurut kita,..atas nama cinta diri ini memaklumi setiap hal yang dilakukan, bahwa ini merupakan suatu proses guna mendapatkan cinta yang sejati buat diri ini..

Ketika diri ini berbicara atas nama cinta, ketika ruhani ini ringkih karena cinta..

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali ‘Imran:14)

Apakah kau masih ingin berbicara atas nama cinta, ketika Allah swt telah mengingatkan kita, melalui Surat Cinta-Nya, yang dijadikan pedoman hidup bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini..

Penafsiran Cinta yang telah membuat diri ini menjauh dari-Mu Ya Rabb, Cinta yang telah membuat diri ini bermaksiat pada-Mu, Cinta yang telah membuat diri ini berdosa pada-Mu, entah sudah berapa banyak kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan diri ini, hanya karena cinta..

Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah:24).

Bahagia diri ini ketika memiliki cinta yang telah dipuja, dicari, dan bahkan dikejar, kemana pun cinta itu pergi dan berada, indah terasa ketika cinta masuk dan memenuhi relung hati kita, hingga hati pun tak dapat lagi membedakan mana yang ”haram” untuk diri ini, dan mana yang “halal” untuk diri ini dan karena cinta kita lupa pada-Nya..

Sesungguhnya Kebahagiaan itu adalah Anda hidup untuk fikrah kebenaran yang lahir dari aqidah yang sangat agung dengan kesadaran yang lurus, dari mana aku datang, ke mana aku akan pergi, untuk apa aku diciptakan dan apakah aku akan kembali. Aqidah akan menyebar ke dalam jiwa yang yakin, ia akan mengajarkan pemikiran yang lurus, menciptakan akhlaq yang terpuji dan ia mendatangkan manhaj yang benar. Kematangan aqidah bagi orang-orang yang bahagia merupakan asas dan sendi. Barang siapa yang hidup dengan memikul aqidah dan mengumandangkan sebutannya, Maka dialah orang yang berbahagia ” (DR. Yusuf Qardhawi)

Apakah kau masih akan terus, dan terus mengejar cinta, berbicara atas nama cinta, bahkan melupakan-Nya karena cinta?

Apakah tidak cukup, kesalahan, kekhilafan, kemaksiatan, dan kemudharatan yang kau timbulkan, karena cinta?

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al Hujuraat:7)

NB: Maaf ketika diri ini Menjauh DariNya, melibatkan dirimu yang sedang menuju JalanNya

-DS-