Dimana Mu’thasim Zaman Ini?

Eramuslim – Ironis, meski dikelilingi oleh negara dengan pemerintahan dan mayoritas berpenduduk Muslim, tapi umat Islam hingga saat ini belum dapat menghentikan genosida etnis Rohingya yang dilakukan oleh teroris Budha dan junta militer Myanmar.

Beda dulu beda sekarang.

Kejadian genosida Rohingya mengingatkan kita pada kisah sejarah masa khilafah Bani Abbasiyah yang terjadi 1211 tahun yang lalu, tepatnya tahun 223 Hijriyyah, dimana saat itu umat Islam berhasil menaklukan kota Ammuriyah.

Dia adalah khalifah Al-Mu’tasim. Kisah heroiknya dicatat dengan tinta emas sejarah Islam dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir. Dimana sang Khalifah mengirimkan puluhan ribu tentaranya untuk membela seorang budak wanita Muslimah yang dilecehkan Romawi.

Pada tahun 837 M, Khalifah Al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi saat berbelanja di Pasar. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Konon wanita tersebut berasal dari Bani Hasyim.

Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah dengan lafadz yang legendaris yang terus terngiang dalam telinga seorang muslim: “waa Mu’tashimaah!” (di mana engkau wahai Mutashim…).

Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), begitu besarnya pasukan yang dikerahkan oleh khalifah.

Catatan sejarah menyatakan di bulan April, 833 Masehi, kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.

Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada Muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi.

Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan “Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?”. Dan sang budak wanita inipun di merdekakan oleh khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.

Di manakah al-Mu’tasim di zaman ini ketika banyak Muslimah Rohingya di bunuh dan diperkosa oleh junta militer Myanmar? Di manakah al-Mu’tasim di zaman ini ketika banyak Muslimah Palestina dibunuh dan dilecehkan oleh Zionis Israel?

Ini mengingatkan kita dengan hadits Rasulullah ﷺ “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745). (Ram)