Disangka Syahid, Ternyata Menjadi Penghuni Neraka

Di antara penduduk Madinah yang berangkat ke medan pertempuran ialah seorang lelaki bernama Qotzman. Ia ikut dalam kubu Muslimin.

Tentara Quraisy berkemah di selatan Bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan mereka menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin Khalid bin Walid (waktu itu belum memeluk Islam). Adapun sayap kiri dikomandoi Ikrimah bin Abu Jahal (baru masuk Islam ketika Pembebasan Makkah). Tiap kelompok itu terdiri atas 100 orang pasukan. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera dan panji-panji kebesaran Quraisy dibawa Talha bin Abu Talha.

Hari yang dinanti pun tiba. Sejak semula, pertempuran berlangsung sengit. Namun, atas izin Allah SWT, pasukan Muslimin mulai dapat menguasai keadaan. Bahkan, kemenangan sudah terasa jelas berada di pelupuk mata.

Balatentara musuh pontang-panting berlarian dari medan perang. Para sahabat Nabi SAW pun berucap syukur. Sebagian Mukminin mengumpulkan harta benda yang ditinggalkan para musuh Allah di atas tanah.

Rasulullah SAW sudah menugaskan sekelompok pasukan agar tetap berjaga-jaga di atas bukit walaupun Muslimin yang bertempur di lembah tampak sudah bisa mengusir musuh. Namun, mereka justru melalaikan tugasnya. Alhasil, kelompok yang dipimpin Khalid bin Walid berhasil menyerang balik Muslimin dari atas bukit.

Barisan sempat porak poranda. Bahkan, Nabi SAW mengalami luka-luka pada wajah beliau. Tak sedikit sahabat yang gugur.

Ketika pertempuran benar-benar usai, nyatalah bahwa Muslimin menderita kekalahan. Sementara, kaum musyrikin kembali ke Makkah dengan rasa puas. Dendam yang tertanam dalam diri mereka sejak Perang Badar telah terlampiaskan.