Do'a, Ikhtiar dan Tawakal kepada Allah

Sudah dua hari aku ditugaskan ke Jakarta oleh perusahaan tempatku bekerja untuk urusan yang harus diselesaikan dengan mitra kerja perusahaan. Sesuai jadual, lusa aku harus kembali ke Bontang. Seperti biasa, kalau ada tugas ke Jakarta aku menginap di suatu hotel di kawasan Cikini. Lokasi hotel berdekatan dengan sebuah Masjid.

Sengaja kupilih hotel tersebut agar bisa sholat Subuh berjama’ah di Masjid. Aku selalu berusaha untuk bisa sholat Subuh berjama’ah di Masjid setiap hari. Pagi itu usai sholat Subuh di Masjid, saat aku baru menginjakkan kaki di lobi hotel, nada pesan singkat di ponselku berbunyi. Segera kubuka dan kubaca pesan singkat : “ Pa, do’ain ya, hr ini adik ulangan matematika.” Rupanya anakku yang bungsu mengirim pesan singkat , minta agar didoa’kan karena hari ini dia akan menghadapi ulangan matematika.

Si bungsu mempunyai kebiasaan permintaan do’a kepada aku dan isteriku setiap akan menghadapi ulangan di sekolah. Di samping itu, saat akan ulangan, dia terbiasa bangun tidur lebih awal, sekitar setengah jam sebelum adzan Subuh. Dilakukannya shalat hajat dua rakaat. Setelah itu dilanjutkan dengan do’a kepada Allah SWT, memohon petunjuk agar diberikan kemudahan dalam menghadapi soal-soal ulangan. Sambil menunggu adzan Subuh, diulanginya belajar yang telah dilakukannya malam harinya. Biasanya, sebelum berangkat ke Masjid, aku mengingatkannya bahwa waktu Subuh tinggal sekian menit lagi.

Allah SWT memerintahkan kita untuk berdo’a kepada-Nya. ” Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina" (QS Al Mu’min [40] : 60).

Do’a adalah salah satu sarana untuk pendekatan kepada Allah SWT yang biasa disebut taqarrub ilallah. Agar do’a dikabulkan oleh Allah SWT , ada syarat-syarat yang harus dipehuhi ” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah [2] : 186).

Pada hakikatnya, sholat yang kita lakukan berisikan do’a-do’a. Surat Al Fatihah yang kita baca dalam setiap raka’at, pada ujungnya berisikan do’a agar kita ditunjuki-Nya ke jalan yang lurus. Saat duduk di antara dua sujud, kita baca do’a sesuai tuntunan dalam hadis. Dalam Al Qur’an, banyak contoh-contoh do’a dari dari para Nabi dan orang-orang shaleh.

Dalam hadis Rasulullah SAW , dijelaskan berbagai hal tentang do’a, seperti adab berdo’a yang benar, bacaan do’a yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ada juga penjelasan tentang waktu-waktu yang utama untuk berdo’a, seperti waktu antara adzan dan iqamat, saat sujud terakhir dalam sholat,  sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, saat turun hujan, atau ketika sedang menjalankan ibadah shaum. Ada juga tempat-tempat utama untuk berdo’a, di sekitar Ka’bah : Multazam, Maqam Ibrahim, Hijr Ismail atau Raudhah di Masjid Nabawi.

Setiap aktivitas kita sehari-hari hendaknya di mulai dengan do’a. Mulai saat bangun tidur, masuk kamar mandi, makan-minum, bepergian ke luar rumah, naik kendaraan dan seabreg aktivitas lain. Dengan memulai do’a dalam setiap aktivitas, kita akan merasakan kedekatan dengan Allah SWT dan yakin bahwa Dia akan selalu menyertai kita.

Perlu ditekankan, bahwa di samping berdo’a, harus dilakukan ikhtiar gigih tanpa kenal putus asa. Setelah itu kita bertawakal kepada Allah. Dia Yang Maha Mengetaui apa yang baik buat kita. ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 216).

Bontang, Dzulhijjah 1429 H