Puasa si Kecil dan Nikmat Berbuka

”Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada umat-umat sebelum kamu supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah: 183)

Ramadan merupakan bulan yang kedatangannya sangat dinanti-nantikan umat Islam. Sebab, pada bulan suci tersebut, Allah SWT memberikan ampunan bagi hamba yang bertobat dengan sungguh-sungguh, melipatgandakan pahala ibadah, serta membuka pintu surga dan menutup pintu neraka.

Lebih dari itu, ibadah shaum (puasa) membawa banyak manfaat. Misalnya, berpuasa sehat bagi kesehatan tubuh dan baik bagi orang yang tengah menjalankan diet sehat. Esensi berpuasa pada bulan suci Ramadan juga luas. Tak heran apabila bulan Ramadan sangat spesial.

*****
Seorang sahabat saya berbagi cerita tentang Ramadan-nya bersama si kecil. Putri sulungnya baru berusia lima tahun. Sang sahabat hendak memperkenalkan ibadah puasa kepada anaknya tersebut. Si ayah itu pertama menjelaskan ibadah puasa yang diwajibkan Allah SWT. Karena hukumnya wajib, seorang muslim akan berdosa jika tidak menjalankannya.

Namun, si anak bertanya. ”Puasa itu apaan sih, Yah?”
”Puasa itu artinya enggak makan dan minum selama seharian, mulai subuh sampai magrib,” jawab sang ayah.
”Wah, lapar dong! Kalo gitu, aku nggak mau puasa, Yah,” ucap si anak polos.

Si ayah dengan bijak tidak langsung menghardik bahwa tidak berpuasa pada bulan Ramadan itu berdosa. Dia juga tidak menakut-nakuti anaknya tentang ancaman api neraka jahanam pada orang yang berdosa, termasuk yang tidak berpuasa wajib itu.

Ketika makan sahur, si anak itu terbangun. Dia melihat ayah dan ibundanya sedang makan pada pagi-pagi buta tersebut. Si anak lantas bertanya.
”Yah, kok makan pagi-pagi sih?”
”Ayah sama Ibu makan sahur sebelum berpuasa sampai magrib nanti.”

Sang anak lalu ikut makan sahur bersama bapak ibunya. Namun, paginya dia meminta dibuatkan nasi goreng dan teh hangat kepada ibunya. Ayahnya tersenyum. Dia memberikan isyarat kepada sang istri untuk menuruti kemauan putri mereka, meski sebelumnya si anak ikut makan sahur.

Saat azan magrib mulai memanggil, si ayah dan ibu menyegerakan makan berbuka. Si anak juga ikut berbuka. Dia lalu bercerita bahwa di taman kanak-kanak (TK) tempatnya bersekolah, para guru menjelaskan ibadah puasa Ramadan beserta semua manfaatnya.

Si kecil tertarik. Dia lalu meminta kepada bapak ibunya untuk diizinkan berpuasa. Tentu saja orang tuanya dengan senang hati mengabulkan keinginan anak mereka tersebut. Namun, karena baru belajar berpuasa, si kecil diizinkan untuk berpuasa sampai bedug azan duhur.

Awalnya, si kecil mengeluh lapar dengan ibadah menahan lapar dan haus tersebut. Namun, lingkungan, orang tua, guru, dan teman-temannya di TK turut menguatkan tekad si kecil dalam menyelesaikan ibadah shaum (puasa) pertamanya. Ketika tiba waktu duhur, dia berbuka. Wajahnya tampak sangat semringah, seperti telah mengakhiri suatu pekerjaan yang berat.

Bapaknya tersenyum. Dia sangat bersyukur dengan pelajaran berpuasa yang dialami si kecil. Lewat nikmatnya berbuka puasa, dia berdoa agar keluarganya dijauhkan dari siksa api neraka, sebagaimana firman Allah SWT: ”Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”. (At Tahriim: 6)

Graha Pena, 17 Agustus 2010
www.samuderaislam.blogspot.com
[email protected]