“Assalamualaikum Sister”, Salam dari Tetangga

Mendapat sapaan salam “Assalamualaikum” dari orang lain merupakan hal yang wajar di Indonesia, namun tidak di Jepang. Pagi ini tiba-tiba di depan lift laboratorium tempatku mengerjakan riset, seorang pemuda menyapaku “Assalamualaikum Sister”, aku rasa aku tak pernah mengenalnya, tapi tentu saja aku jawab “Waalaikumsalam warahmatulah, are you Moslem?”.

Ternyata dia seorang muslim Palestina, dia mengenaliku seketika melihatku sebagai seorang wanita yang mengenakan jilbab, “Yes, I’m Moslem, and of course I know you are Moslem as you wearing headscarf”.

Subhanalloh, alangkah bahagianya ketika kita disapa dan didoakan dengan tulus oleh orang yang benar-benar tak mengenali kita dan hanya yakin bahwa “Oh, kamu seorang Muslim, kamu adalah saudara saya, semoga Allah memberi keselamatan dan merahmatimu”. Alangkah indahnya Islam.

Namun terkadang budaya mengucapkan salam kepada sesama muslim ini luntur ketika kita semakin jarang mengucapkan salam, hal ini dibenarkan ketika teman-teman kita orang-orang non-muslim yang tidak wajib bagi kita mengucapkan salam padanya. Namun janganlah kita lantas terlupa mengucapkan salam kepada rekan sesama muslim.

Terkadang kita tau benar bahwa rekan kita itu muslim namun malah menjadi terbiasa dengan kata sapaan “Hey, apa kabar?”, atau “Duluan ya.. dadaa..” tanpa tambahan “Assalamualaikum”.

Pun juga di Jepang, semakin lama hidup di Jepang, mengucap dan mendengar sapaa-sapaan seperti “Ohayo Gozaimasu” (Selamat pagi) atau “Konnichiwa” (Selamat Siang/ halo) adalah hal yang pasti terjadi setiap hari. Kalimat itu tak mengandung doa malah, namun selalu saja ketika diucapkan sebagai sapaan, ada ekspresi bahagia di sana.

Lebih-lebih “Assalamualaikum”-kita ini, kalimat sapaan singkat yang mencerahkan hati saudara kita sekaligus merupakan doa, agar Allah memberikan keselamatan padanya, pun juga “Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh”, adalah doa yang sangat mulia kepada rekan kita.

Doa yang kita ucapkan ketika berjumpa bagaikan permohonan tulus “Ya Allah, dia saudara saya, selamatkan dia, sayangilah dia, lindungilah dia dari godaan setan, semoga dengan berjumpa denganku akan bertambah kebaikan padaku dan padanya, dan berkahilah hari-harinya”.

Dan ketika kita akan berpisah dengannya maka ucapan salam pun akan terdengar di hatinya sebagai “ Ya Allah, dia saudara saya, selamatkan dia dari bencana apapun yang menimpanya, amankan dirinya dan hatinya dengan kasih sayangmu, dan berkahilah segala ikhtiarnya dengan jannah-Mu”.

Subhanalloh, maka salam dari tetangga laboratorium di pagi hari itu, benar-benar membuatku cerah dan bersyukur pada Allah, betapa ketika kita menjadi muslim, akan ada banyak sekali doa yang diucapkan rekan-rekan muslim di dunia ini untuk kita. “Sungguh tak perlu kenal sekalipun, cukup aku tau kau muslim, aku akan mendoakanmu ‘Assalamualaikum’”.

Karena salam adalah bukti cinta kita kepada saudara sesama muslim “Semoga Allah menyayangimu saudaraku”, bukti pengingatan kita akan Islam di hatinya, “Allah menyayangimu saudaraku, maka bekerja keraslah hari ini untuk-Nya, dan jauhilah godaan setan”.

Nah, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengucapkan salam pada saudara kita hari ini?

*special thanks to brother Palestinian Moslem next room, refreshing my mood this morning, “Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Brother”

Fakhria Itmainati
fakhria.wordpress.com