Jangan Ganggu Aku Karena Ku Sudah Beristri!

Ketegasan! Ya, sebenarnya solusinya mudah, dari awal seharusnya sudah ada ketegasan yang tercipta dari Ujang, bahwa aku sudah beristri dan memiliki dua anak kecil jagoan yang lucu dan menggemaskan, yang selalu membuat untuk ingin cepat pulang. Tapi tak satupun kata itu yang meluncur dari mulutnya, karena pada dasarnya mungkin Ujang menikmati… “ada wanita yang suka binatang dan laki-laki ada yang binatang!”

Fenomena ini kadang kita bisa lihat di perkantoran, kerap terdengar ada perselingkuhan… Karena masing-masing tidak bisa menjaga amanah, karena masing-masing tidak punya ketegasan, karena masing-masing senang dengan kemaksiatan dan karena masing-masing mulai luntur cinta dan imannya.

Allah telah berfirman:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS 17:32)

Menatap yang bukan muhrim dengan pandangan penuh nafsu saja sudah dikategorikan zina apalagi melakukan perbuatan perselingkuhan…

Seorang penyair mengatakan:

Setiap kejadian musibah (praktek zina) itu bermula dari pandangan, seperti kobaran api berasal dari percikan api yang kecil. Betapa banyak pandangan yang berhasil menembus ke dalam hati pemiliknya, seperti tembusnya anak panah yang dilepaskan dari busur dan talinya. Seorang hamba, selama dia masih mempunyai kelopak mata yang dia gunakan untuk memandang orang lain, maka dia berada pada posisi yang membahayakan. (Dia memandang hal-hal yang) menyenangkan matanya tapi membahayakan jiwanya, maka janganlah kamu sambut kesenangan yang akan membawa malapetaka.

***

Jika boleh mereview ulang, seharusnya masing-masing pasangan mengingat kembali pada awal pernikahan, dimana sang suami mengucapkan ijab qobul sebagai bentuk perjanjian yang kokoh, yup! Perjanjian yang kokoh, yang tidak akan mudah koyak. Suami memenuhi hak istri dengan baik dan istri melayani suami dengan baik, keduanya penuh keharmonisan. Perjanjian kokoh ini bisa koyak ditengah jalan dan rusak oleh kenikmatan sesaat jika masing-masing (suami atau istri) lupa akan kewajibannya satu sama lain. Suami yang tidak memperhatikan istri, atau istri yang tidak mensyukuri nafkah yang diberikan suami bisa menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan.