Dongeng ustadz Abu dan Playboy

Ada sebuah cerita lucu dari negeri seberang yang bernama Indonesia. Cerita ini benar-benar fakta dan terjadi, bukan cerita bohong rekayasa media maupun penguasa negeri mereka. Cerita ini akan membawa kita kepada satu kesimpulan bahwa negeri yang bernama Indonesia benar-benar membenci kebenaran.

Cerita dimulai dengan penangkapan seorang ustadz, ustadz ini kita panggil saja dengan nama ustadz ABB. Ustadz ini mempunyai pandangan-pandangan yang sering bersebrangan dengan penguasa dalam melihat permasalahan yang menimpa bangsa Indonesia, beliau mempunyai kesimpulan bahwa inti dari setiap kehancuran negeri Indonesia dikarenakan tidak menerapkan syariat Islam dalam berbangsa dan bernegara.

Entah ada angin apa, tiba-tiba beliau dihadang sekawanan polisi ditengah jalan saat beliau pulang dari berdakwah disuatu tempat di Jawa Barat. Beliau digiring menuju ke kantor polisi dengan pengawalan ketat, beliau disuruh keluar paksa dari mobil oleh polisi dengan memecahkan kaca mobil.

Dan adegan selanjutnya kita bisa menduga, beliau dituduh sebagai dalang terorisme yang terjadi di Indonesia, yang sangat mengelikan adalah beliau di penjara padahal belum ada bukti kuat beliau terkait dengan terorisme. Silahkan tertawa.

Dan ini cerita kedua, bos majalah “Playboy” akhirnya dijadikan tersangka kasus pornografi, namun karena ini negeri lendir jadi sampai hari ini dalang pornografi itu masih bisa bergentayangan di masyarakat, padahal kasusnya sudah diputuskan satu tahun yang lalu.

Ini sangat mengelikan, coba bandingkan dengan kasus ustadz ABB pasti orang waras bisa menilai bagaimana penguasa memperlakuan umat Islam. Bila umat Islam yang masih dituduh bersalah bisa saja ditembak ditempat tapi bila kasus teroris moral penguasa seolah-olah ttutup mata.

Padahal terorisme berbentuk pornografi kejahatannya berdampak pada masyarakat banyak, menyebar laksana virus yang menjangkiti jiwa manusia. Membentuk manusia menjadi bermental seperti hewan yang tidak tahu malu mengumbar nafsu dan perbuatan bejatnya di muka umum. Disini penulis tidak mengangap teroris yang sesungguhnya berbahaya tapi sampai sekarang polisi tidak bisa memberi bukti yang kuat kalau ustadz ABB terkait dengan terorisme.

Ini saja yang bisa saya ceritakan kepada pembaca tentang sebuah kisah di negeri sejuat lendir yang bernama Indonesia, yang hukumnya bisa dibeli dan aparatnya seharga beberapa ribu rupiah. Ceritakan kepada anak-cucu kita kelak tentang ironi sebuah negeri ini, agar dimasa yang akan datang tak ada lagi yang menjadikan kemaksiatan mengencingi kebenaran.