Ibu, Apa Kabarmu Hari Ini ?

Mother, how are you today ?
This is a note from your daughter
With me everything’s okay
Mother, how are you today ?

Dulu ibuku sering memainkan lagu itu dengan orgennya. Beliau begitu menghayati dan kadang aku lihat matanya basah. Kata ibuku, beliau teringat ibunya yang sudah wafat. Ya, ibuku menjadi anak yatim saat masa remaja. Ibunya meninggalkan sang suami beserta kakak dan adik adik ibuku yang masih kecil.

Aku tidak begitu mengerti, seperti apa perasaan ibuku menjadi anak yatim. Dan aku tidak mengerti mengapa ibuku begitu menghayati lagu yang ia lantunkan itu. Bagiku lagu itu hanyalah sebuah lagu yang sama seperti lagu biasa lainnya. Saat aku mencoba memainkannya, tidak ada yang spesial tuh. Biasa saja.

Kadang aku suka menggoda ibuku kalau matanya mulai basah saat memainkan lagu itu. Bagiku, ibuku hanya sok-sokan seperti penyanyi yang sedang menghayati lagunya.

Tahun demi tahunpun berlalu membawaku jauh dari ibunda. Hampir sembilan tahun aku hidup terpisah dengan ibunda di negeri seberang. Hanya sesekali mengunjunginya
saat liburan musim panas. Kadang setahun sekali, namun akhir –akhir ini dua tahun sekali. Beliau selalu bertanya, kapan aku pulang. Walaupun ibu tau aku tak bisa cepat pulang.

Alhamdulillah Allah menakdirkanku untuk bertemu dengan orang-orang shaleh dengan akhlak yang mulia. Orang-orang yang memuliakan ibu dan ayahnya, yang sangat takut akan riya, yang lembut akhlaknya, baik bahasanya. Kini aku menyadari bahwa aku belum memuliakan orang tuaku. Aku menyadari betapa hebatnya pengorbanan orang tuaku selama ini. Rasa cinta dan hormatku pada mereka semakin besar.

Hampir Sembilan tahun berpisah. Suka duka ibu dan ayah tak bisa kusaksikan sendiri. Saat duka melanda, aku hanya bisa mendengar cerita dari telpon. Itupun saat semuanya telah terselsaikan. Adik-adik tercinta yang kalang kabut mencoba melindungi orang tuaku dengan berbagai cara. Dan aku hanya bisa mendengarkan dan berdo’a.

Saat bahagia melanda, kudengar cerita mereka di telpon. Rasa syukur yang kupanjatkan atas perlindungan yang Allah berikan.
Suka, duka.
Kadang hati bertanya, mulut melantunkan do’a.  Kini mereka dilanda duka.
Terbayang wajah cemas ibu dan ayah. Peluh mereka yang tak habis juga. Bahkan saat anak-anaknya beranjak dewasa.
Ingin kuhadiahkan istana. Yang lengkap dengan dayang-dayang. Dan tak ada kesedihan disana.
Jika tidak bisa kuberikan di dunia, sudikah Engkau berikan itu di surga ya Allah ?

Mother, don’t worry I’m fine
Promise to see you this summer
This time will be no delay
Mother, how are you today ?
Many things happened while I was away.
Mother, how are you today ?

Kini aku menangis lebih dari ibuku saat mendengar lagu ini. Ibu, apa kabarmu hari ini ?
Aku berusaha akan menemuinya liburan musim panas kali ini. Tak akan ada alasan lagi. Insya Allah.
Banyak hal yang terjadi dengan mereka saat aku jauh. Suara letih mereka, suara cemas mereka, kesedihan mereka, kesabaran mereka. Ah , andaikan aku bisa melakukan sesuatu. Ayah, ibu, Allah mencintaimu.
Aku harap hari ini beliau baik-baik saja. Bersama ayah tercinta. Semoga tidak ada airmata dan kecemasan di wajah mereka. Tolong lindungi mereka ya Allah. Karena aku tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Tolong lindungi adik laki-lakiku, adik-adik perempuanku.

Tolong bangunkan istana di surga untuk ayah dan ibu ya Allah. Untuk keletihannya, pengorbanannya, airmatanya, kasih sayangnya, kecemasannya, kesabarannya.
Jangan biarkan ada satu makhlukpun menyakitinya ya Allah. Lindungilah, cintailah mereka ya Allah. Dan jadikanlah Engkau yang paling mereka cintai. Amiin.

Mother, I hope you are okay.
Catatan malam, Tokyo, 28 Desember 2008

http//zusa14.multiply.com