Jadilah Ilalang

ilalangOleh: Syaripudin Zuhri

Ada pemandangan ironis, di sebuah lembaga terhormat, terjadi huru hara, sampai-sampai meja sidangpun dibanting! Katanya tokoh terhormat, tapi tindakannnya diluar rasa kehormatan! Celakanya lagi membawa nama partai yang juga katanya terhormat, karena membawa lambang atau symbol agama, tapi ya ampun… tindakannya sungguh di luar symbol yang dibawanya. Ribut karena kekuasaan dan jabatan, telah membunuh akal sehat sebagai orang-orang yang mestinya terhormat.

Ribut atau bertengkar pada siapapun, apa lagi di lembaga terhormat, lebih banyak ruginya daripada untungnya. Ribut atau bertengkar pada siapapun, apa lagi dilembaga terhormat, sekali lagi,di lembaga terhormat, dapat merusak citra Indonesia sebagai suatu bangsa dan Negara, biasanya menimbulkan trauma yang berkepanjangan dan hanya menjauhkan rasa persaudaraan yang sudah ada. Maka jika ada hal-hal yang menyebabkan keributan pada orang lain, ambil sikap tegas, Diam! Dan tak perlu mencontoh perbuatan di atas, memalukan!

Ya, lebih baik diam daripada anda bicara malahan berakibat buruk. Lebih banyak diam lebih menjaga mulut dari perbuatan menyakiti orang lain. Mulut-mulut yang ceriwis, jangan ditanggapi, anggap angin lalu. Bila ditanggapi, mulut ceriwis makin menjadi-jadi! Dan dimanapun berada, jenis orang seperti ini, akan selalu ada. Dan jikapun mendapat hinaan atau ejekan dari mulut ceriwis, hadapi dengan santai, tak perlu diambil hati dan jangan dipikirkan.

Jadilah ilalang, diinjak-injak orang masih tetap hidup! Dan ilalang tetap hidup di tanah yang sangat gersang! Jadilah ilalang, tidak ditanam orangpun tetap dapat tumbuh. Ilalang hidup sendiri tanpa bantuan siapapun. Ilalang hidup dengan jiwanya sendiri. Walau tidak dikendaki kehidupannya, ilalang tetap bertahan hidup. Dan bila dibabatpun ilalang tetap berguna untuk makanan ternak! Jadi masih tetap berguna, jangan lupa: Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling berguna bagi sesamanya, sekecil apapun potensi yang dimilikinya.

Kamu tidak akan pernah bisa mengalami kemajuan apapun, jika hanya mendengarkan ‘kasak-kusuk’ orang lain tentang dirimu. Dan kamupun tidak akan pernah mengalami kemajuan, jika kamu ‘patah’ di tengah jalan, hanya karena mendengar hinaan, cacian dan makian orang lain.

Dan kamu juga bisa tidak mengalami kemajuan apa-apa, jika kamu hanya berkasak-kusuk tentang sipat-sipat orang lain, waktupun sudah terbuang percuma, kalau hanya membicarakan kekurangan-kekurangan orang lain. Dan lebih tidak bisa maju lagi kalau kamu hanya terpaku pada masa lalumu yang penuh derita, tanpa bisa mengambil hikmah dari penderitaan dan kemiskinan masa lalumu.

Jangan lupa banyak orang sukses yang lahir dari kemiskinan dan dari hinaan orang yang berada di sekililingnya, namun kimiskian dan hinaan tersebut tidak membuatnya patah semangat, tidak membuatnya putus asa. Bahkan dengan kemiskinan dan hinaan tersebut dijadikan motivasi yang kuat untuk merubah hidupnya, dan ternyata berpuluh tahun kemudian mereka menjadi orang sukses, ada yang jadi presiden, menteri, pengusaha, diplomat, konglomerat dan lain sebagainya.

Mereka akhirnya bahagia di ujung perjalanan, seperti kata pepatah: Berakit-rakit kahulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” dan itu ternyata terbukti, kebahagian didapat setelah bersusah dahulu.

Bahagia berasal dari Allah. Kunci kebahagiaanpun aada pada Allah, maka dekatilah Allah, mintalah kebahagiaan itu pada Allah, niscaya anda akan merasakan kebahagiaan itu kapan dan dimanapun anda berada.

Kebahagiaan sejati itu hanya pada Allah. Kebahagiaan karena memiliki, istri, anak, harta, kedudukan semua itu bersipat semu atau sementara, dan semua itu bisa meninggalkan dan ditinggalkan olehmu. Tapi bila kebahagiaan itu bersama Allah, hal tersebut akan berlaku selama-lamanya sejak dari dunia hingga ke akherat. Kebahagiaan sejati hanya milik Allah dan Dialah pemilik semua kebahagiaan!

Bahagia didapat karena dekat denganNya. Berdekatan dengan manusia ada batasnya, sedangkan berdekatan dengan Allah tak terbatas apapun, baik ruang maupun waktu. Dengan demikian anda bisa dekat dengan Allah di manapun dan kapanpun anda berada, tak ada yang bisa membatasi kedekatan anda kepada-Nya. Berdekatan dengan Ilahi tak diketahui oleh siapapun, kecuali Dia. Dan uniknya kedekatan dengan Tuhan dalam Islam, tak perlu perantara, langsung dengaNya!

Banyak orang mengejar kebahagiaan dengan sibuk menumpuk harta benda, kekayaan, jabatan dan lain sebagainya. Kalau orang lain bisa begitu sibuk dengan dunia hingga tidak sempat sedikitpun berhubungan dengan Allah, bisakah keadaan itu anda balik, yaitu karena sibuknya berdekatan dengan Ilahi hingga tidak sempat mikirin dunia, atau tetap berkecimpung di dunia ramai, tapi hati anda tetap berdzikir kepada-Nya. Pernah juga saya tulis di ruang ini, tetap berdzikir dengan internet.

Dekat dengan Illahi membahagiakan. dekat kepada-Nya tidak menimbulkan beban apapun, bahka beban jiwa yang tadinya begitu berat dan menyesakkan dada, setelah berdekatan dengan-Nya, beban itu mejadi ringan, kesusahan dan kegelisahan jiwa hilang, karena dirimu merasa dekat dengan-Nya. Berdekat dengan-Nya luar biasa uniknya, mengapa? Karena berdekatan dengan-Nya tak kelihatan oleh siapapun, orang lain tak melihat bahwa anda sedang “berdua” dengan-Nya, di manapun dan kapanpun anda berada. Disadari atau tidak oleh anda, Allah selalu dekat dengan anda!

Karena Allah dekat dengan anda, maka jadilah orangt baik, jangan bicara kecuali yang baik-baik. Di tengah-tengah orang yang mudah tersinggung, diam adalah obat paling baik. Jangan menyinggung perasaan orang, jika mereka menyinggung perasaan anda, jangan marah, jangan meladeni orang yang bicaranya jorok dan kotor. Orang semacam itu anggap saja orang yang sedang sakit, yang patut dikasihani, jangan dibenci dan jangan disakiti, diam saja dan jangan katakan apapun, kecuali kebaikan.

Jadilah seperti pohon yang sedang berbuah, di lempari batu oleh orang, dibalasnya dengan memberikan buahnya. Begitu juga orang yang baik, disakiti atau dihina orang lain, dibalasnya dengan senyum yang manis, bahkan didoakan orang tersebut agar menjadi orang yangt baik. Jadilah orang baik dan musuh akan bingung melawan orang yang baik.

Jadilah orang yang baik ditengah-tengah orang jahat, bertahan terus dengan sipat-sipat yang baik, anggap semuanya datang dari Allah dengan sipat dasar yang baik. Berbuat baiklah demi kebaikan itu sendiri, jangan cari musuh, tak ada untungnya. Lebih baik anda isi hari-hari anda dengan bersama Dia, berdzikir kepada Dia, tersenyum pada Dia, berbuat baik karena Dia, diam bersama Dia, bicarapun pada Dia, selalu berpikir tentang Dia. Buat apa mendengar orang yang bergunjing, rugi!

Orang yang hatinya busuk, tidak bahagia. Hatinya selalu digeragoti dengan prasangka-prasangka buruk, hingga dimana-mana banyak musuhnya. Orang yang mendapat sesuatu, dia yang sakit. Ada saja bahan untuk menjelek-jelekan orang lain. Kekurangan dan kesalahan orang lain menjadi santapannya sehari-hari. Orang yang hatinya busuk, biasanya di hatinya tersimpan berbagai macam penyakit hati, seperti : iri, dengki, sirik, hasud dan lain-lain. Orang seperti itu biasanya tukang mengadu domba orang lain, seperti ular berkepala dua.

Jadilah seperti : Ibrohim yang tidak hangus terbakar api; Yunus tidak mati ditelan ikan, Yusuf tidak meninggal diceburkan di sumur pada padang pasir yang kering, Syuaib tidak menderita di tengah-tengah kemiskinan, Siti Maryam tidak putus asa melahirkan anak tanpa suami, Sulaiman tidak sombong adalam limpahan kekuasaan, kerajaan dan kekayaan.

Jadilah Musa tidak tenggelam dihanyutkan dalam sungai Nil, Isa tetap mengabdi kepada Allah tanpa istri pedamping, Nuh tetap sabar walaupun pengikut hanya sedikit ketika menyebarkan agama dalam masa ratusan tahun, Ismail rela berkurban dan dikurbankan karena perintah Allah dan diatas semua itu jadilah Muhammad, karena Beliau adalah sebaik-baiknya contoh.

Mereka adalah manusia-manusia terbaik, karena kedekatanNya kepada Allah. Dan bila anda baru merasa dekat dengan Allah saja sudah menimbulkan kebahagiaan, rasa gelisah, resah hilang. Apalagi kalau benar-benar dekat dengan Allah, maka lenyaplah dunia, dunia tidak mampu lagi menggoda orang yang telah dekat kepada Allah, dengan sedekat-dekatnya dan sebenar-benarnya dekat.

Hal itu didapati oleh para wali Allah, para kekasih Allah, para manusia pilihan yang saya sebutkan di atas sebagai contoh, jangan lupa mereka juga manusia, sama dengan kita, tapi karena keikhlasan, kesabaran, ketabahan dan ketaqwaannyalah yang membuat mereka tegar dalam menjalani gelobang kehidupan., hingga sampai ke pantai kebahagiaan yang abadi.

Moskow, 7 Muharram 1436

31 Oktober 2014