Jangan Ganggu Anakku…Karena Bisikan Syetan Dibiarkan Bekerja

Belum lagi genap 16 tahun, sebutlah namanya Rehan, sudah dinikahkan ayahnya dengan laki laki pilihan ayahnya. Dalam usia seperti itu sang ayah meringankan mahar anaknya dan membiarkan putrinya ini tinggal bersama suami yang bekerja pas pasa-an. Setelah menjadi seorang isteri tidak ada yang berubah dalam diri Rehan, ia tetap menjadi wanita penurut seperti didikan yang telah ia terima dari orang tua sejak lahir.

Sikap taat pada suami tetap ia pertahankan, meski si suami  ini sendiri termasuk orang yang keras dan kasar pada keluarga. Itu semakin terlihat setelah Rehan melahirkan anak pertama yaitu anak perempuan. Suaminya menunjukkan rasa kurang senang karena ia menginginkan anak laki laki. Ia harus segera punya anak laki laki yang bisa membawa namanya kelak. Rehan hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Allah agar bisa punya anak laki laki. Akhirnya ia melahirkan Khalid.

Ternyata hal ini tidak menjadikan suaminya bersikap lembut padanya. Kebiasaan  buruknya berlaku kasar  malah bertambah, terlebih dengan meningkatnya kebutuhan sehari hari.

Akhirnya Rehan tak sanggup lagi hidup lebih lama dengan suaminya itu, ia kabur meninggalkan rumah membawa kedua anaknya. Ia pergi ke Kairo mencari kehidupan yang lebih aman dan mulia untuk kedua anaknya. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan menempatkan kedua anaknya di gubuk yang sangat sederhana. Ia merasakan kehidupannya sekarang lebih baik daripada bersama suaminya. Kemudian keluarlah keputusan suaminya menceraikannya, dengan begitu sempurnalah kebahagiaan yang ia dambakan, karena merasa telah lepas dari segala tindak kekerasan.

Hari demi hari berlalu, ia kemudian menikah dengan salah seorang penjaga gedung. Ia merasa bahwa laki laki ini cocok untuk menjadi ayah bagi putra putrinya. Tanpa ia sadari ia telah masuk ke perangkap yang ia tidak tahu bahayanya. Waktu itu Alisa putrinya baru duduk di kelas satu sekolah dasar, sementara Khalid belum bersekolah.

Tahun pun terus berganti, sang suami yang tadinya  begitu mencintai mulai berubah menjadi kaisar di rumahnya. Ia sudah malas bekerja dan lebih memilih tinggal  di rumah dan membiarkan isterinya  yang mencari nafkah sebagai pembantu rumah tangga. Lebih parah dari itu ia mulai berkumpul denagn teman teman yang buruk akhlaknya begitu ia dipecat dari pekerjaannya.

Seiring berjalannya waktu Hindun tumbuh menjadi gadis remaja yang mulai menampakkan segi segi kewanitaannya. Inilah yang membuat ayah tirinya merasa semakin sayang kepadanya, tak jarang ia bermain dengannya, dan terkadang memeluknya dengan penuh kasih sayang seorang bapak. Tapi ternyata itu bukanlah kasih sayang seorang bapak sesungguhnya. Ada udang di balik batu. Ia mulai menunjukkan sikap aneh kepada anak tirinya yang membuat Alisa sering kali harus menjauh dan berlindung di rumah tetangga, karena merasa tidak senang  dengan kelakuan ayah tirinya yang mulai menunjukkan belangnya.

Bila malam tiba ia pulang ke rumah, dan mendapati pandangan ayah tirinya yang penuh nafsu berusaha menembus apa yang tersembunyi di balik bajunya. Hal itulah yang membuat ia harus mengetatkan selimut dan tidur di sofa ruang tamu. Ia berusaha memejamkan mata dan pura pura tidur, sementara air mata selalu membasahi pipi lantaran bingung apa yang harus dilakukan menghadapi situasi seperti ini. Ia juga tidak bisa mengatakan kekurang ajaran ayah tirinya kepada ibunya, karena takut itu akan melukai perasaan ibunya yang sudah banting tulang seharian mencari nafkah.

Dalam keadaan yang serba bingung , Alisa masih berusaha untuk menjaga kesucian dengan berbagai cara. Hingga pada suatu hari ia pulang dari sekolah , begitu membuka pintu ternyata tidak ada orang di rumah. “Aman” pikirnya, segera ia membuka pakaian dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Hal mana membuta sepasang mata yang tadinya bersembunyi di balik dinding menjadi terbelalak. Ya, ternyata ia tidak sendirian, ayah tirinya rupanya sudah menunggunya sejak tadi, Ia rupanya sudah rencanakan niat jahat kepada anak tirinya itu. Segera saja ia keluar dari tempat pengintaiannya dan menerkam tubuh Alisa. Alangkah terkejutnya Alisa dengan sekuat tenaga melakukan perlawanan sambil menjerit histeris. Setelah menggunakan segala cara termasuk meronta bahkan menggigit akhirnya Alisa terlepas dari cengkeraman ayah tirinya, dan segera berlari menuju rumah tempat ibunya bekerja. Kali ini ia tidak tahan lagi dan menceritakan perbuatan ayah tirinya itu kepada ibunya. Tapi si Ibu malah memarahinya.

Sore hari mereka pulang bersama ke rumah. Rehan pura pura tidak tahu apa yang telah terjadi meski hatinya sudah tidak menetu.

Keesokan harinya si ayah tiriini kembali melakukan aksinya. Sepulang dari sekolah Alisa meletakkan tas dan belum sempat melakukan apa apa ayah tirinya sudah menyergapnya dan dengan cepat mengikat kedua tangannya. Tapi belum sempat is membaringkan Alisa di ranjnag, tiba tiba Rehan muncul dari balik pintu dan segera memukul mukul suaminya yang kurang ajar ini. Merasa usahanya gagal dan malu karena ketahuan ia segera pergi setelah menghancurkan  hati yang haris ia jaga keamanannya.

Rehan khawatir dengan apa yang terjadi pada anaknya hingga ia berinisiatif membawanya ke dokter. Memang belum terjadi apa apa pada diri putrinya, tapi ia sudah tidak dapat menerima kelakuan suaminya ini, ia bertekad suami kurang ajar itu harus terlenyapkan, tapi bagaimana caranya? Akhirnya ia menemukan jalan, ia mempunyai kesepakatan dengan salah satu tetangga untuk menghabisinya nyawa suaminya.

Keesokan harinya Rehan berangkat kerja meninggalkan suaminya yang masih tertidur pulas. Saat itulah pembunuh bayaran masuk dan segera menamatkan nyawa suaminya, setelah semuanya beres pelaku amatir ini kabur meninggalkan rumah tersebut.

Polisi yang selidiki kasus ini tidak menemukan kesulitan berarti dalam ungkapkan siapa pelaku dan apa motifnya, akhirnya Rehan dan pembunuh bayarannya dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan.

Tinggallah kedua anaknya hidup terlunta lunta di jalanan, untunglah ada orang yang menemukan mereka dan mengembalikan mereka ke keluarga mereka di kampong. Demikianlah akhir kehidupan Rehan menanti ajal meninggalkan kedua anaknya  yang tidak tahu harus bagaimana masa depan mereka.

—-

Kisah Tragis ini terjadi karena membiarkan bisikan setan bekerja di semua pihak dan lini….

Al Qhatani – PQ