Jangan Jadikan Amalan Ramadhan Hanya Menjadi Ibadah Musiman !

ramadhanYomna El-Saeed-Penulis Freelance-Mesir

Merupakan fenomena dalam sebagian besar  umat muslim yang hanya melakukan perbuatan baik dan banyak amal soleh  dengan cara yang lebih dari biasanya, hanya pada saat di bulan Ramadan, dan menghentikan amalannya secara mendadak setelah berakhirnya bulan tersebut.

“Saya pernah bertemu dengan seorang teman saya yang sengaja untuk mencari jilbab. Dengan senang hati saya mengucapkan selamat kepada dia untuk langkah perubahan yang baik ini, tapi dia menjawab,” nay, aku tidak memakainya secara permanen, Ini hanya untuk bulan Ramadhan ” Aku jadi terpaku …

Saya menemukan situasi seperti ini beberapa kali.  Hal yang menjadi lumrah dimana banyak  anak sekolah atau ibu dewasa mengenakan jilbab hanya di bulan Ramadhan. Juga lumrah bila bertemu dengan pria / wanita Muslim yang melakukan salat lima waktu di masjid, membacakan Al-Quran dan terlibat dalam kegiatan amal hanya di bulan Ramadhan.

Setiap tahun, beberapa minggu sebelum bulan suci dimulai, selalu dimunculkan sebuah pertanyaan tahunan, “apa rencana Anda untuk Ramadhan? Bagaimana Anda akan meningkatkan ibadah Anda?” Dan umat Muslim terus melakukan perencanaan dengan tujuan yang sangat tinggi, dalam upaya untuk mengalahkan rekor amal pada tahun yang lalu.

Setiap Ramadan selalu ada tekanan untuk menjadi orang yang lebih baik; untuk lebih banyak berdoa, untuk membaca Quran, bukan untuk membalas dendam,  tidak bersumpah, tidak memakai terlalu banyak make-up, dll …

Tentu saja, kita tahu bahwa bulan kesembilan dalam kalender Islam adalah bulan khusus ketika Allah sangat bermurah hati menggandakan pahala beberapa kali dari  perbuatan baik kita. Namun, beberapa Muslim ternyata selalu berurusan dengan fakta pada bulan tersebut ternyata  mereka aktif berebutan dalam festival belanja dengan iming-iming discount yang sangat memikat.

Mereka mencoba untuk mengkompilasi perbuatan baik sebanyak banyaknya karena mereka mampu melakukannya selama Ramadan, karena mereka mengetahui dengan pasti bahwa mereka tidak akan mempertahankan perbuatan baik tersebut setelah Ramadan, yakin karena tidak mampu melakukan peribadatan yang begitu banyak diluar Ramadan, dan juga mereka berpendapat bila  perbuatan baik di bulan lainnya tidak  berlipat ganda seperti pada bulan Ramadan.

Seharusnya kita  memanfaatkan nuansa Ramadan sebagai tahap awal untuk mendekatkan diri kepada Allah swt . Namun, sementara mereka hanya mengadopsi gaya hidup religius dan berencana untuk mengakhiri semuanya secepat Ramadan berakhir, berarti kita tidak membina hubungan kita dengan Allah dengan serius sepanjang waktu.

Ini kasus ibadah musiman juga terjadi di 9 hari pertama Zul-Hijjah, dalam perjalanan haji dan umrah, serta ketika beberapa siswa hanya berdoa selama menjelang dan menghadapi ujian mereka.

Ketika para siswa meminta nasihat tentang rencana Ramadan, syekh saya mengingatkan kita dengan hadits Nabi Muhammad (saw)

“Pekerjaan yang paling dicintai Allah yang dilakukan teratur dan konstan meskipun kecil” (HR. Al Bukhari).

Dia juga membacakan ayat tersebut,

“Katakanlah: Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap  Allah dengan ikhlas, berpasangan atau sendiri-sendiri, dan kemudian memikirkan tentang Muhammad.” Tidak ada penyakit kegilaan apapun padanya. Dia hanya seorang pemberi peringatan kepada Anda sebelum menghadapi azab yang keras  “(34:46)

Sheikh memberi kami nasihat yang sangat penting; tidak menyembah Pencipta kita hanya untuk mendapatkan ganjaran baik, melainkan  kita harus menyadari bahwa Dia layak untuk disembah dan ditaati. Dan kita harus tetap menaati-Nya di setiap saat.

Hai Muslim, sepanjang hidup kalian jangan hentikan  berjihad melawan hawa nafsu !

Kami semua menyadari kesalahan kita, dan hal-hal baik yang kita lewatkan, dan ini muncul dengan sangat jelas di bulan Ramadan ketika seseorang berhenti dari selusin kesalahan, dan mengadopsi selusin  hal hal yang baik.

Tapi sayang hal ini tidak akan mengarah perubahan yang berkelanjutan; untuk perubahan yang berkelanjutan harus berlangsung perlahan dan terus.

Jadi, Ramadan ini, saya tidak memiliki rencana khusus yang dikemas dengan target  yang tinggi seperti yang biasa saya lakukan di setiap  tahun, kecuali  saya akan terus mencari kesempurnaan dalam hubungan saya dengan Allah secara  kontinue. InsyaAllah (Nn)