Kau Yang Mencipta, (aku) Yang Membuat

Oleh: Syaripudin Zuhri
(1)
Kau ciptakan tanah, aku buat bata
Kau ciptakan samudara, aku buat kapal
Kau ciptakan dingin, aku buat labirin es
Kau ciptakan sakit, aku buat obat
Kau ciptakan masalah, aku buat solusi
(2)
Kau ciptakan salju, aku buat motornya
Kau ciptakan mimpi, aku buat kenyataannya
Kau ciptakan alam, aku buat jalannya
Kau ciptakan telinga, aku buatkan musiknya
Kau ciptakan mata, aku buat bacaannya
(3)
Kau ciptakan air, aku buat minuman
Kau ciptakan udara, aku buat kapal terbang
Kau ciptakan kedalaman laut, aku buat kapal selam
Kau ciptakan ladang, aku tanam padinya
Kau ciptakan ilalang, aku buatkan kertasnya
(4)
Kau ciptakan kesulitan , aku buatkan kemudahan
Kau ciptakan api, aku buat emas
Kau ciptakan mentari, aku buat energy
Kau ciptakan malam, aku buatkan mimpi
Kau ciptakan siang, aku buatkan karya.
Itulah bait-bait tentang penciptaanNya,yang kalau mau dilanjutkan bisa sepanjang-panjangnya. Tapi entah mengapa banyak sekali manusia yang terus saja merasa kurang dan tak pernah mau bersyukur terhadap yang telah diterimanya. Ada bahkan bilang”tak punya apapun” Padahal bila melihat anggota tubuh yang ada, betapa banyak karunia Allah yang telah diberikan padanya.
Mulai dari badan yang sehat dan anggota tubuh yang lengkap, dan kalau mau dihitung nilai setiap anggota tubuh, maka akan bertremu dengan nilai tak terhitung banyaknya, bagaimana membuktikannya? Silahkan datang kerumah sakit, dan lihat orang-orang yang sakit, dan tanyakan berapa dana yang sudah dikeluarkan agar menjadi sehat kembali.
Apa lagi yang sudah punya penyakit parah dan kronis, berapapun akan dibayarnya, agar sembuh kembali. Nyawa yang satu-satunya itu harus dipertahankan, sehingga dana yang keluar bukan lagi persoalan, bagi yang kaya apapun di jualnya, agar sembuh. Ambil contoh singkat berapa dana yang dibutuhakn orang yang cuci darah? Berapa dana yang dbutuhkan saat operasi jantung? Berapa dana penyangkokan hati dan lain sebagainya.
Hitungannya bukan lagi jutaan, tapi puluhan bahkan ratusan juta! Itu baru perkara kesehatan, belum lagi anggota tubuh yang kalau dihitung satu demi satu banyaknya bukan main, dan begitu banyak jaringan dalam tubuh, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, di mana setiap anggota tubuh itu mempunyai fungsi masing-masing, yang tidak dapat digantikan satu sama lain.
Sepuluh jari tangan saja sudah luar biasa, belum lagi indera dari mulai mata, telinga, mulut, kulit dan lain sebagainya. Itu baru bagian luar, di bagian dalam lebih komplek lagi, dari mulai usus, jantung, daging, tulang dan lain sebagainya. Salah satu saja sakit, dari anggota tubuh tadi, rasanya kurang nyaman. Apa lagi kalau sudah penyakit komplikasi, penyakit bareng menjadi satu, entah apa  rasanya, masih kurang jelas?
Coba lihat ke luar diri, di alam, air, udara, matahari, pohonan, rumput, salju, hujan, matahari dan lain sebagainya adalah karunia Tuhan yang terhingga. Anda bisa bayangkan,  ada hidung kita,  tanpa ada  udara, apa jadinya? Ada mata, tapi tak bisa melihat? Ada telinga tapi tak bisa mendengar, ada mulut tak bisa berkata, coba hitung itu?  Bukah itu semua nikmat Allah. Dan coba anda bayangkan, kalau kita tak punya kaki, tak punya tangan? Masih kurangkan rezeki Allah itu?
Jadi kalau masih saja mengeluh dan tak mau juga bersyukur ats segala karuniaNya,loh maua kemana kita? Karena sejauh-jauhnya melangkah, hanya kuburan yang ada dihadapan kita. Malaikat maut sedang mengamati kita dan bila waktunya tiba, tanpa bilang “ba, bi, bu… “tiba-tiba nyawa pun melayang. Maka selagi hidup di dunia, mari mencoba dan terus bersukur kepadaNya yang telah membanjiri rezeki yang tak kurang-kurangnya! Jangan lupa,  rezeki Allah itu bukan hanya uang!
Jangan dipersimpit rezeki Allah dengan hanya uang. Pekerjaan, keluarga, sahabat, teman, bisa bergerak, bisa berjalan, bisa duduk,bisa berbaring, bisa istirahat, bisa tidur dan lain sebagainyaitu adalah rezeki Allah SWT. Dan itu lebih terasa ketika anda tak bisa tidur karena ada penyakit, sakit gigi saja misalnya, itu sudah sangat mengganggu tidur. Mau duduk tak bisa, karena ada penyakian wasir, mau berjalan tak bisa, karena kaki lumpuh, mau memegang pun tak bisa, karean tangan tak bisa digerakan walaupun hanya sepuluh senti! Mau buang hata pun susah, karean tak bisa turun dari ranjang dan lain sebagainya. Jadi nikmat Tuhan mana lagi yang mau didustakan?
Moskow, 8 Pebruari 2013.