Kepal Tangan, Potensi dan Menembus Batas

Pernahkah anda melihat bayi yang baru lahir hingga umurnya empat puluh hari? Apa perilaku tubuhnya yang anda lihat? Jika belum pernah, cobalah untuk melihatnya. Ternyata, setiap bayi yang lahir ke dunia ini, perilaku yang pertama kali dilakukannya selain menangis adalah mengepal tangan. Kenapa harus mengepal tangan? Apa rahasianya?

Subhanallah, ternyata, itu merupakan tanda bahwa setiap manusia dilahirkan ke dunia ini diberikan sifat manusia unggul: optimis dan pantang menyerah. Kedua sifat itu dapat dirasakan saat kita berusaha untuk membuka kepalan tangannya. Sekalipun kita berhasil membukanya, tapi toh sang bayi akan kembali mengepal tangannya seperti semula. Cukup menakjubkan, bukan?

Ya, itulah rahmat Allah yang diberikan kepada semua manusia tanpa pernah memperhatikan statusnya, baik muslim maupun kafir. Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya. Jadi, rahmat yang termasuk kategori pertama diberikan Allah Swt. adalah potensi untuk tidak pernah menyerah dan putus asa. Allah senantiasa memberikan rahmat kepada manusia untuk menembus batas kehidupan ini. Bahkan dapat dikatakan, bahwa setiap manusia yang lahir di dunia ini memiliki potensi untuk unggul. Hingga dengan potensi tersebut manusia bisa ‘menembus batas’ antara kemampuan manusia yang satu dengan yang lainnya.

Kemudian, Allah pun memberikan rambu-rambu untuk dapat menembus batas sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya. Inilah yang disebut hidayah untuk mendapatkan taufiq. Manusia yang mendapatkan taufik hanya orang-orang muslim, yang mengakui bahwa al-Qur’an dan as-Sunnah sebegai ‘rambu-rambu’ kehidupan. Rambu-rambu yang mengatur manusia untuk tetap konsisten dalam melakukan kebaikan dan menjuahi kemungkaran. Hingga klimaksnya, setiap muslim pun disimpulkan mendapatkan sifat rahim Allah. Sifat ini hanya diberikan kepada manusia muslim. Atau dapat ‘dikerucutkan’, bahwa setiap manusia di dunia ini mendapatkan rahmat Allah, tapi yang berhak mendapatkan rahim Allah hanyalah orang yang beriman.

Orang beriman yang mendapatkan rahim Allah sangat dituntut untuk terus menjadi manusia unggul. Bahkan Allah menunjukkan sifat unggul itu secara nyata ke dalam kehidupan para nabi-Nya. Kehidupan Rasulullah Saw. misalnya. Dari sebelum diangkat menjadi rasul Allah, ia sudah dibimbing untuk mendapatkan sifat rahim-Nya. Bahkan Muhammad bin Abdullah selalu menjadi orang yang unggul dalam komunitasnya. Saat remajanya, ia sudah dikenal sebagai al-amin; saat ia diberi amanah oleh Khadijah untuk mendistribusikan barang-barang daganannya di beberapa negara, Muhammad bin Abdullah mampu membuktikan kalau ia karyawan unggul. Bisnis yang dijalankannya mampu bersaing di pasar international dan ia pun mampu menjadi entrepeneur yang unggul; saat ia menjadi rasul Allah sudah pasti Rasulullah menjadi manusia yang nomor wahid, tiada tandingannya.

Oleh karena itu, potensi al-amin Rasulullah mampu menembus batas manusia biasa. Rasulullah menanamkan bahwa umatnya harus bisa menjadi manusia yang bukan seperti manusia kebanyakan. Ia harus menjadi manusia yang berbeda tapi tetap sesuai dengan ‘rambu-rambu’ yang ditetapkan Allah. Bilal bin Rabbah salah satu contoh umat muhammad yang unggul dan berprestasi alias bukan umat kebanyakan. Bukti berbedanya ia dengan sahabat-sahabatnya yang hidup di masa Rasulullah adalah, memiliki jaminan masuk surga tanpa hisab. Inilah contoh manusia yang mampu menembus batas. Ia yakin potensi azannya mampu menembus batas menjadi manusia yang unggul di hadapan Allah dan Rasullah Saw.

Maka, cukup tepat bila kita tetap disunnahkan untuk membaca basmalah, bismillahhirrahmanirrahim. Dengan merenungi kandungannya, kita akan menemukan beragam potensi yang diingatkan Allah agar kita mampu menembus batas menjadi manusia unggul dalam komunitas, bukan kategori manusia rugi, yang selalu menyia-nyiakan umur yang diberikan.

Tepat, salah satu rahasia disunnahkannya membaca basmalah, sebelum memulai pekerjaan adalah agar kita selalu ingat bahwa tidak ada kesuksesan tanpa izin Allah. Kesuksesan yang diraih sudah tentu sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Dan usaha menusia untuk mendapatkan kesuksesan itulah yang diberi nama taufik. Jadi, dengan memahami rahasia yang terkandung dalam basmalah akan terhindar dari sifat putus asa. Karena di balik rahasia kandungan basmalah, tersimpan keyakinan bahwa gagalnya meraih kesuksesan disebabkan kurang optimalnya usaha dan potensi kita untuk mendapatkan kesuksesan.

Karena itu, sudah saatnya kita optimis menjalani hidup ini. Yakin bahwa Allah sejak lahir telah memberikan kita spirit potensi sukses. Apalagi, Allah juga memberikan taufik untuk benar-benar mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat. Marilah kita menjadi muslim unggul, berprestasi dan sukses sesuai dengan potensi yang kita miliki.

19 April 2008 Pukul 17.00 WIB Rumah Sakit Mitra International (RSMI) Jakarta Timur