Kisah Penderma yang Kesepian

Hiduplah penduduk di suatu kampung penuh kesejahteraan. Tersebut selalu nama Pak Reza oleh warga tersebut dengan sangat akrab. Ia dikenal sebagai saudagar kaya yang sangat dermawan. Membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Duduk di beranda rumahnya, Pak Reza tampak sedih. Pemandangan yang jarang ditemui oleh isterinya.

”Ada apa suamiku? Kenapa kamu tampak sedih seperti itu?”

”Ingatkah waktu kita dulu…? Diberi kekayaan namun penuh ketakutan…? Setiap malam, mata ini tidak bisa terpejam, takut kehilangan harta yang kita miliki…?”

”Iya… ”

”Ingatkah waktu itu? Kita sudah lama terpenjara dalam rumah sendirian dalam ketakutan itu, tanpa punya banyak teman…?”

”Iya… Tapi alhamdulillah Allah membuka hati kita… Bahwasanya harta yang kita miliki bukanlah milik kita. Harta pinjaman yang Allah berikan kepada kita, dipinjam lagi olehNya untuk kita bagikan kepada yang memerlukannya… Sekarang kita lebih damai dan bahagia… Dan orang di sekitar kitapun, subhanallah, juga ikut berbahagia… ”

”Iyah… Tapi aku terkadang merasa lelah… ”

”Kenapa suamiku???”

”Mereka datang kepadaku meminta pertolongan. Namun setelah itu mereka pergi dan tidak pernah kembali. Tak pernah ada kabar sekalipun… Tegur sapapun tidak… ”

”Suamiku… Mereka akan selalu mengingat kebaikanmu dan berterima kasih akan hal itu. Tapi kamu tidak berhak memaksa mereka untuk kembali dan tetap di sekitarmu. Semua orang harus terus melangkah dalam kehidupannya, termasuk dirimu… Karena setiap orang memiliki kesibukannya masing-masing… ”

”Namun kenapa aku masih merasa kesepian?”

”Oh suamiku… Kamu terlalu lama merasa sendiri…. Janganlah terlalu berharap mereka mengerti dirimu dan apa yang kamu butuhkan… Nikmati saja pertolongan yang kamu bagi kepada mereka tanpa berharap imbalan maupun perhatian sekalipun… Yang pertolongan itu akan menjadi kebahagiaan mereka… Nikmati juga sisanya di akhirat kelak… ”

Astaghfirullahal’azhim… ”

”Suamiku… Aku masih berada di sisimu… Yang lebih mengerti dirimu… Janganlah kamu merasa kesepian… Jika tak ada satupun orang yang menemanimu sekalipun… Allah akan menjadi satu-satunya temanmu, jika kamu ikhlas apa yang kamu lakukan… ”

Lambat laun dengan bergulirnya tahun, nama Pak Reza lenyap di kampung itu. Namun kampung itu masih tampak sejahtera. Hanya kabar tentang kelahiran anak pertamanya yang terdengar.