Konsisten di Service Area Sendiri

Kebanyakan orang termasuk diri kita sendiri mungkin, sering mencampuri danpengin tau aja masalah orang lain padahal orang lain itu belum tentu seneng kalo kita memasuki kehidupannya atau mengetahui masalahnya, kalo ada gosip-gosip kita sering banget bilang “apa sih, apa sih? Ada apa?”, kita pengin taunya besar, setelah tau sedikit, kita cari tau lagi dengan detilnya dan parahnya lagi kita sebaar-sebarain tu gosip padahal belum tentu kebenarannya. Kita sangat antusias dengan problem orang lain, itulah yang dinamakan keluar dari service area kita. Area kita adalah diri kita sendiri, urusan kita sendiri. Kalo kita mengurusi orang lain, itu namanya kita menginvasi atau merambah wilayah/kapling orang lain, nanti kita kayak Malaysia yang suka mindahin patok perbatasan.

Konsisten di service area kita adalah tidak memindahkan patok perbatasan kita, kita sendiri adalah patok perbatasan itu, kita gak perlu melakukan infiltrasi terhadap orang lain, gak ada gunanya buat kita. Lain halnya kalo orang lain itu dengan senang hati cerita tentang masalahnya sekedar curhat atau minta nasehat dari kita, di situ kita boleh-boleh aja, sah-sah aja masuk ke service areaorang lain dalam rangka membantu dan memberi solusi pada orang tersebut,
karena manusia yang baik adalah manusia yang bisa memberi manfaat kepada orang lain, inilah yang harus digarisbawahi mencampuri masalah orang lain demi membantu dan memberi solusi adalah hal yang sebaiknya kita lakukan, dan itu namanya perhatian atau care dengan sesama.

Kita memberikan perhatian kepada sahabat, keluarga atau orang terdekat kita misalnya apabila mereka terlihat murung/memiliki masalah maka kita dapat menyapanya dengan “kamu lagi gak sehat?” misalnya. Akan tetapi kalo orang tersebut menjawab dengan “ah, gak papa kok..”, itu berarti kita harus berhenti sampai disitu aja, kita gak boleh melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya, hal itu mengindikasikan bahwa orang tersebut tidak mau orang
lain mengetahui masalahnya, dan itu adalah hak dia, service area dia, kalo kita maksain untuk tau apa yang sedang dia alami berarti kita telah melanggar hak asasi dia dan akan menimbulkan emosi yang lebih tinggi dari orang tersebut.

Umur pada seorang wanita adalah hal yang sensitif untuk tidak perlu ditanyakan kecuali untuk urusan administrasi, apa ada manfaatnya atau pengaruhnya kita tau umur orang lain? Kalo kita tau toh tidak akan memperpanjang atau memperpendek umur kita kan?. Termasuk juga pertanyaan-pertanyaan sensitif yang banyak kita dapati dalam sehari-hari
adalah “kapan kamu nikah?”, “gaji kamu berapa?”, “udah kelar belum skripsinya?”, hal tersebut sangat sensitif untuk ditanyakan, karna itu termasuk sudah keluar dari service area  kita, beruntung kita gak digampar sama orang tersebut hehehe… karna itu menyinggung perasaannya.

Ada cerita seorang dosen yang setiap hari teman-temannya menanyakan kapan kelar S2-nya?, dia emang udah lama menjalani studi S2 dan tidak selesai-selesai karna satu dan lain hal, mungkin pertanyaan dari teman-temannya di kantor adalah bentuk perhatian menurut mereka tapi bagi dosen tersebut adalah suatu hal yang sensitif kalo boleh dikata sih penghinaan. Karna tak kuat menghadapi pertanyaan yang sama setiap harinya maka dia memutuskan untuk keluar dari dosen atau mengundurkan diri. Sikap dari teman-temannya adalah termasuk keluar dari service area untuk terlalu masuk kedalam service area dosen tersebut.

Ada lagi nih yang lebih parah, yang kalo kita lakukan bisa keluar dari keimanan kita… hiiii… kok ngeri??. Kadang-kadang kita suka was-was, suka berkata ‘jangan-jangan.. jangan-jangan…’ nah, itu termasuk kita sudah keluar dari service area kita dan memasuki service area Tuhan yang berhak menentukan  apa yang terjadi pada satu detik, menit, hari, bulan dan tahun berikutnya. sebagai makhluk kita cuma bisa berusaha atau melakukan sesuatu yang terbaik lalu hasinya sepenuhnya adalah hak prerogatif Tuhan, langkah selanjutnya setelah berusaha adalah berdoa dan tawakkal, itu aja titik!. Perkara hasil, gagal atau sukses itu semua Tuhan yang menentukan, gagal atau sukses itu semuanya dalam rangka untuk kebaikan kita. Kalo kita berfikir jangan-jangan nanti gini, nanti gitu, itu namanya kita “menihilkan eksistensi” Tuhan, kita melanggar hak Tuhan untuk berkehendak atau mendahului kehendak Tuhan padahal meniadakan eksistensi Tuhan berarti keluar dari keimanan, inilah yang harus kita waspadai biar kita gak terjebak pada pemikiran yang akan meluluhlantakkan iman yang selama ini kita bangun.

Sebagai “closing statement” nih, kita sebaiknya mencaari kegiatan yang bermanfaat dan membangun serta memperbaiki diri kita agar kita gak tergoda untuk bergosip dan memasuki service area orang lain n juga biar kita terhindar dari runtuhnya iman dengan masuk service area Tuhan, kita hanya perlu berusaha maksimal setelah itu berdoa dan tawakkal, itu aja!. “That’s all guys”, semoga “advice” ini bisa ngasih kita pencerahan untuk dapat hidup dengan bahagia tanpa mencampuri urusan orang lain dan tanpa menihilkan eksistensi Tuhan padahal Tuhan itu eksist pada diri kita melebihi urat leher kita. Allahu a’lam.

Alfi Kozawa

alfikozawa.com