Mendekatkan diri pada Allah di tengah Kondisi Mesir yang kian Mencekam

Mesir semakin bergolak dan memanas, kerusuhan terjadi hampir di setiap sudut kota. Pembakaran fasilitas umum, penjarahan toko dan mall serta perampokan rumah-rumah penduduk oleh tahanan-tahahan yang lepas dari penjara dan perusuh sudah menjadi hal yang biasa. Demonstrasi dari masyarakat agar Mubarak turun dari kekuasaannya terus disuarakan di seluruh penjuru negeri. Detik-detik kejatuhan sebuah dinasti zhalim telah dekat. Dan al-haq akan menang dengan izin Allah, insya Allah.

MASISIR-Mahasiswa Indonesia di Mesir- mulai merasa tidak aman dan takut, serta kesulitan mendapatkan sembako. Takut jiwa mereka terancam, takut jika secara tiba-tiba mereka ditangkap oleh pihak kepolisian, diinterogasi dan disiksa. Sampai saat ini, sudah terjadi beberapa penangkapan dan interogasi menegangkan terhadap mahasiswa Indonesia, walau belum ada yang jadi korban, yang jelas setiap orang harus selalu waspada, mematuhi aturan jam malam, dan selalu membawa idenditas diri baik kartu mahasiswa, kartu PPMI dan paspor setiap kali keluar rumah.

Disamping itu, menjaga komunikasi dengan pihak Kedutaan dan organisasi induk PPMI serta organisasi Kekeluargaan baik melalui saluran telpon dan FB agar informasi selalu update.

Di tengah kondisi yang kian mencekam ini, hanya Allah SWT yang dapat dan tepat kita jadikan pelindung. Bagaimanapun manusia berusaha dengan segenap upaya untuk melakukan tindak kejahatan, jika Allah tidak berkehendak, tidak akan terjadi. Begitu juga sebaliknya, jika ketentuan dari Allah telah ditetapkan, tidak ada jalan untuk menghindar. Keyakinan ini yang membuat jiwa orang-orang beriman selalu tenang dan merasa aman dalam penjagaan Tuhan yang maha kuasa.

Tuhan yang menguasai kerajaan langit dan bumi, yang maha kuat dan maha berkehendak. Tidak ada satupun di jagat raya ini yang sanggup mengalahkan kekuatan-Nya. Tidak malaikat, tidak jin, tidak manusia dan tidak hewan. Semuanya tunduk di bawah kemahakuasan Allah. Semuanya lemah di hadapan Allah yang agung.

Disini pula iman berperan, iman terhadap sesuatu yang ghaib, yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra dan dirasakan secara nyata, iman yang bersemayam dalam dada, yang memberikan rasa aman dan tentram dalam jiwa.

Iman yang dimiliki Nabi Musa saat terkepung dari dua arah. Di belakang ada lautan yang terhampar dan di hadapan ada Fir’aun bersama balatentaranya yang akan menyerbu. Namun saat itu nabi Musa berkata dengan sangat yakin, -disaat semua pengikutnya menyalahkan beliau-, "Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Ia akan memberiku petunjuk".

Begitu pula tatkala nabi Ibrahim akan dilemparkan ke dalam kobaran api yang menyala-nyala, yang secara kasat mata kematian sudah nyata di hadapan, tapi nabi Ibrahim berserah kepada Allah sembari berkata, "Cukuplah Allah bagiku menjadi sebaik-baik penolong", sehingga dengan izin Allah jadilah api yang panas dan membakar itu menjadi dingin dan memberi keselamatan pada beliau. Atau, tatkala Nabi Muhammad terkepung bersama Abu Bakar di dalam gua, saat dikejar oleh orang-orang kafir Qurays, Nabi begitu yakin bahwa ada Allah yang akan melindungi beliau.

Iman yang terhujam kuat di dalam hati, yang tidak akan hilang dengan lenyapnya harta, yang tidak akan berkurang dengan berkurangnya usia, dan tidak akan sirna dengan sirnanya asbabud dunya.

Iman yang akan selalu tumbuh subur dengan ketaatan pada-Nya, dengan iltizam menjaga shalat tepat pada waktunya, tilawah al-Qur’an, azkar pagi dan petang, do’a pada-Nya, serta berbagai bentuk ketaatan lainnya.

Karenanya, jangan terlalu panik, tetaplah tenang. Masih ada Dzat segala maha yang selalu melihat, mendengar, dan mengawasi. Ia akan mengabulkan doa-doa mereka meminta, mengampuni mereka yang memohon ampun dan memberi perlindungan pada mereka yang meminta perlindungan pada-Nya. Kepanikan, sejatinya akan mengeruhkan pikiran dan suasana. Tumbuhkanlah rasa aman dalam hati, rasa aman bahwa masih ada Allah yang bisa dijadikan tempat meminta tolong dan berlindung walau dalam kondisi terjepit dan terhimpit sekalipun, walau kematian telah nyata di hadapan. Sembari terus berikhtiar untuk selalu waspada, mematuhi aturan yang berlaku dan tentunya mendesak pihak-pihak pemangku jabatan untuk bertindak CEPAT dan SIGAP dalam upaya evakuasi penyemalatan WNI di Mesir

Kehidupan di dunia yang fana ini memang tidak pernah lepas dari berbagai krisis. Krisis ekonomi, krisis sulitnya mendapatkan sembako yang murah, krisis kemiskinan, sampai krisis akhlak, krisis pemimpin, krisis keamanan dan berbagai krisis lainnya. Namun semua krisis itu belum ada apa-apanya dengan krisis luntur dan hilangnya iman di dalam dada. Krisis iman ini yang paling berbahaya, yang akan merusak rasa aman, keselamatan dan kebahagiaan hidup seseorang dan masyarakat di dunia dan akhirat.

Terakhir, di tengah kondisi Mesir yang kian mencekam ini, terasa kematian bisa datang begitu cepat, itu yang pernah penulis rasakan, barangkali tiba-tiba terjadi penyerangan ke rumah-rumah penduduk oleh tawanan yang lepas dari penjara-penjara, pembakaran, peluru nyasar, dan lainnya. Sehingga kita menjadi waspada untuk berbenah diri, bersiap menghadapi kematian yang barangkali sudah di depan mata. Sehingga ketika ajal telah datang berharap dosa-dosa kita telah diampuni, semua kesalahan telah dimaafkan, hutang-piutang telah terselesaikan, amanah telah tersampaikan, janji telah ditepati, dan bekal untuk pulang kampung menuju akhirat abadi telah tercukupi, insya Allah.

Pada intinya, urusan dengan diri sendiri, dengan manusia dan Allah telah terselesaikan dengan catatan akhir yang baik, atau husnul khotimah, insya Allah.

NB: Mohon maaf dan perbaikan jika terdapat kekeliruan, semoga dapat menjadi penawar bagi hati-hati kita, insya Allah. Tetap berusaha mengupayakan percepatan evakuasi MASISIR demi keselamatan kita semua. Semangat!!

Salam dari Hayyu Asyir, Nasr City

[email protected]