Mama…maafkan Aku Mama

Hari sudah gelap, semburat merah langitpun telah hilang…..sayup-sayup sepanjang jalan kudengar masjid telah mengumandangkan Adzan Isya….. yach waktu telah Isya, seperti biasa aku baru tiba dirumah.
Diruangan yang cukup redup, nyaman….ruangan yang selalu ada dipikiranku…ruangan yang selalu aku merinduinya, ruang keluarga dirumah. Beliau sudah terlihat sangat lelah…duduk disofa kesayangannya menikmati saat-saat istirahat setelah seharian beliau mempersiapkan segala sesuatunya untuk keluarga tercinta, mempersiapkan makan untuk suami, anak-anak tercinta, pengabdian, pengorbanan mana lagi yang kau anggap kurang, maka pantaslah Tuhan mewakilkan diri-Nya kepada beliau…. “Ridha orang tua adalah Ridha Allah……..
Ibu,………
Mama,……
Posisimu lebih mulia 3 kali dari pada Bapak………..

Maafkan aku mama, ampuni aku mama, aku anakmu yang masih belum bisa berbakti kepadamu,

Perjuanganmu, pengorbananmu, perhatianmu, kasih sayangmu, tidak akan mungkin terbalas olehku…
Pengorbananmu membawa beban berat selama 9 bulan, pertaruhkan nyawa ketika melahirkan aku, merawat aku menyayangi aku, hingga aku bisa seperti ini. Ya Allah sayangi mama seperti sayangnya kepadaku ketika aku kecil, jaga kesehatannya selalu, sampe aku bisa membalas kebaikannya sebanyak mungkin, walapun, tidak mungkin aku bisa membalas jasanya itu.
Apapun akan kulakukan demi membahagiakanmu mama…… kau minta setengah duniaku akan kuberikan mama….. asal engkau bahagia… janglah engkau menangis lagi mama, sudah waktunya mama tersenyum…menikmati kesuksesanku… telah kau bekali aku dengan ilmu, telah kau berikan aku pendidikan yang cukup tinggi, hingga aku bisa seperti ini, mencoba berbakti walaupun jasamu tidak mungkin terbayar dengan seluruh penghasilan aku……

Tapi mama…..kenapa aku rasa ada yang berubah pada dirimu…..bukan kasih sayangmu yang berubah….kasih sayangmu akan tetap abadi…….apakah aku yang berubah mama ?

Dulu mama adalah sahabat, tempat aku berkeluh kesah, tempat aku mengadu, tempat aku bermanja, tempat aku cerita semua yang terjadi sepanjang hari, tapi kenapa sekarang mama selalu menghindar ketika aku akan bermanja-manja, mama selalu menyerahkan semua keputusan kepadaku ketika aku minta pendapat mama, seolah-olah mama telah anggap aku dewasa…….

Mama aku masih butuh tempat bermanja, aku masih butuh saran-saran mama, aku masih butuh tempat untuk semuanya…. Aku mau seperti dulu mama, mama yang menjadi sahabat aku…..mama.

Bukan mama yang berubah, tapi mungkin aku yang berubah….. apa yang harus aku lakukan mama,… ? Mama sekarang terlihat lebih tenang,…tapi bukan tenang aku lebih melihat mama jadi pendiam. Seolah mama tak khawatirkan aku lagi ketika aku pulang malam, mama ga peduli kalo aku pulang terlambat….
Kenapa mama ?
Kenapa ?

Telah begitu besarkan dosaku padamu,
begitu menyakitkan kah perbuatanku akhir-akhir ini …..
mama tolong kasih tau aku….. cerita mama….
Cerita seperti dulu, kita saling bercerita….
Bagaimana aku memahami mama, kalo mama seperti ini……
Bahkah sekarang mama tidak pernah bercerita tentang sakitnya mama…..Aku bersyukur kalo memang mama telah sembuh, tapi aku akan sedih sekali jika mama tahan-tahan skit mama, seolah-olah mama sehat, padahal mama sakit, mama hanya ingin aku tidak sedih…..
Jangan mama, tolong jangan lakukan itu padaku…… aku masih anakmu mama, mama masih tetap sahabatku mama………

Maafkan aku mama……