Mengenangmu Ayah

Ayah, bagaimana keadaanmu sekarang?
Adakah kau berada ditaman wardah yang indah dihias gemercik air mengalir dibawahnya?
Dan bila malam menjelang semua bintang jadi lentera?
Pada sebuah kehidupan yang kau jalani kekal dan menyenangkan?

Dulu, kau selalu tersenyum memandangku Kuharap sekarang kau masih tersenyum seperti dulu Saat ku kecil, kau selalu memanjakanku kuharap kau senang dengan keadaan barumu Tak pernah bosan aku datang dengan doadoa

Ayah, kau begitu bijaksana Jerih payah dan cucur keringatmu sangat berharga Redup tatap matamu pancarkan wibawa Senyum kasihmu hilangkan gundah Engkau adalah semangatku menjelma dalam jiwa Tak pernah terputus kurasa

Waktu begitu cepat berlari meninggalkan sederetan cerita Ketika sakit yang kau derita sangat menyiksa Tak pernah sedikit kau merintih dengan takdir kau berusaha menahan rasa perih bagai berjuang kurasakan dari kuat erat jemari penuh sayang yang selalu membelaiku saat kecil Tiba kau pergi karena Sang Khaliq lebih menyayangmu

Kau tak pernah bosan mengajarkan tentang kehidupan, kesabaran juga ketulusan Kau panutan dari anakanakmu

Diakhir sebelum kau pergi kau tanya pada bungsu kecil cantik kesayanganmu kutahu ia tak pernah dapat berpisah denganmu Jangankan untuk selamanya!
beberapa hari saja kau pergi, sikecil tak mendengar suaramu Pastikan ia demam dan panas Begitu pula ketika ia hendak tidur, pastikan kau ada di sampingnya Engkau sangat sayang sekali padanya

Selain bungsu, ia terlihat manja dan penurut ikatan batin denganmu begitu erat dengan penuh sayang kau ucap padanya, sebentar lagi akan pergi!
Sikecilpun belum mengerti makna tersirat yang kau ucapkan Hanya jawaban dengan tatapan mata mendalam terhadapmu!
tak pernah terbayang dibenaknya arti akan perpisahan Walau nafas terakhir kau bembuskan dengan senyuman

Betapa banyak handak taulan menjenguk saat sakitmu lebih banyak lagi datang ketika Allah memanggilmu kutahu engkau begitu berharga dimata mereka kutahu kau sangat dermawan terhadap orang lain sumbangsih dan nasehat yang kau berikan dengan prilaku indah itu Sekarang engkau telah pergi Namun, nama dan amal baikmu tetap hidup

Ayah, kau yang paling kuhormati sosok berwibawa dan sabar menghadapi semua cobaan gigih berjuang untuk kejayaan anak-anakmu tekun mengajar akan arti kejujuran engkau begitu teguh dan tegar menjalani hidup tak pernah menyerah dalam berusaha selalu berbaik sangka pada semua

Kupohon, maafkan aku Ayah Maafkan semua dosa dan kesalahanku selama ini Pengabdianku belumlah cukup membuatmu bahagia terlebih tak berada disisimu saat itu Engkau amanahkan harus kembali menuntut ilmu Saat kau tegaskan harus pulang membawa cahaya menerangi sanak saudara Terpatri dalam benak sanubari dan jiwaku ‘Anakmu harus berhasil dan kembali menjadi pelita’
Ayah, kalimat itu masih hangat dalam ingatanku Maafkan semua salah yang pernah ada Maafkan bila belum dapat mewujudkan harapanmu

Percayalah!
Anakmu selalu datang dengan doa pengharapan Aku berjanji menjadi yang terbaik untuk keluarga dan semua Didikanmu adalah awal dari keberhasilan yang kuraih Selamat jalan Ayah, semoga kau di sana lebih baik dan digolongkan orang orang yang beriman Dekapku dalam doa tulus untukmu disisi-Nya

Dar pagi hari, 25 Agustus 07

(Untukmu di sana, semoga Allah menyayangmu seperti kau menyayangiku saat kecil dulu)