Modal Nekat?

Kuteringat penulis yang sedang naik daun, mencantumkan judul di atas di 2 novel karyanya dengan kalimat yang hampir sama, sebagai berikut, "Kalau berbuat tidak baik saja bisa nekat, kenapa berbuat baik tidak lebih nekat?"

Sudah sering kudengar komentar orang orang dekatku tentang kenekatanku.Pulang pengajian tengah malam sendiri waktu di kampung, itu sudah biasa meski harus melewati tempat hiburan malam.Pergi ke daerah daerah asing dengan hanya berbekal alamat dan mulut untuk bertanya, bagiku itu sudah cukup, dan Alhamdulillah selalu ketemu.Juga tekatku merantau ke negeri orang demi pekerjaan yang masih dipandang sebelah mata di negeri sendiri dengan bekal seadanya, dan restu yang tak seratus persen dari orangtua.Niat sepenuhnya untuk ibadah bekerja.Setelah kuyakinkan Alhamdulillah restu ortu sepenuhnya kudapat.

Kuingat perantauan pertamaku ke negeri jiran beberapa tahun yang lalu hanya berbekal 75 ribu rupiah.Kemudian ke hongkong dengan bekal 150 ribu.Keyakinanku saat itu adalah hanya sudah dapat makan di penampungan sudah cukup.Alhamdulillah selama di penampungan aku selalu ditawari untuk training kerja di rumah pegawai PJTKI tempatku di proses, sehingga bisa sedikit beli lauk yang cukup bergisi dan sedikit beli pulsa untuk berkomunikasi dengan kerabat dan teman.Yang aku ingat hanyalah cita cita, dan berusaha untuk sukses dengan jalan halal.

Alhamdulillah nur hidayah telah menerangi hidupku, dan aku selalu berusaha untuk mempertahankannya.Selama ini hijab hanya bisa kukenakan tiap hari libur.Keluar pintu rumah bos dipakai, mau masuk rumah bos dilepas.Untuk menunaikan sholat 5 waktu, harus sembunyi sembunyi dan mencuri waktu, agar tidak ketahuan.Adalah dilema biasa bagi para Buruh Migran Indonesia muslim di Hongkong yang tetap ingin menegakkan din Islam, namun kurang beruntung karena mendapat bos yang tidak pengertian.

Dan kini telah hampir habis masa kontrak kerjaku di bos lama.Prosedur untuk pindah tempat kerja dan pencarian bos baru sedang dalam proses.Finish kontrak kerja 2 tahun, adalah jaminan juga referensi yang cukup bisa diandalkan untuk mencari bos baru.Aku bisa pilih pilih bos, tapi juga harus kepilih oleh bos yang sesuai dengan kriteriaku.Patokan untuk bisa menunaikan fardhu 5 waktu kupasang sebagai syarat utama.Dan di setiap interview, aku tak pernah mau untuk melepas jilbab, meski disuruh oleh agency kerjaku karena masih terlihat asing di mata masyarakat Hongkong yang minoritas muslim. Agencyku juga takut karena hijabku ini maka aku akan susah mendapatkan pekerjaan.

Sudah ada beberapa interview yang aku datangi, 5 waktu bisa kutunaikan tapi mereka keberatan dengan hijabku.Hati kecilku sungguh tak ingin melanggar syari, dan kupikir masa tenggang visaku masih cukup lama, aku tangguhkan jawaban untuk mereka.

Hari minggu itu aku datang lagi ke agency, sambil menduga duga dan berharap, mungkin aku mendapat bos impianku hari ini.Ada 3 interview, yang berkenan di hatiku cuma 1, tapi masih belum confirm, dan inteview cuma sekedar hal umum saja, akupun tak berharap banyak.Hari hampir malam aku harus pulang.Dalam perjalanan menuju KCR Station(Stasiun kereta listrik), agency menelponku.

"Majikan yang tadi mau sign contract denganmu, kamu mau tidak?"
"Tanya ke dia, aku boleh sholat 5 waktu tidak?"
Kudengar percakapan samar samar di seberang.
"Berapa lama tiap sholat?"
"Kurang lebih 5 menit"
Ada percakapan samar samar.
"Momandai (ga masalah), katanya"
Aku tersenyum, alhamdulillah.
"Aku boleh pake jilbab tidak?"
Ada percakapan samar samar.
"Momandai, katanya"
"Oke"

Meski aku harus berjubel lagi di lautan manusia untuk kembali ke agency, namun langkahku terasa ringan, senyumku terus mengembang, sambil tak henti kulafadzkan syukurku pada Allah dalam hati.Alhamdulillah ya Allah, aku yakin bila aku ada di jalanMu, Kau akan membantuku.

Sesungguhnya orang orang yang beriman, hanyalah orang orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu ragu.(QS:Al-Hujurat:15)