Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian

Jiman mendalami Islam di Pondok Pesantren Sunan Giri, Salatiga. Setelah belajar Alquran, Jiman kembali ke kampung halamannya. Dan memberitahukan  keislamannya kepada kedua orang tuanya.

Bersyukur, keluarga menyambut pilihan Jiman. Jiman yang memang memiliki keluarga dengan agama yang beranekaragam memang tidak dipaksa untuk menganut agama tertentu. Mereka juga tetap menjalin silaturahim bahkan saling berkunjung meski mereka berbeda agama.

Hanya saja tantangan justru datang dari lingkungan sekitar. Mengetahui Jiman memeluk Islam, teman-temannya yang non Muslim pun sering berargumentasi.

Dengan diskusi ini, ternyata hal itu menjadi jalan bagi rekan-rekannya menjadi mualaf mengikuti jejaknya. Keluarga Muslim di kampung Getasan, Semarang pun kini semakin bertambah.

Jiman pun terus mendampingi mualaf baru di kampungnya agar tak kembali ke agama lamanya atau terpengaruh dengan agama lain. Karena sebagian besar keluarga di lingkungan rumahnya berada dalam situasi ekonomi yang memprihatinkan.

Dari tujuh keluarga, kini Muslim di kampung Getasan sudah menjadi 57 keluarga. Termasuk Jiman yang kini telah berkeluarga.

Ada hal menarik bahwa istri dan keluarganya tidak mengetahui jika Jiman seorang mualaf. Baru setelah memiliki anak istri dan keluarganya baru mengetahui Jiman dahulu seorang mualaf.

“Istri saya mengira saya Islam sejak lahir karena saya tidak terlihat orang yang baru memeluk Islam,” ujar dia.

Untuk memantapkan keimanan mualaf di kampungnya, Jiman biasanya setiap bulan sekali membawa mualaf untuk bermuhasabah diri di pemakaman. Bahwa setiap orang akan meninggal dunia dan akan ada kehidupan setelah kematian.

Setelah muhasabah, mualaf tersebut akan dibawa ke pondok pesantren tempatnya juga mendalami Islam di Pondok Sunan Giri. Setiap malam Rabu, mereka akan mengaji di rumah Jiman dengam mengundang ustadz.

Jiman pun bersyukur beberapa ormas datang dan membantu muslim yang baru memeluk Islam. Baik dari penguatan aaidah maupun bantuan ekonomi.

Saat ini harapan Jiman terbesar adalah kedua orang tuanya bisa memeluk Islam sebelum wafat. Agar mereka bisa bersama-sama di akhirat kelak.

 

Sumber: Republika