Nabi Muhammad di Mata Pembesar Yahudi dan Nasrani

3. Raja Romawi Heraklius (Hercules)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwasanya Abu Sufyan bin Harp saat berada di Syam untuk berniaga, dipanggil Raja Heraklius untuk hadir di kerajaannya. Sang raja yang ditemani pembesar kerajaan, memanggil seorang penerjemah untuk menerjemahkan dialognya dengan Abu Sufyan.

Raja Heraklius ingin bertanya seputar sosok Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai Rasul. Kabar kerasulan Muhammad itu sudah tersiar seantero jazirah Arab, Raja Heraklius yang beragama Nasrani pun penasaran dengan sosok Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, ketika rombongan Abu Sufyan tiba di Syam, Ia mengundang kabilah itu untuk menjelaskan hal tersebut.

Sejumlah pertanyaan dilontarkan Raja Heraklius kepada Abu Sufyan, yang dianggap nasabnya paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa dialog percakapan Heraklius dengan Abu Sufyan:

Heraklius bertanya, “Apakah dia (Nabi Muhammad)berasal dari keturunan raja?”

Abu Sufyan menjawab, “Tidak”

Heraklius bertanya, “Apakah pengikutnya adalah orang-orang mulia dan para pembesar?”

Abu Sufyan menjawab, “Tidak, para pengikutnya adalah orang-orang miskin dan orang-orang yang lemah”

Heraklius bertanya, “Apakah pengikutnya itu bertambah terus atau semakin berkurang?”

Abu Sufyan menjawab, “Pengikutnya semakin hari semakin bertambah dan tidak pernah berkurang”

Heraklius bertanya lagi, “Apakah di antara mereka ada yang meninggalkan agama mereka karena membenci agama itu?”

Abu Sufyan menjawab, “Tidak ada”

Raja Romawi itu bertanya lagi, “Apakah kalian menuduh dia berdusta atas apa yang diucapkannya dengan mengaku sebagai Nabi? Apakah sebelum menjadi seorang nabi, dahulunya dia adalah seorang pendusta?”

Abu Sufyan menjawab, “Tidak”

Heraklius bertanya lagi, “Dia telah mengaku sebagai seorang Nabi kepada kalian. Lalu apa yang diperintahkan Muhammad kepada kalian?”

Abu Sufyan menjawab, “Muhammad mengajak kami dan menyuruh kami bersaksi, ‘Sembahlah Allah semata dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun’ Muhammad juga menyeru kami untuk meninggalkan apa yang diucapkan oleh nenek moyang kami (menyembah berhala). Dia juga menyeru kami untuk menegakkan Salat, membayar zakat, berlaku jujur, bersikap sederhana dan hidup bersahaja, serta menyambung silaturahim”

Heraklius lalu berkata kepada Abu Sufyan dan rombongannya, disaksikan seluruh petinggi kerajaan, “Wahai Abu Sufyan, jika semua yang telah kau sampaikan itu benar, maka pastilah dia (Muhammad) akan menguasai sampai ke tempatku berpijak di kedua telapak kakiku ini (Damaskus-Syiria)”

“Sesungguhnya, aku telah tahu (ramalan) bahwa dia akan lahir. Namun, aku tidak mengira bahwa dia akan lahir dari bangsa kalian (Arab). Sekiranya aku mengetahui, walaupun dengan susah payah, aku akan berusaha untuk menemuinya. Andai aku berada di dekatnya, aku akan membasuh kedua telapak kakinya” (HR Bukhari)