Naudzubillah, 6 Tanda Akhir Zaman yang Diibaratkan Kematian Lebih Diharapkan Ketika Itu

eramuslim.com – Kelak akan datang satu keadaan atau kondisi kehidupan di dunia sudah sangat kacau balau. Di mana umat manusia di pimpin orang-orang yang bodoh, lalu hukum dengan mudahnya diperjual belikan sehingga tidak adanya keadilan.

Selain itu pada kondisi kehidupan dunia saat itu, manusia sudah tidak lagi peduli terhadap nyawa. Maksudnya manusia pada saat itu sudah tidak menghiraukan lagi akan pertumpahan darah yang terjadi di sekelilingnya.

Selain itu manusia pada saat itu sudah tidak mau lagi menyambung tali silaturahim. Dan pada waktu itu akan banyak orang-orang bodoh membaca dan memahami

Alquran tapi lebih dimuliakan orang-orang hanya karena suaranya yang bagus dibanding orang yang paham dan mengerti tentang agama. Maka dalam kondisi yang kacau balau pertanda semakin dekatnya kiamat itu, kematian lebih baik bagi orang-orang beriman.

Dalam kitabĀ at-TadzkirahĀ karya Al Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh Al Anshari A Khazraji, Al Andalusi, Al Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam QurtubiĀ  padaĀ Babu Jawaazi Tamanni al-Mauti wa Addu’ai bihi Khoufa Dzahabi al-DinĀ (Bab bolehnya mengharapĀ kematianĀ karena takut kehilangan agama atau jatuh pada kemurtadan) menukilkan sebuah kisah dari keterangan Abu Umar bin Abdul Barr dalam kitabĀ at-TahmidĀ danĀ al-Istidzkar,Ā mengatakan sebagaimana diriwayatkan dari Zadan Abu Umar dari ‘Alim Al Kindi dia berkata, saya duduk bersama Abbas Al Ghifari. Abbas Al Ghifari melihat satu kaum yang menderita penyakit tha’un. Lalu Abbas Al Ghifari berkata, “Hei penyakit tha’un sini datang padaku.ā€

Abbas al Ghifari mengulang-ulang ucapannya itu sebanyak tiga kali. ‘Alim bertanya pada Abbas al Ghifari, “Mengapa kamu berkata seperti itu? Bukankah Rasulullah SAW bersabda:

“Dilarang kalian mengharap mati. Karena mengharap mati akan membuat amal terputus.ā€ Abbas berkata, ā€œAku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

ŲØŲ§ŲÆŲ±ŁˆŲ§ ŲØŲ§Ł„Ł…ŁˆŲŖ Ų³ŲŖŲ§ : Ų„Ł…Ų±Ų© Ų§Ł„Ų³ŁŁ‡Ų§Ų” ŲŒ Łˆ ŁƒŲ«Ų±Ų© Ų§Ł„Ų“Ų±Ų· ŲŒ Łˆ ŲØŁŠŲ¹ Ų§Ł„Ų­ŁƒŁ… ŲŒ Łˆ Ų§Ų³ŲŖŲ®ŁŲ§ŁŲ§Ł‹ ŲØŲ§Ł„ŲÆŁ… ŲŒ Łˆ Ł‚Ų·ŁŠŲ¹Ų© Ų§Ł„Ų±Ų­Ł… ŲŒ Łˆ Ł†Ų“Ų¦Ų§Ł‹ ŁŠŲŖŲ®Ų°ŁˆŁ† Ų§Ł„Ł‚Ų±Ų¢Ł† Ł…Ų²Ų§Ł…ŁŠŲ± ŲŒ ŁŠŁ‚ŲÆŁ…ŁˆŁ† Ų§Ł„Ų±Ų¬Ł„ Ł„ŁŠŲŗŁ†ŁŠŁ‡Ł… ŲØŲ§Ł„Ł‚Ų±Ų¢Ł† Łˆ Ų„Ł† ŁƒŲ§Ł† Ų£Ł‚Ł„Ł‡Ł… ŁŁ‚Ł‡Ų§Ł‹

ā€œBersegeralah mati karena enam hal. Kepemimpinan di pegang orang bodoh, banyaknya syarat, jual beli hukum, meremehkan pertumpahan darah, terputusnya silaturahim, generasi muda yang menjadikan Alquran sebagai mazmur (nyanyian), mereka lebih mengutamakan orang yang tak faqih dan tak berilmu agama, mereka lebih mengutamakan orang yang dapat melantunkan Alquran dengan indah untuk mereka.ā€

Bila dunia telah mencapai kondisi semacam itu maka itulah termasuk dari tanda-tanda akhir zaman dan semakin dekat terjadinya kiamat.

 

 

 

[Sumber: Republika]