Pernahkah kita berpikir bahwa dia akan pergi sewaktu-waktu, padahal kita belum saling mengikhlaskan? Adakah Allah tidak mencatat kedengkian hati kepada teman kita?
Oase Iman
Mengenang Lelaki Tua, Ayahku
Di depan Gedung Sate, mata saya tertuju pada sesosok tubuh yang sedang tertidur di trotoar jalan. Saya amati agak lama, ternyata sosok itu adalah seorang pria tua. Dari penampilannya saya yakin ia adalah seorang gelandangan.
Shalat, Bagaimanapun Tetap Kewajiban!
Mari renungkan, betapa luar biasa amal shalat, sehingga Rasulullah masih sempat mewarisi wasiat shalat di akhir hidupnya, yaitu ketika rasa sakit tak ada yang menandingi lagi.
Penjaga Sepatu
Teramat banyak batu-batu pijakan yang telah kita tapaki untuk menuju puncak kesuksesan. Namun teramat sering kita melupakan peran kecil yang menentukan dari semua batu pijakan itu.
Purnama Hati
Doa-doa kian terlantun riang. Nikmat kebebasan ‘berdua-duaan’ kian terasa menghangatkan. Suka-cita yang ada tak bercampur apapun. Hanya suka-cita semata. Di keutuhan raga, di kepenuhan jiwa.
Segumpal Geram dari Perkebunan Teh
Berdosalah para pemimpin negeri ini, yang telah dengan rakus merampas hak-hak mereka, menelantarkan mereka demi kepentingan perut mereka sendiri. Terkutuklah mereka yang saling berdebat masalah kesejahteraan rakyatnya, sambil minum darah anak-anak terl
Nilai Sebuah Do'a
Di muholla Annisa mengernyitkan keningnya, sepi. Tak ada teman-temannya yang sholat. Hanya ia sendiri. Tanpa berprasangka Annisa segera menunaikan kewajibannya, menjamak sholat maghrib dan isya. Usai sholat, dipanjatkannya Do’a dengan khusyu&rsqu
Bangunkan Aku, Teman…
Beberapa teman kami terlihat hambar dalam setiap pertemuan. Datang, duduk, mendengarkan materi, terus pulang. Kedekatan hati terasa begitu mahal. Keterbukaan dan keakraban pun kami rasakan kurang. Bahkan ada juga yang terkesan mencari-cari alasan untuk
Jiwa-Jiwa Peduli
Kita perlu pak Agus-pak Agus yang lain. Yang berjuang untuk orang banyak. Merasa tidak nyaman dan nikmat tatkala saudaranya, tetangganya masih kelaparan, masih menganggur dan masih miskin. Dan merasa tak anyaman dengan keterbelakangan bangsanya.
Potret Keluarga Bersahaja
Ialah Pak Tamara, siapa sangka, penjual Kupat Tahu petis ini adalah pensiunan Tentara. Lelaki sederhana berusia 58 tahun ini, sempat merasakan mewahnya hidup. Bertahun-tahun lamanya tinggal di Jerman, bekerja di Kedutaan, dengan berbagai fasilitas yang
- Sebelumnya
- 1
- …
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- …
- 382
- Berikutnya