Ramadhan Mengajarkan Optimisme

Mereka bercerita bahwa demi mendapatkan pelayanan gratis, Yulianto membawa isterinya ke Rumah Sakit milik kesatuannya di Cilandak. Hal yang mengagumkan sekaligus mengagetkan, Bu Lina bersama suaminya pergi ke rumah sakit itu dengan menaiki sepeda motor. Boleh jadi karena Bu Lina belum mengalami sakit tanda hendak melahirkan waktu itu. Ia hanya berpatokan bahwa usia kandungannya sudah melebihi batas waktu yang perkiraan oleh dokter/bidan yang menanganinya. Karena khawatir ada apa-apa, mereka sepakat pergi ke rumah sakit.

Di sana, karena usia janinnya sudah matang, sang janin pun dirangsang untuk segera keluar. Dan alhamdulillah, di rumah sakit itu sang putri bisa dilahirkan dengan mudah dan selamat. Beberapa hari setelah persalinan, barulah Bu Lina menumpang taksi menuju rumahnya di Jatiwaringin, tidak lagi membonceng motor suaminya.

Saat menceritakan kronologi kelahiran putrinya itu, terkisahkan juga bahwa tas mereka tertinggal di taksi yang mereka sadari saat taksi itu sudah pergi menjauh dari rumah. Begitu sadar, Yulianto segera meluncur mendatangi kantor pool taksi yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya itu, ya sekitar 15 menit dengan sepeda motor.

Yulianto tidak hafal nomor taksi itu, dan tidak hafal pula nama pengemudinya. Ia hanya sekedar berikhtiar mencari barangnya yang hilang. Dan ikhtiarnya itu tentu dibarengi dengan optimisme bahwa tas itu bisa ditemukan.

Di depan petugas pelayanan pelanggan itu, Yulianto di tanya jam berangkat dan tujuannya, jam datang dan lokasinya, bagaimana ciri-ciri pengemudinya dan bagaimana deskripsi barangnya. Ia diminta menunggu beberapa saat, sembari petugas mengecek data-data di komputer dan melakukan panggilan konfirmasi lewat komunikasi radio.

Setelah menunggu beberapa lama, petugas di pelayanan konsumen menyampaikan berita gembira bahwa tasnya masih utuh dan masih ada di taksi yang mengantar mereka dari rumah sakit. Tas itu sedang diantarkan oleh pengemudinya ke pool, tempat Yulianto sedang menunggu. Mendengar kabar itu, hatinya pun bahagia penuh syukur. Dan terhadap petugas yang membantunya itu, ia mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

***

Ada sedikit pelajaran berharga, ternyata dengan kesungguhan dan niat baik, baik dari Yulianto maupun petugas pengaduan pelanggan, tas yang hilang itu pada akhirnya dapat ditemukan.

Saya pernah mengalami kejadian kehilangan yang serupa oleh armada taksi lain.Waktu itu saya juga tidak mengingat nomor taksi dan nama pengemudinya. Tetapi hasil yang saya peroleh berbeda dari apa yang diperoleh Yulianto. Saat saya mengadu lewat telepon ─karena lokasi pool-nya jauh, saya menerima jawaban bahwa tanpa mengetahui nomor taksi atau nama pengemudinya, maka barang yang hilang itu sulit (tidak bisa) ditemukan.