Sahabat Menangis Hebat di Penghujung Ramadhan, Kenapa? Ini Alasannya

Eramuslim.com – Bagi mereka yang beriman, berlalunya Bulan Ramadhan tentu menjadi kehilangan yang amat besar karena harus menunggu satu tahun lamanya untuk kembali bertemu.

Menjelang penghujung Ramadhan, berikut ini 4 amalan utama yang bisa dilakukan di 10 malam terakhir.*

Lalu, apa yang harusnya dilakukan di penghujung Ramadhan, agar kedatangan Ramadhan tahun ini tak sia-sia?

Diriwayatkan para sahabat dan salafus shalih bersedih luar biasa jelang berakhirnya Ramadhan.

Semakin dekat dengan akhir Ramadhan, kesedihan justru menggelayuti generasi terbaik itu.

Tentu saja kalau tiba hari raya Idul Fitri mereka juga bergembira karena Id adalah hari kegembiraan.

Namun di akhir Ramadhan seperti ini, ada nuansa kesedihan yang sepertinya tidak kita miliki di masa modern ini.

Mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih ketika Ramadhan hampir berakhir? Kita bisa menangkap alasan kesedihan itu dalam berbagai konteks sebab.

Pertama, patutlah orang-orang beriman bersedih ketika menyadari Ramadhan akan pergi, sebab dengan perginya bulan suci itu, pergi pula berbagai keutamaannya.

Bukankah Ramadhan bulan yang paling berkah, yang pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup.

Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Maka kemudian ibadah terasa ringan dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan,

Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan dibelenggu… (HR. Ahmad)

Bukankah hanya di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, dan seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan?

Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Ia hanya akan datang pada bulan Ramadhan setahun lagi.

Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada Ramadhan yang akan datang.