Semangat Silaturrahim

Entah kenapa, saya senang sekali bersilaturrahim. Mungkin bisa dibilang silaturrahim adalah salah satu hobi saya. Saya senang bersilaturrahim sejak kecil. Ketika SD, saya pernah berlebaran di tempat teman. Ketika SMP, saya sering bertandang ke rumah teman. Dan ketika SMU, saya makin sering bersilaturrahim ke rumah teman-teman, khususnya sesama anggota Rohis. Pun setelah saya lulus SMU, saya masih sering bersilaturrahim ke teman-teman lama semasa saya SMU.

Sekarang, setelah bergelut di dunia maya, ‘jangkauan’ silaturrahim saya makin luas, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Walaupun baru beberapa kali bertemu, tapi sudah merasa akrab seakan sudah berteman sejak lama. Kalau saya sedang ada acara di luar kota, saya selalu menghubungi beberapa teman yang tinggal di kota tersebut. Sambutannya? Sungguh luar biasa. Tidak hanya itu, saya pun sering menginap di tempat mereka.

Biasanya, setelah Lebaran, saya mempunyai jadwal yang rutin untuk keliling bersilaturrahim ke tempat teman-teman yang bisa saya jangkau. Dalam satu hari, saya bisa bersilaturrahim ke lima orang teman. Kalau masih ada kesempatan dan masih ada teman yang belum dikunjungi, saya lanjutkan esok harinya. Atau kalau memungkinkan, saya sering mengusulkan untuk diadakan kumpul-kumpul sambil mengadakan sebuah acara, baik formal maupun informal.

Dan, beberapa minggu yang lalu, salah seorang sahabat yang mulanya saya kenal lewat dunia maya, menikah di Cipinang Muara – Jakarta Timur. Saya pun menghadirinya dan berusaha hadir lebih awal sebelum akad nikah dimulai. Maka, saya pun berangkat dari Bandung pukul 5. 00 dengan menggunakan kereta api. Setelah menghadiri akad nikah, saya dan beberapa teman, bergegas menuju Cimanggis – Depok untuk bersilaturrahim ke rumah salah seorang teman yang baru melahirkan. Setelah itu, saya dan seorang teman pulang ke Manggarai – Jakarta Selatan. Saya menginap di tempat teman tersebut.

Sepanjang perjalanan Bandung – Jakarta, dan juga perjalanan menuju beberapa tempat lainnya, saya banyak tertidur, baik di kereta, bis, maupun mikrolet. Malahan bisa dibilang tertidur pulas. Mungkin karena saya kelelahan dan kurang tidur. Maklum, malam sebelumnya saya baru tidur pukul 2. 00 dan bangun pukul 3. 00. Satu jam adalah waktu yang kurang untuk istirahat. Tapi, ketika saya bersilaturrahim, semua rasa capek, lelah, dan ngantuk hilang begitu saja. Saya merasa tidak ada beban apa pun.

Ya, dengan silaturrahim, saya merasa jadi banyak teman, saudara, dan orang yang sangat baik kepada saya. Dengan silaturrahim, saya seolah terlepas dari beban masalah yang sedang saya hadapi. Dengan silaturrahim, suasana riang dan gembira sering saya rasakan. Dan dengan silaturrahim pula, saya begitu banyak mendapatkan ilmu dan hikmah. Maka, jika ada kesempatan untuk bersilaturrahim, saya tidak akan melewatkannya begitu saja. Dan semoga, tali silaturrahim yang selama ini saya bina, merupakan tali silaturrahim yang diridhaiNya.

Http://alamaya. Multiply. Com http://alamaya. WordPress. Com http://kotasantri. Com