Mengapa Puasa "Hitung-Hitungan"?

Kita sudah memasuki Ramadhan sejak beberapa hari lalu, lagi-lagi Tuhan menunjukan kasih sayang-Nya yang Maha Besar di bulan ramadhan ini, apa pasal?

Walau tidak seperti tahun yang lalu di mana suhu mencapai plus 41º C di Moskow di puncaknya musim panas, sehingga terjadi kebakaran hutan yang cukup besar di wilayah Rusia dan ajaibnya selang sehari sebelum puasa tiba-tiba hujan lebat mengguyur Rusia dan kebakaranpun padam, itu terjadi tahun lalu.

Tahun inipun demikian, menjelang puasa, yang tadinya panas menyengat, tiba-tiba hujan turun membasahi bumi dan kemudian suhupun mulai mereda, tak terlalu panas dibandingkan sebelum puasa, Allahu Akbar!

Nah untuk tahun ini, walau tak sama seperti tahun lalu, namun beberapa hari sebelum puasa suhu mencapai 38ºC dan terasa panas yang menyengat, anda bisa bayangkan dengan titik ekstrim suhu di Moskow yang bisa mencapai minus 30ºC!

Kalau sudah biasa panas seperti di negara-negara Timur Tengah mungkin tak masalah atau di negara kita yang berkisar suhunya rata-rata sekitar plus 32ºC, itu biasa.

Tapi di Rusia atau di Moskow suhu seperti seperti itu sudah membuat orang-orang yang bertelanjang dada dan aurot terbuka di mana-mana.

Lalu apa hubunganya dengan puasa? Ya di Moskow kali ini puasa jatuh di musim panas, walau belum di puncaknya. Agustus adalah bagian dari musim panas yang tiga bulan itu, Jun, Juli dan Agustus.

Puasa di musim panas kembali tiba, bagi masyarakat yang tinggal di lintang Utara yang menjauhi garis khatulistiwa, bulan Agustus ini musim panas dan kebalikannya bagi masyarakat yang tinggal di lintang Selatan yang menjauhi garis khatulistiwa, bulan Agustus ini justru musim dingin.

Nah bagi yang tinggal di Rusia, tibalah saatnya bulan-bulan yang dinantikan, apa lagi buat anak sekolah dan mahasiswa di Rusia atau di negara Eropa lainnya, bulan Juni, Juli dan Agustus adalah bulan liburan panjang, tak tanggung tanggung, sekolah atau kuliah libur 3 bulan!

Walau libur sepanjang itu setiap tahunnyai mereka tetap berhasil menata hidup dan kehidupan. Ternyata sekolah atau kuliah bukan banyak hari yang diperlukan, tapi kualitasnya lebih utama.

Oya mereka yang kuliah atau sekolah akan masuk lagi nanti di bulan September. Di tanggal satu September, kapanpun harinya tanggal itu, mereka akan masuk, jadi tidak mesti setiap tahun ajaran dimulai hari Senin!

Nah prinsif hidup yang mereka pakai adalah lagi kerja ya kerja sekalian, walaupun dingin-dingin, dibawah minus 25º-30º C, ayo kerja dan tetap kerja! Kalau lagi libur, ya liburan, jangan dibuat kerja.

Jadi liburan yang 3 bulan benar-benar dimanfaatkan sedemikian rupa untuk sesuatu yang bermanfaat, ya bisa tour ke manca negara, camping, haiking, bersepeda dan lain sebagainya.

Maka jangan heran, biasanya di musim panas dacha-dacha ( vila ) di luar kota Moskow full, mereka sudah pesan tempat 2- 3 bulan sebelumnya, bila tidak, ya kehabisan tempat!

Nah bagi yang muslim, di musim panas ini punya "persoalan " sendiri, ya apa lagi kalau bukan masalah waktu sholat atau puasa, kita ambil contoh waktu sholat di puncak musim panas , sekitar tanggal 21 – 23 Juni yang lalu, mulai dari sholat Subuh pukul 02.51, matahari matahari sudah terbit pukul 04.44, Dzuhur pukul 13.32, Asyar baru masuk pukul 18.03, matahari tenggelam atau masuk waktu Magrib pukul 22.19 dan masuk waktu Isya baru pukul 00.11.

Untungnya(masih untung!) puasa kali ini masih jatuh di bulan Agustus atau akhir dari bulan musim panas, tapi puasa masih panjang, sahur sekitar jam 03.00 Subuh pukul 03.40 yang bergeser setiap harinya nambah sekitar dua menit, sedangkan Magrib atau saat berbuka pukul 21.29 WM(24.29 WIB) yang juga bergeser setiap harinya brekurang dua menit.

Jadi rata-rata puasa sekitar masih 17-18 jam! Dengan demikian sholat terawih sekitar pukul 12 tengah malam, selesai Isya sekitar dua jam kemudian sudah siap-siap buat sahur!

Bayangkan kalau nanti puasa terjadi di musim panas, tapi itu masih panjang, sekitar tahun 2016-2017 yang akan datang! Kalau untuk tahun 2011, kita yang ada di Rusia puasa di musim panas juga, di awal bulan Agustus, tapi masih sedikit " normalah" bandingkan kalau puasa jatuhnya pas di bulan Juni, di puncak musim panas, berarti sahurnya sekitar jam 2, buka puasanya atau Magrib pukul 22 lebih. Jadi puasa di puncak musim panas tak kurang dari 20 jam!

Namun demikian jangan takut mati karena puasa yang 20 jam itu, sebab Allah SWT jelas sudah mengukur kemampuan manusia untuk mampu bertahan saat puasa. Lagi pula mana ada berita yang mengatakan banyak orang mati kelaparan karena puasa ramadhan!

Saya tak pernah membaca berita semacam itu, kalau ada, tolong beri tahu saya. Insya Allah tak akan terjadi, justru dengan puasa, orang semakin sehat, walaupun puasanya sampai 20 Jam! Itu sudah Jaminan Nabi kita, Muhammad SAW, Beliau bersabda : " Puasalah, niscaya kamu sehat! "

Dengan jaminan dari Nabi Muhammad SAW, jelas sudah bagi orang yang puasa di berbagai negara, tak ada masalah, walaupun secara ijtihad yang dilakukan para ulama, ada yang berpendapat puasa bagi orang-orang muslim yang tinggal di lintang tinggi, yang waktu antara Subuh dan Magribnya begitu panjang, untuk berbuka menurut negara dimana Islam di turunkan yaitu di Saudi Arabia(Mekkah atau Madinah) atau melihat bujur negara yang searah dengan tempat tinggalnya sekarang, singkat kata puasanya sekitar 12-14 jam saja!

Maka ada yang sambil becanda, ada puasa ikut Arab, tapi tinggalnya di Rusia atau tinggalnya di Rusia, tapi puasanya sekitar 12-14 jam seperti di Indonesia, jadi walaupun masih ada matahari sekitar jam 19.00 WM mereka sudah buka alias membatalkan puasa dengan entengnya! Alasannya dengan argumen ”Tuhan tidak membuat susah hambanya”! Alasan tersebut dibenarkan atau tidak, Wallahu a’lam.

Dengan argumen seperti itu, mereka membatalkan puasa di hadapan teman-temanya yang masih setia untuk buka saat Magrib, walau Magrib baru tiba waktunya pukul 21.29 WM atau masih 2-3 jam lagi dari mereka yang membatalkan jam 19.00WM.

Terlepas dari keyakinan masing-masing, yang jelas puasa lebih dari 20 jampun, insya Allah tak terjadi apa-apa, artinya Allah memang sudah mengukur akan kekuatan manusia dan memang tak mungkin juga puasa melebihi waktu tersebut!

Walau itu bisa terjadi kutub utara atau di kutub selatan, yang memang sangat ekstrem, Karena di kedua kutub tersebut bila terjadi musim dingin, bisa selama enam bulan “tak ada matahari” alias matahari tak pernah muncul! Kapan sholat Dzuhur dan Asyarnya?

Namun sebaliknya bila musim panas di kedua kutub tersebut, selama enam bulan matahari tak pernah tenggelam! Jadi kapan buka puasanya? Atau kapan waktu sholat Magrib, Isya dan Subuhnya? Maka disitu berlaku “jam tangan”artinya tak perlu melihat matahari lagi, tapi menggunakan jam.

Tapi Allahpun Maha Mengetahui, ternyata di dua kutub tersebut tak ada kehidupan manusia, kecuali para peniliti. Itupun bisa berlaku hukum darurat, kalau ada orang muslim yang tinggal persis di kedua kutub tersebut.

Dengan demikian, tak ada alasan”takut mati” ketika puasa dengan waktu yang panjang! Yang jelas, tak pernah terdengar, seperti saya katakan di atas, ada berita banyak orang mati karena puasa! Jadi puasalah, walau waktunya sangat panjang!

Lalu bagaimana kalau ada yang puasanya mengikuti garis bujur tadi? Itu urusan masing-masing dan tanggung jawab masing-masing serta keimanan masing-masing. Namun yang hebatnya, banyak anak-anak yang masih SD yang tetap puasa dengan waktu yang pajang tadi dan full sebulan penuh seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya, padahal mereka belum wajib melakukannya, karena belum balig.

Lalu mengapa yang sudah dewasa dan wajib melakukannya malah dengan entengnya membatalkan puasa, padahal matahari belum tenggelam?

Tak malukah dengan anak-anak SD tadi, anak-anak yang belum wajib melakukan puasa, tapi full puasanya?

Untuk puasa “ngitungnya mateng banget”, tapi rezeki Allah SWT yang diterima, jangan-jangan lupa menghitungnya dan lupa mengeluarkan untuk zakatnya, atau bukan lupa, tapi pura-pura lupa!

Ah itu urusan masing-masing, “lana a’maluna walakum a’malukum” bagi kami amalan kami dan bagimu amalan kamu!

Oya dari jadwal yang ada, maka mau tidak mau kalau mau sholatnya tidak kebablasan, ya begadang, setelah sholat Magrib , Isya dan sambil menunggu waktu Subuh ! Walau kadang mata berat banget, karena sudah ngantuk.

Ya kalau mau tidur, ya sepotong-sepotong, tidak bisa tujuh atau delapan jam berturut-turut seperti kita, di Indonesia, misalnya tidur selesai sholat Isya, sekitar jam 9 atau 10 malam bisa langsung tidur dan bangun-bangun nanti subuh, sekitar jam 4 atau jam 5 pagi, nah di Moskow tidak bisa begitu di Musim panas ini.

Untuk itu maka pola tidur harus disesuaikan dengan pola waktu sholat, kalau tidak, ya sholatnya jadi " kacau beliau, eh kacau balau " terlepas dari jadwal sholat, musim panas adalah waktu yang dinanti-nantikan, karena pada saat itulah masyarakat yang tinggal di negara empat musim, akan menyerap energi panas matahari, untuk bekalnya di musim dingin nanti, yang total tiga bulan tak menemukan matahari !

Oya terlepas ada yang puasa di musim panas bukan berdasarkan matahari yang terbit dan tenggelam atau berbuka bukan saat masuknya waktu magrib ditempat mereka berada, tapi berdasarkan hitungan jam yang sama di daerah tropis, namun ketika puasa terjadi di musim dingin, kok ikut puasa pada musim itu yang hanya delapan delapan jam, bukan ikut puasa di derah tropis yang sekitar 12 jam!

Tapi sudahlah…. yang jelas nilai puasa hanya Allah SWT yang mengetahui, jangan sombong bagi yang jam puasnya panjang, kalau tak ikhlas, ya sama juga bohong. Begitu juga jangan “pamer” dengan melakukan puasa yang jamnya pendek di musim panas.

Mari kita kembalikan semua urusan kepadaNya, karena memang Dialah tempat kembalinya semua urusan. Yang penting, jangan ribut dengan sesama muslim, hanya karena perbedaan pendapat, karena sesama muslim adalah bersaudara!

Dan jangan mengklaim diri paling benar, karena kebenaran manusia tetap relatif, yang mutlak hanya kebenaran Allah SWT!

Oke sekian dulu, lain kali disambung lagi. Salam.