Si Kapir Yang Sombong!

Astagfirullah, ada yang bangga dengan kekapirannya dengan menyatakan dirinya kapir, jelas-jelas dia berkata: "Saya kapir!" Makanya saya langsung memulai tulisan ini dengan istigfar, mohon ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa. Ini orang kok sombong amat yakh, sudah kapir, sombong lagi! Seakan dia menantang dengan berkata: "Kalau saya kapir, kau mau apa?" Seakan dengan kekapirannya, dia sudah membenarkan dirinya sendiri dan melecehkan Allah SWT, yang jelas-jelas memberi peringatkan kepada orang-orang kapir agar bertobat dan mengesakanNya.

Repot memang kalau Iblis sudah masuk ke dalam hati manusia, Iblis yang sejak awal penciptaan Adam AS sudah mengikrarkan dirinya sendiri dengan kesombongan yang luar biasa, bahwa dirinya merasa lebih baik dari Adam, karena dia diciptakan dari api dan Adam di ciptakan dari tanah. Lagi pula logika dari mana bahwa api lebih baik dari tanah? Tapi dengan jelas Iblis tetap bersikeras bahwa dia merasa lebih baiak dari Adam, makanya ketika diperintahkan Allah SWT untuk sujud kepada Adam AS, iblis tidak mau, membatantah atau menolak, padahal yang menyuruh adalah Tuhan! Itulah Iblis sang makhluk yang sombong, ternyata banyak pengikutnya juga, siapa? Ya yang ada di awal tulisan ini, yang mengatakan dirinya sendiri kapir!

Nah untuk sang kapir yang terang-terangan mengatakan kekapirannya dan buat yang merasa sombong, baik yang sombong terang-terangan atau yang sombong tersembunyi, sombong yang ada di dalam hati yang tak dikatakan lewat lidah atau lewat tulisan, yang sombong karena merasa lebih dari orang lain, merasa lebih karena kekayaannya, jabatannnya, pangkat atau kedudukannya, kegantengan atau kecantikannya, karena keturunanya atau ketrampilan teknologinya dan sebagainya. Juga yang sombong karena tidak mau menerima kebenaran! Sebagaimana sabda utusanNya: "Orang sombong adalah orang yang merasa lebih dari orang lain/mengecilkan orang lain/menganggap rendah orang lain dan tak mau menerima kebenaran" Coba renungkan bait-bait berikut ini:

Lebih Kecil dari Setitik Debu

Jika bumi di bandingkan luas alam semesta
Bumi hanya setitik debu saja
Bahkan mungkin lebih kecil lagi dari setitik debu
Jika dalam setitik debu yang teramat kecil ada enam milyar manusia
Kamu ada di dalam milyaran manusia itu
Bandingkan berapa kecil kamu
Betapa tak setitipun noktahpun yang menandakan keberadaanmu
Di dalam dunia yang nyata ini

Kecil tak terhingga
Jika dibandingkan keberadaanmu di alam semesta yang tek terhingga luasnya
Lebih kecil dari yang teramat kecil
Lebih kecil dari yang terkecil sekalipun
Lebih kecil dari debu yang teramat kecil
Akhirnya kau lenyap dalam kekecilan itu
Apa yang mau kau sombongkan

Kau yang teramat kecil
Berhadapan dengan Dia Yang Maha Besar
Yang kebesaranNya sukar dilukiskan
Yang kebesaranNya di luar logika manusia
Untuk itulah kau diperintahkan sujud kepadaNya

Sujud dari makhluk yang teramat kecil
Di hadapan Dia Yang Maha Besar
Suatu kewajaran yang sempurna
Bila tidak
Itulah kesombongan yang hakiki
Yang tak mau merendahkan diri pada Dia Yang Maha Agung

Yang tak mau sujud kepadaNya
lupa bahwa dirinya lebih kecil dari setitik debu di alam semesta
Nyaris tak berwujud di alam semesta yang amat luas ini
Nyaris dirinya tak ada
Nyaris dirinya lenyap
Nyaris dirinya tertiup angin di kegelapan jagat raya

Tembuslah jagat rayamu
Kau akan mengerti
Mengapa Nabi yang suci kembali ke Bumi
Saat perjalanan malam
Saat Isro Mi’roj
Saat perintah sholat di dapatkan

Dengan menembus jagat rayamu
Akan nampak Kebesaran, Kekuasaan dan KeagunganNya
Dan Kau akan tersungkur sujud di hadapanNya
Bila tak terjadi
Mohon padaNya
Agar mengganti hatimu yang sekeras batu itu
Dengan hati yang penuh hidayahNya.

Setelah membaca dan merenungkan bait-bait tersebut, di hati kecil masih ada kesombongan juga, mari segera istigfar, mohon ampun kepada Allah SWT. Saya berharap si kapir yang sombong dengan kekapirannya dapat membaca tulisan ini, jika dia tetap pada kekapirannya, ya silahkan saja, itu haknya, lagi pula: "Tak ada paksaan dalam agama (Islam)" Allah SWT telah memberikan kehendak bebas untuk beriman kepadaNya atau kapir kepadaNya.

Seluruh manusia kapir kepada Allah SWT, Allah tidak rugi ! Dan sebaliknya seluruh manusia beriman kepada Allah SWT, Allah-pun tidak untung ! Akibat dari keimanan dan kekapiran manusia ditanggung manusia itu sendiri, karean Allah SWT telah mengutus para rosulNya dan menurunkan Kitab suciNya, di tambah lagi dengan memberikan akal kepada manusia. Jika dengan tiga seperangkat kelengkapan, rosul, kitab suci dan akal, manusia masih juga kapir, tak mau beriman kepadaNya, apa lagi sombong dengan kekapiran, ya jangan salahkan Allah SWT bila Dia mengazab si kapir tadi di akherat!

Dalam firmanNya, orang kapir termasuk orang-orang yang merugi di akherat nanti, mengapa? Karena apa yng mereka sangka telah berbuat baik, di hadapanNya tak punya nilai apa-apa, seperti orang melihat fatamorgana di padang pasir yang tandus, disangka ada air dalam pengelihatannya, ternyata tak ada setetes airpun di sana! Itulah gambaran orang-orang yang tau mau beriman kepada Allah SWT dan tidak mau beriman kepada utusaNya yang terakhir yaitu junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Gimana kalau yang kapir tetap dengan kekapiran? Ya monggo aja, silahkan aja, tapi akibatnya ya tanggung sendiri. Gimana bila yang kapir tetap dengan kesombongannya? Ya monggo aja, silahkan aja, namun saya berlepas diri dari kekapiran dan kesombongannya, dan tolong saksikan bahwa saya telah menyampaikan apa yang saya bisa dan yang saya ketahui, bila benar itu datang dari Allah SWT, bila salah itu datang dari diri saya sendiri dan saya mohon ampun kepadaNya.