Terawih Tengah Malam Di Lapangan Terbuka

Menjelang akhir-akhir ramadhan 1431 H saya menajak pembaca mundur kebalakang sedikit,ke hari pertama di bulan ramadhan malam yang ke dua, loh kenapa hari itu ? Ya, ada pengalaman yang sangat berharga bagi warga Indonesia yang berada di Moskow dalam pelaksanaan terawih kali ini, khususnya yang ikut sholat terawih berjamaah, begini kisahnya.

Semula ini tak direncanakan, karena memang jamaah kalau terawih di kantor, ada dua tempat, pertama di basement pada malam Sabtu dan pada malam Minggu di lantai pertama atau ruang serbaguna KBRI Moskow. Dua hari ini adalah pilihan aman, karena rumah warga ada yang berjauhan dari kantor, kalam malam Sabtu dan malam Minggu esoknya kan libur, jadi pulang agak malam No Problem ! Karena tak takut kesiangan saat kerja nanti, kan besoknya libur.

Mungkin ini pertama kali dalam sejarah ada sekolompok masyarakat kecil yang mengadakan terawih menjelang tengah malam dan dilakukan di lapangan, di taman ! Kalau secara pribadi ini saya alami benar-benar untuk pertama kali selama hidup atau boleh dikatakan seumur hidup baru pertama kali mengalami terawih tengah malam namun dilapangan terbuka. Dan untuk pertama kali pula terawih ditengah malam di lapangan terbuka, dihamparan rumput dan bukan di tanah air, tapi di negara orang, di Rusia, tepatnya di lapangan taman KBRI Moskow.

Kenapa ini bisa terjadi, padahal tak ada sunnah yang mengajarkan kalau sholat terawih dilapangan terbuka di tengah malam, kalau sholat Idul fitri dan Idul Adha memang disunnahkan agar sholat dilapangan terbuka, untuk syiar agama Islam, tapi untuk sholat terawih sya belum pernah membaca sunnahnya yang mengatakan agar sholat terawih di lapangan terbuka di tengah malam ! Loh kok dilakukan, apa pasalnya, apa penyebabnya ?

Ternyata gelombanag panas yang disebabkan hutan di Moskow kebakaran dan asapnya kemana-kemana dan suhu di Moskow meningkat ektrem, hingga rata-rata 35 derajat C, bahkan pernah mencapai 40 derajat C, ini kejadian yang lauar biasa untuk Rusia dan sekitarnya, khususnya Moskow yang sedang dilanda kebakaran beberapa waktu lalu dan efeknya membuat suhu bertambah panas dan udara pengap, apa lagi diruangan yang biasanya tertutup. nah kebetulan jamaah teraweh bagi warga Indonesia yang di Rusia, Moskow, kita menggunakan basemant, lantai dasar, yang kalau musim dingin, dingin banget, nah kalau musim panas, panas banget.

Di musim dingin tak ada masalah, karena ada pemanas ruangan, nah di musim panas jadi problem ! Karena memang tak duga sepanas tahun ini, biasanya panas tahun-tahun sebelumnya normal, jadi jangan heran, kalau kantor semegah ini, tak ada Acnya ! Apa yang terjadi ? ketika di malam kedua jamaah teraweh sudah berdatangan, sajadah sudah di gelar alias sudah siap menyambut jamaah, dan reporter TV One yang kebetulan sedang berada di Moskow untuk meliput kegiatan Ramadhan di Moskow sudah stand by dan sudah mengadakan wawancara kecil-kecilan dengan anak-anak yang gembiranya bukan main, karena akan “masuk” TV !

Nah ditengah situasi yang kepanasan dan sedikit terjadi debat kecil antar pengurus HPII ( Himpunan Pengajian Islam Indonesia ) dengan jamaah, ada usulan agar sholat Isya dan terawihnya dipindah ke atas, ke lapangan Tenis, sebagain jamaaah sudah mengangkut sajadah, sebagian masih pikir-pikir, karena akan kerja dua kali untuk menggelar sejadah, namun akhirnya ada kesapakatan para jemaah semua untuk “migrasi’ pindah sholatnya ke lapangan di atas, karena kasihan jamaah kepanasan dan akan mengganggu ke khusuan sholat, ya sudah,
” Ayo pindah … masing masing membawa sajadah, ayo gotong royong teruatma yang laki-laki,” maka yang laki-laki, baik anak-anak ataupun yang tua semua bahu membahu membawa sajadah gulung yang panjangnya enam meter.

Dengan riang semua jamaah hijrah ke atas, menuju lapangan tenis, namun ketika sudah di atas ada lagi perdebatan,
” wah dilapangan tenis keras, rumputnya tak ada, hanya rumput buatan yang berpasir “, kata sebagain jamaah,
“ Jadi gimana ? ” Jamaah yang lain bertanya,
” Ya sudah kita ke lapangan, ke taman, di sana ada rumputnya, gimana setuju ? Kata pengurus,
” Setuju ” Jawab jamaah, semua setuju,
” Oke, mari kita kelapangan ! “
Maka beberapa sajadah gulung enam meteranpun di gelar di lapangn rumput di taman KBRI Moskow, selasai digelar, masih ada debat kecil lagi,

“ Pakai microphon ? ” Ada yang bertanya, dan jawaban macam macam, ada yang setuju, agar kedengaran oleh jamaah, ada yang tidak setuju, nanti mengganggu tetangga sebelah, yang memang di balik tembok sekeliling kantor ini adalah apartement orang Rusia, kenapa takut menggganggu ? Ya, karena memang sudah menjelang tengah malam, menjelang tiga puluh menit pukul 24.00, itu baru mau isya dan terawih.
Setelah ada acara sambutan, ceramah singkat maka dimulailah sholat isya dan terawih, di bawah langit di hamparan rumput dan diiringi angin yang sepoi-sepoi dan sinar lampu disekeliling taman, jamaah sholat terawih terasa nyaman, tidak kepanasan lagi. Dan sholat terawih di lapangan rumput terbuka berjalan dengan khidmat, yang hebatnya anak-anak jadi bersemangat untuk terawih, walau sering bertanya, berapa rokaat lagi ? Asal di jawab sedikit lagi, wah senang banget.

Sholat terawih dikerjakan delapan rokaat dengan tiga witir. Bayangakan kalau sholatanya pakai yang dua puluh rokaat dengan tiga witir, jangan-jangan yang naik Metro ( kereta bawah tanah ) tak bisa pulang, karena Metro tutup jam satu malam dan buka lagi jam lima pagi. Yang sholat delapan plus tiga saja sudah menjelang setengah satu, loh kalau yang dua puluh plus tiga bisa jam satu malam baru selesai !

Sedangkan sebagian jamaah rumahnya ada yang jauh, melewati tujuh sampai delapan stasiun Metro, yang memakan waktu kurang lebih satu jam sampai stasiun Metronya dan untuk ke apartementnya masih jalan kaki lagi, nah kapan sampainya di apartement ?
Dan baru sampai di apartement untuk istirahat, tapi dua-tiga jam kemudian sudah harus mempersiapkan sahur, nah bayangkan betapa repotnya ramadhan di musim panas, karena waktu malamnya pendek dan siangnya panjang, maka puasanyapun ikut panjang kurang lebih 18 jam ! Namun insya Allah dengan keimanan yang ada di dalam dada puasa tetap dijalankan, bahkan anak-anakpun banyak yang puasa sehari penuh ! Alhamdulillah.

Demikian, kisah terawih di lapangan terbuka di tengah malam di Ibu kota Rusia, Moskow. Kisah yang tak akan pernah terlupakan bagi para jamaah yang ikut, karena memang baru pertama kali terjadi dalam sejarah di Moskow, mungkin juga di dunia, terawih di lapangan rumput, di tengah malam ! Ah ternyata gelompabang panas membawa hikmah sendiri, adanya gelombang panas “memaksa” jamaah untuk terawih di lapangan terbuka, kalau siang mungkin sudah biasa di tanah air, saat sholat IdulFitri dan Idul Adha, tapi ini malam dan di lakukan ditengah malam ! Allahu Akbar.

Insya Allah, pengalaman ini menjadi bekal untuk menambah keimanan bagi jamaah terawih yang ikut dan menambah motivasi ibadah bagi pembaca sekalian, bahwa dimanapun kita berada kita tetap di bumi Allah dan kita tetap wajib bersyukur kepadaNya pada situasi apapun. Dan jangan lupa, ” Dimanapun kita bersujud, itulah masjid kita”. Dan bumi Allah adalah hamparan sajadah yang sangat luas terbentang, dari ujung Barat Maroko sampai ujung Timur Merauke !

Ternyata banyak hikmah yang di dapat saat terawih dilapangan terbuka, antara lain :

Pertama, jamaah menjadi antusias dan bersemangat, terutama anak-anak, karean sebelum sholat mereka bisa berlarian dengan bebas di taman tersebut.

Ke dua, suasana semakin akrab, karena jamaah dapat dengan bebs bergerak dan sambil berbagi cerita sebelum sholat dimulai,karean di taman,jadi lebih santai.

Ke tiga, ada suasana yang lebih “nikmat” karean di uadara yang terbuka angin bebas berhembus menerpa para jamaah, yang tadinya kepanasan di dalam ruangan menjadi sejuk dan nyaman.

Ke empat, lebih merasai kebesaran Allah SWT, karena suasananya benar-benar di alam terbuka, riil, dan merasa betapa Allah begitu besar telah menciptakan alam, kebun , pohon-pohon, rumput dan lain sebagainya.

Ke lima, bisa dijadikan alternatif yang tak kalah pentingnya, saat kepanasan melanda, dan Islam begitu terasa Plexible, tidak kaku dalam mengerjakan ibadah. Karena hamparan bumi adalah sajadah panjang yang telah dihamparkan oleh hamba-hambaNya untuk bersujud kepadaNya.

Sekian,sampai jumpa di lain kisah, terima kasih.