Syukur Tak Berbatas

Alhamdulillah. Rasa syukur terus kami panjatkan saat-saat ini. Rasa terima kasih yang semulanya jarang kami haturkan. Bukan sebab kufur atas segala nikmat-Nya dan bukan juga lupa akan diri. Yang jelas, kalaupun bersyukur, mungkin kadar rasa syukur itu yang kurang berbobot. Hanya sekedar dan tanpa kesungguhan nyata. Rabb, maafkan kami atas segalanya…

Selepas peristiwa keguguran lalu, masih kerap kulihat rasa sesal dan kesedihan mendalam pada isteriku. Rasa kehilangan yang sungguh dapat dimaklumi. Keinginan untuk lekas hamil selepas menikah adalah dambaannya. Dan ketika kita berencana ada rencana lebih agung yang Allah tentukan. Dan ini adalah episode yang tetap harus dijalani.

Membangkitkan kepercayaan diri, memompa optimisme pada dirinya adalah tugas yang tak ringan bagiku. Percaya atas takdir-Nya adalah hal lain yang bukan keraguan bagi kami. Kesadaran atas kehendak-Nya juga adalah kunci kebulatan tekad untuk mengakhiri rasa tak nyaman ini.
Kami yakini semua adalah yang terbaik bagi-Nya, walau belum tentu baik menurut kami.

Menanti kehadiran buah hati adalah dambaan bagi banyak pasangan rumah tangga. Bayangan akan tawa dan tangis kecilnya adalah obat akan kerinduan berhari-hari, berminggu, bahkan berbulan dan bertahun… Manakala bayangan itu pupus sebab kenyataan bahwa kehamilan harus terhenti, sebab kenyataan yang menjadi kodrat-Nya, sekali lagi hanya kepasrahan yang semestinya terhadirkan. Evaluasi dan intropeksi diri untuk temukan berjuta hikmah di balik kejadian itu mestinya juga adalah keharusan. Menjalani hari, merajut asa, dan perkuat munajat adalah ikhtiar yang harus dan mesti. Walau sekali lagi, kadar atau bobot ‘pendekatan’ itu masih belum drastis beranjak.
Rabb, kuatkan serta teguhkan keyakinan hamba atas segala jaminan-Mu. Jaminan keselamatan, perlindungan dan rizki dari-Mu. Jangan biarkan diri ini berputus asa dari Rahmat-Mu.

Berbulan sudah keguguran itu terjadi. Berangsur pulih pula semangat isteriku untuk melupakan ‘mimpi buruk’ yang dialaminya. Meski gejala kehamilan kerap menampakkan tandanya, anugerah itu belum juga nyata adanya. Sampai semuanya terasa berubah bagi kami di awal tahun ini. Kegembiraan dan rasa syukur yang teramat sangat manakala dokter memvonis isteriku telah mengandung dalam usia kehamilan lima minggu. Alhamdulillah. Seakan kami tak percaya mendengar berita gembira itu. Sungguh skenario-Mu adalah sejatinya jalan nyata kehidupan.

Ya Allah, kiranya amanah yang Kau hadirkan ini membuat diri-diri kami makin mendekat dan merapat pada-Mu. Maafkan kami yang selalu menggugat dan tak bersyukur. Beri ampun atas khilaf dan dosa kami. Beri kesehatan dan keselamatan bagi isteriku dan juga janin yang dikandungnya. Jadikan kelak ia anak yang sholeh, taat, berbakti pada-Mu dan juga pada orang tuanya.

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Amin…

~jelang hadirnya buah hati tercinta